I. PENGANTAR
Nama Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah nama yang cukup dikenal di telinga meskipun tidak semua orang yang mendengar memahaminya, dan yang memahami tidak jarang memahaminya secara keliru di mana nama Ahlus Sunnah wal Jamaah yang mulia ini diperuntukkan kepada orang-orang yang ucapan dan perbuatannya tidak mencerminkan sunnah dan jamaah. Di sisi yang lain karena nama Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah nama yang mulia maka tidak sedikit kelompok dan aliran yang mengklaim diri sebagai Ahlus Sunnah wal Jamaah meskipun hal itu hanya sebatas klaim karena tidak dibuktikan secara nyata dalam ucapan dan perbuatan. Lebih ironis lagi gelar Ahlus Sunnah wal Jamaah juga diklaim oleh orang-orang yang alergi bahkan mengecam sunnah Rasulullah saw dan berpolah membuat perpecahan di tubuh umat, walaupun begitu tanpa rasa malu dia tetap berteriak dan memproklamirkan diri sebagai Ahlus Sunnah wal Jamaah. Lumrah jika keluhuran dan kemuliaan diklaim banyak orang termasuk orang-orang rendahan.

II. PENGERTIAN AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Sebelum mengenal siapa itu Ahlus Sunnah wal Jamaah maka kita perlu mengurai kata demi kata yang tercantum dalam Ahlus Sunnah wal Jamaah. Kata ‘ahlu atau ahli’ berarti keluarga, pemilik dan pihak yang berhak atas sesuatu.
Sementara ‘sunnah’ berarti jalan hidup baik maupun buruk. Dan yang dimaksud dengan sunnah di sini adalah sunnah Rasul saw yakni jalan hidup yang dilalui oleh Rasul dan petunjuk yang beliau gariskan bagi umatnya. Jadi sunnah di sini adalah agama itu sendiri sesuai dengan petunjuk Rasulullah saw.
Sedangkan ‘jamaah’ adalah ijtima’ yakni persatuan, persatuan di atas kebenaran, dan yang dimaksud dengan jamaah di sini jamaah sahabat, tabiin, tabiut tabiin dan orang-orang yang mengikuti jalan mereka dengan baik sampai Hari Kiamat, di mana mereka itu bersatu di atas sunnah Rasulullah saw.
Jadi ahlus sunnah disebut ahlus sunnah karena mereka menyintai dan mengamalkan sunnah Rasul dan disebut jamaah karena mereka bersatu di atas kebenaran yang mana pelopornya adalah generasi terbaik umat ini hasil tempaan Rasulullah saw.
Jadi Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah orang-orang yang berpegang teguh kepada sunnah rasul dan mengamalkannya dengan merujuk kepada pemahaman sahabat, tabiin dan tabiut tabiin.
Dari sini maka masih beranikah orang-orang yang membenci sunnah dan memecah belah umat dengan tidak bermakmum kepada kebenaran mengklaim diri sebagai Ahlus Sunnah wal Jamaah?

قُلْ هَاتُوْا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ .

“Katakanlah hadirkanlah buktimu jika kamu adalah orang-orang yang benar.” (Al-Baqarah: 111).

III. PENDIRI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Ahlus Sunnah wal Jamaah merupakan manhaj atau garis hidup beragama yang benar karena garis-garis tersebut telah diletakkan oleh Rasulullah saw maka tidak salah jika dikatakan bahwa Ahlus Sunnah wal Jamaah berdiri di tangan Rasulullah saw karena beliau yang meletakkan garis-garis dan prinsip pokok Ahlus Sunnah wal Jamaah, oleh karena itu nama Ahlus Sunnah wal Jamaah bukan barang baru dalam perhelatan pemikiran beragama kaum muslimin, hal ini bisa kita baca dari ucapan Ibnu Abbas ketika dia menafsirkan firman Allah,

يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ ، فَأَمَّا الَّذِيْنَ اسْوَدَّتْ وُجُوْهُهُمْ أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيْمَانِكُمْ فَذُوقُوْا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ .

“Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan), ‘Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.” (Ali Imran: 106).
Dalam tafsir Ibnu Katsir Ibnu Abbas berkata tentang ayat ini, “Yakni pada Hari Kiamat, ketika wajah Ahlus Sunnah wal Jamaah bersinar putih dan wajah ahli bid’ah dan perpecahan hitam legam.”

IV. NAMA LAIN AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Ahlus Sunnah wal Jamaah dikenal pula dengan nama-nama: al-Firqah an-Najiyah, ath-Thaifah al-Manshurah, Ahli Hadits, Ahli Atsar, Salaf Shalih.

A. Al-Firqah an-Najiyah (golongan yang selamat).
Nama ini diambil dari sabda Nabi saw ketika beliau memberitakan bahwa umat terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan semuanya di neraka kecuali satu, beliau menjelaskan bahwa mereka adalah orang-orang yang berjalan di atas jalannya dan jalan para sahabatnya. (HR. At-Tirmidzi).

B. At-Thaifah al-Manshurah (kelompok yang diberi pertolongan).
Nama ini diambil dari sabda Nabi saw, “Akan senantiasa ada dari umatku sekelompok orang yang membela kebenaran dan mendapatkan pertolongan dari Allah, mereka tidak tergoyahkan oleh orang-orang yang mencelakakn mereka sampai datang keputusan Allah.” (HR. Abu Dawud).

C. Ahli (ashab) hadits.
Ahlus Sunnah wal Jamaah dikenal dengan ashabul hadits. Karena hadits adalah kesibukan utama mereka, mereka mempelajarinya dan mengamalkannya, mereka tidak mendahulukan apapun di atas hadits Nabi saw, tidak ucapan imam, tidak kasyaf, tidak mimpi, tidak perasaan atau lainnya, lebih-lebih menolak hadits yang shahih dari Rasulullah saw.

D. Ahli atsar.
Karena Ahlus Sunnah wal Jamaah mengikuti atsar dari sahabat dalam kondisi ketika mereka tidak mendapatkan hadits tertentu dari Rasulullah saw dalam masalah tertentu. Bagaimana pun mengikuti atsar sahabat lebih baik dan lebih mendekati kebenaran karena sahabat lebih mengerti sunnah Rasul daripada orang-orang yang hadir setelah mereka.

E. Salaf shalih.
Salaf artinya pendahulu. Shalih adalah baik dan pendahulu yang baik bagi umat ini tidak lain adalah para sahabat, tabiin dan tabiut tabiin. Mereka itulah salaf shalih. Ahlus Sunnah wal Jamaah terkadang dikenal dengan salaf shalih karena mereka meyakini bahwa salaf shalih merupakan generasi yang harus diteladani, pemahaman agama mereka harus diletakkan di depan mata untuk didahulukan di atas pemahaman siapa pun.

(Rujukan al-Aqidah al-Washithiyah Ibnu Taimiyah dengan Syarah Ibnu Utsamin, Jalan Golongan Yang Selamat Ibnu Jamil Zainu, Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah, Yazid Jawas).