Hati merupakan penguasa yang mengatur seluruh anggota tubuh dan yang melayaninya. Posisinya tepat berada di tengah. Hati merupakan anggota tubuh yang paling mulia. Kehidupan manusia hanya dapat berjalan baik dengannya. Hati merupakan sumber kehidupan ruhani dan gejolak jiwa. Hati juga merupakan pusat akal, ilmu, keteguhan, keberanian, kemuliaan, kesabaran, ketabahan, cinta, keinginan, ridha, kemarahan dan seluruh sifat-sifat yang sempurna lainnya. Semua anggota tubuh yang lahir maupun yang batin berikut kekuatannya merupakan salah satu pasukannya. Mata adalah penuntun dan pemandunya. Dengan mata, ia dapat menyingkap apa yang dilihatnya. Jika ia melihat sesuatu, maka hati akan menggerakkan tubuh kepadanya. Karena demikian erat hubungan antara mata dan hati, maka apabila ada sesuatu yang tertanam dalam hati akan tampak pada mata. Mata merupakan cermin yang menerjemahkan apa yang ada dalam hati, sebagaimana lidah merupakan penerjemah yang mengungkapkan apa yang didengar oleh telinga.

Allah sering menyebut ketiga perkara tersebut dalam kitab-Nya. Allah Subhaanahu Wata’aala berfirman :

وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (al-Isra’ : 36)

Allah juga berfirman :

وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا وَأَفْئِدَة

“dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati.” (al-Ahqaf : 26)

Allah juga berfirman :

صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لا يَرْجِعُون

“Mereka tuli, bisu dan buta. Maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).” (al-Baqarah : 18)

Demikian pula Allah menggabungkan antara hati dan penglihatan :

وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُم

“Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka.” (al-An’am : 110)

Allah juga berfirman tentang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى

“Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.” (an-Najm : 11)

Kemudian Allah berfirman :

مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى

“Penglihatan (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.” (an-Najm : 17)

Demikian pula telinga, berfungsi sebagai utusan yang menyampaikan berita ke hati. Lidah sebagai penerjemahnya. Jadi, seluruh anggota tubuh merupakan khadim (pembantu) dan pasukan bagi hati. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

ألا وإن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله وإذا فسدت فسد الجسد كله ألا وهي القلب

“Ketahuilah bahwa di dalam jasad ada sekerat daging. Jika sekerat daging itu baik, maka akan baik pula seluruh tubuh. Jika sekerat daging itu rusak, maka akan rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa sekerat daging itu adalah hati!” (HR Bukhari dan Muslim)

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata : “Hati adalah raja, sementara anggota tubuh lainnya adalah tentaranya. Jika raja itu baik, maka akan baik tentaranya. Jika buruk, maka akan buruk pula tentaranya. Lalu Allah menciptakan paru-paru sebagai alat pendinginnya. Sebab hati adalah anggota tubuh yang paling panas, bahkan ia merupakan sumber panas.”

(Sumber : Keajaiban-keajaiban Makhluk dalam Pandangan al-Imam Ibnul Qayyim, Pustaka Darul Haq)