Allah Subhaanahu Wata’aala telah melengkapi bani Adam dengan mulut yang dipasang pada tempat yang paling sesuai dan pantas. Lalu memfungsikannya untuk beberapa kegunaan, menciptakan alat perasa dan alat berbicara, alat pengunyah dan alat pemutus. Kalau direnungi pasti membuat takjub. Allah Subhaanahu Wata’aala menciptakan lidah yang merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah Subhaanahu Wata’aala, salah satu bukti kemahabesaranNya, dan menjadikannya sebagai penerjemah bagi anggota tubuh lainnya. Sebagai alat penjelas dan pengungkap apa yang dikehendaki tubuh.

Sebagaimana halnya telinga dijadikan sebagai utusan yang menyampaikan perkara-perkara kepadanya. Telinga adalah alat penyampai berita kepadanya. Sementara lisan adalah alat untuk mengungkapakan apa yang diinginkannya. Maka berdasarkan hikmah Allah, alat pengungkap ini diciptakan olehNya dalam kondisi tersembunyi dan terpelihara, tidak tampak seperti kedua telinga, mata dan hidung. Sebab alat-alat tersebut berfungsi menyampaikan hal-hal dari luar kepadanya, maka perlu ditampakkan.

Sementara lidah berfungsi sebaliknya, yakni menyampaikan apa yang ada dalam dirinya ke luar, maka perlu disembunyikan dan dipelihara. Sebab tidak ada faedah menampakkannya karena alat yang satu ini tidak butuh mengambil sesuatu dari luar untuk disampaikan ke dalam hati. Dan juga karena lidah merupakan anggota tubuh yang paling mulia setelah hati, kedudukannya ibarat penerjemah dan juru bicara, maka dibuatlah kemah yang menutupinya. Kedudukan lidah dalam kemah tertutup itu ibarat kedudukan hati dalam dada. Dan juga lidah merupakan anggota tubuh yang paling lunak, lembut dan senantiasa basah. Lidah tidak bisa berfungsi jika tidak diselimuti cairan ludah. Jika ditampakkan di luar maka akan terkena panas dan cepat mengering. Akibatnya lidah tidak bisa berfungsi dengan baik. Dan masih banyak lagi hikmah di balik itu.

Kemudian Allah Subhaanahu Wata’aala menghiasi mulut dengan untaian gigi yang akan memperindah mulut. Dengan gigi itu manusia mengunyah makanannya yang merupakan penopang tubuhnya. Kemudian fungsi gigi ini bermacam-macam, ada yang berfungsi untuk mengunyah dan ada untuk memutus. Gigi untuk memutus (gigi taring) dibuat kokoh akarnya dan tajam permukaannya.

Lalu Allah Subhaanahu Wata’aala memberinya warna putih kemudian menyusunnyasejajar dan rata permukaannya seolah-olah untaian permata putih yang tersusun rapi, bersih dan cantik. Kemudian Allah Subhaanahu Wata’aala menciptakan dua buah pagar untuk sebuah hikmah dan beberapa kegunaan, dua pagar itu adalah sepasang bibir, yaitu bibir atas dan bibir bawah. Allah Subhaanahu Wata’aala menciptakanya dalam bentuk yang sangat bagus, warna yang sangat menarik dan letak yang sangat pas. Allah Subhaanahu Wata’aala menjadikannya sebagai penyempurna tempat keluarnya kata-kata dan sebagai ujungnya. Sebagaimana Allah Subhaanahu Wata’aala menjadikan tenggorokan sebelah dalam sebagai pangkalnya. Sementara lidah dan anggota-anggota di sekitarnya sebagai bagian tengahnya.

Oleh sebab itu, yang paling banyak bekerja adalah bagian tengah. Dan untuk sebuah hikmah Allah Subhaanahu Wata’aala menciptakan dua bibir seratus persen dari daging murni, tidak ada tulang dan urat di dalamnya. Agar mudah digunakan untuk minum, mudah dibuka dan ditutup. Dan Allah Subhaanahu Wata’aala mengkhususkan bibir dan mulut bagian bawah yang bergerak, karena letaknya yang di bawah dan mudah digerakan lebih baik untuk fungsi tersebut. Dan juga mulut bagian atas mencakup bagian tubuh yang terhormat maka tidaklah perlu banyak digerakkan.

(Keajaiban-keajaiban Makhluk Dalam Pandangan al-Imam Ibnul Qayyim, Pustaka Darul Haq)