Kepolisian kota Treviso, Italia yang merupakan kota industri di bagian utara melarang sekelompok orang Islam melaksanakan shalat Jum’at di garasi mobil dengan alasan sudah ada keputusan mengenai hal itu dari walikota yang dikenal berafiliasi pada Northern League party Racial.

Sejumlah sumber mengatakan, sesungguhnya pihak pemerintah daerah sejak pagi telah mengepung garasi tersebut dengan mengerahkan aparat kepolisian dalam jumlah besar, termasuk elemen pasukan Rpiniri dan kepolisian pamong praja untuk menghalangi kaum Muslimin agar tidak dapat menuju kota itu.

Kebanyakan kaum Muslimin itu berasal dari kaum imigran yang ingin mengadakan shalat jum’at di garasi itu, setelah beberapa minggu lalu mereka juga dilarang melaksanakannya di sekitar satu-satunya mushalla kecil di kota itu.

Ratusan jemaah shalat, yang mayoritas mereka adalah komunitas etnis Maroko yang dilahirkan di Italia datang kembali ke tempat itu setelah sebelumnya berusaha sampai ke tempat itu. Kali ini dengan membawa bendera-bendera Italia ditemani sebagian aktifis politik untuk melaksanakan shalat di garasi San Liberaly.

Kepolisian pamong praja turun tangan beberapa menit dari dimulainya syiar shalat untuk membubarkannya. Mereka langsung mencatat identitas jemaah shalat untuk diinterogasi nantinya secara administratif dengan alasan melanggar keputusan walikota. Sebelumnya, mereka telah menjatuhkan sanksi denda kepada sejumlah jemaah shalat pada hari Jum’at yang lalu, karena mereka menggelar tempat di pinggir jalan di sekitar gudang kecil yang digunakan kaum imigran sebagai tempat shalat. Tidak sebatas itu, kepolisian itu juga menyita hamparan yang digelar jemaah dengan alasan mengganggu tanah umum. Hal itu menyebabkan sebagian mereka terpaksa hsalat di atas tanah.

Kepolisian pamong praja juga menyebutkan, pihaknya telah mengeluarkan empat surat panggilan kepada sejumlah jemaah shalat yang pada minggu lalu telah ditahan agar membayar denda administratif yang jumlahnya lebih dari 1000 euro. (almkhtsr/AS)