Ketua Gerakan Ulama Islam Sunni (GUIS), Syaikh Harits adh-Dhari di dalam khutbah Jum’atnya di Masjid Ummul Qura, yang terletak di bagian barat Baghdad mengajak seluruh warga Iraq agar pada hari Sabtu (ini) keluar rumah guna membuat gerakan damai memprotes keberadaan tentara pendudukan.

Adh-Dari menuntut perlunya mengungkapkan hal ini dalam tindakan nyata dan bahwa rakyat Iraq menuntut dengan satu suara dan keluar dari rumah-rumah mereka menuju seluruh kota-kota di Iraq, dari Bashra hingga Dahouk untuk membuat gerakan damai yang menuntut dihentikannya tindakan mempermainkan rakyat Iraq, mengangkat slogan-slogan palsu dan simbol-simbol rasialis dan kesukuan.

Adh-Dhari juga menegaskan bahwa fatwa yang sebelumnya telah dikeluarkan berkenaan dengan ajakan kepada warga Iraq agar bergabung menjadi tentara keamanan yang loyal terhadap tentara pendudukan sama sekali bukan mewakili pendapat GUIS dan itu hanya pendapat pribadi mereka-mereka yang memiliki tujuan tertentu.

Ia juga menjelaskan bahwa sebenarnya lebih dari 10 juta warga Iraq sekarang ini masih menganggur di mana mereka terpaksa di PHK dari pekerjaan karena perusahaan-perusahaan tempat mereka bekerja rata dengan tanah bahkan ada yang lebih dari dua tahun tidak menerima gajinya.

Ia menegaskan saat ini Iraq hanya lah negara pinggiran akibat penjajahan. Iraq tidak lagi bisa menikmati kemerdekaan, kebebasan berpikir, tidak memiliki kekuasaan bahkan peradaban. Di kawasan selatan, kawasan tengah dan di kawasan mana saja, warga Iraq adalah warga pinggiran dan akan tetap begitu selama penjajahan masih ada. Semua problematika dan bencana yang terjadi saat ini juga adalah akibat adanya penjajahan tersebut. Karena itu, paling tidak rakyat Iraq harus menuntut tentara pendudukan angkat kaki dengan segera, minimal diatur jadualnya dan ini adalah selemah-lemah iman.

Ia menegaskan bahwa ketua GUIS mengimbau seluruh kota-kota di Iraq agar keluar rumah untuk mengungkapkan rasa kemarahan mereka terhadap adanya penjajahan dan terhadap siapa saja yang ikut andil di dalam mengundangnya. (istod/AH)