Sebuah surat kabar Inggeris mengungkap, kartunis pembuat kartun penistaan terhadap Nabi SAW berniat melego salah satu naskah asli kartun-kartunnya. Hal itu ia lakukan seiring dengan kesulitan hidup yang dialaminya pasca mendapatkan teror pembunuhan.

Surat kabar TIMES, yang terbit di Inggeris menyiratkan, salah satu kartun yang dicetak dengan tinta itu sudah disimpan di dalam brankas salah satu bank. Sementara di saat yang sama, sang kartunis, Kurt Vestrjard yang sudah berusia 72 tahun menghilang dari keramaian karena takut dibunuh oleh apa yang disebut surat kabar itu sebagai kelompok Islam ekstrem.!

Surat kabar itu menyebutkan, kartun itulah yang paling tersohor dari sekian kartun-kartun yang dipublikasikan oleh surat kabar Denmark, Yllandz Boston tiga tahun lalu itu. Dan kartun ini adalah milik Kurt Vestrjard.

Panitia lelang meragukan penawaran barang kontroversial seperti kartun itu untuk dijual akan memiliki manfaat.

Frank Ombril, yang merupakan promotor lelang di Paris menyiratkan, langkah seperti itu amat beresiko bagi publik saat transaksi lelang dilakukan.

Surat kabar Inggeris itu memberikan solusi kepada sang kartunis tersebut di mana itu merupakan salah satu alternatif terbaik baginya, agar menawarkan kartunnya itu di internet.

Sebuah kartun yang masih kalah pamor dengan kartun itu saja sudah laku terjual seharga 1500 poundsterling di internet.

Kurt Vestrjard sendiri telah mendapatkan tawaran pembelian. Pada hari Selasa lalu, ia menerima surat dari seorang narapidana bernama Marten Macknaley yang divonis penjara seumur hidup di Amerika karena kasus penculikan tahun 1972 menyatakan minatnya untuk membeli kartun-kartun tersebut.

Kurt Vestrjard berharap, harga jual kartunnya itu lebih dari 2500 poundsterling sebagaimana penawaran Macknaley. Isterinya juga telah menyarankan agar menjual seluruh kartun tersebut dengan harga 50.000 Poundsterling kepada salah seorang juragan minyak Arab agar nantinya dapat dibakar di kota Mekkah. Syaratnya, separoh dari keuntungannya itu diberikan kepada para kartunis dan sisanya didonasikan kepada umat Islam yang membutuhkan. Demikian seperti yang dikatakan surat kabar.

Kurt Vestrjard nampak tidak menunjukkan rasa penyesalannya sedikit pun, bahkan mengungkap rasa optimisnya bahwa kartun itu dapat menjadi apa yang disebutnya sebagai pembela tradisi demokrasi dan kebebasan berpendapat di Denmark. (ismo/AS)