Sebab Turunnya

Tercantum di dalam shahih al-Bukhari, bahwa pada suatu hari Rasulullah SAW keluar rumah dan naik ke Shafa, yaitu bukit yang sekarang sebagiannya masuk di dalam masjidil Haram. Di sana, beliau meyeru kaumnya Quraisy, dan mereka pun berkumpul mendatangi beliau sampai-sampai orang yang karena suatu hal tidak dapat keluar rumah, mengirim utusan untuk mengetahui ada berita apa. Beliau lalu berkata, “Bagaimana pendapat kalian kalau aku beritahukan bahwa musuh akan datang kepada kalian pada pagi hari atau sore hari, apakah kalian percaya kepadaku.?” Mereka menjawab, “Ya, kami tidak pernah mengetahui kamu berbohong.” Pada saat itulah Rasulullah berkata, “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan bagi kalian sebelum menghadapi adzab yang keras.” Lalu Abu Lahab menjawab, “Celakalah kamu! Untuk inikah kamu kumpulkan kami.?” Maka Allah SWT menurunkan surat ini,

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَّتَبَّ (1) مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ (2) سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ (3) وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ اْلحَطَبِ (4) فِي جِيْدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ (5)

Ringkasan Tafsir

1. Abu Lahab adalah paman nabi Muhammad SAW. Dia sangat memusuhi dan menyakiti nabi. Jadi, dia tidak punya moral dan tidak pula punya jiwa melindungi terhadap kerabatnya, maka Allah SWT mencelanya dengan celaan yang keras ini, yang merupakan kehinaan baginya sampai hari kiamat. Dia SWT berfirman, ‘Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan celakalah dia, dia tidak akan beruntung.’

2. Kemudian Allah SWT memberitahukan bahwa harta dan anaknya tidak akan dapat menolak siksa Allah ketika siksa itu datang kepadanya.

3. Dan dia akan masuk ke dalam neraka yang bergejolak, yang akan membakar dan mengepungnya dari semua arah.

4. Dia dan isterinya yang juga sangat memusuhi Rasulullah SAW dan saling tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Perempuan itu memasang kayu berduri di jalan yang dilalui Rasulullah SAW, dan berusaha sekuat tenaga untuk memusuhi beliau. Dengan begitu, berarti dia mengumpulkan kayu bakar.

5. Dan Allah SWT telah menyiapkan baginya di lehernya tali dari sabut yang keras dan kasar di neraka jahannam. Tali itu bagaikan kalung yang digantungkan di lehernya sebagai balasan atas apa yang dia lakukan terhadap Rasulullah SAW di dunia.

(SUMBER: at-Tafsir al-Yasir: Suuratu al-Faatihah Wa Juz ‘Amma, karya Yusuf bin Muhammad al-Owaid, hal.131-132)