Mulut

Salah satu bagian tubuh yang perlu diperhatikan kebersihannya oleh suami istri adalah mulut, hal ini karena mulut merupakan satu-satunya jalan masuk bagi makanan ke dalam tubuh, karena ia adalah jalan maka secara otomatis terdapat sisa-sia makanan yang tertinggal di sana yang apabila dibiarkan akan menjadi sarang berkembangnya bibit penyakit, di samping menumpuknya sisa makanan bisa merusak gusi dan gigi. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah aroma yang keluar dari mulut menjadi tidak sedap, membuat lawan bicara terganggu, bukankah lawan bicara terdekat kita adalah suami atau istri kita?

Tidak sampai di sini, membiarkan dan menelantarkan kebersihan mulut bisa menjadi pemicu ketidakmesraan suami istri, mengapa? Karena seperti yang telah diketahui bersama bahwa salah satu sarana kemesraan suami istri adalah kedekatan fisik yang salah satunya adalah ciuman, dan ciuman terbaik dan terkasih antara suami istri adalah ciuman bibir, kalau mencium pipi dan kening maka itu untuk anak-anak atau orang lain, untuk istri atau suami adalah yang spesial yaitu bibir. Sekarang Anda bayangkan bagaimana perasaan Anda pada saat hendak mencium istri atau suami di bibirnya, tiba-tiba yang tercium oleh Anda adalah bau naga alias bau mulut yang terkenal sebagai salah satu bau yang tidak sedap? Mau? Terserah Anda, akan tetapi penulis yakin siapa pun tidak menyukai bau yang tidak sedap. Jika Anda tidak menginginkan hal ini untuk diri Anda, tentunya tidak adil kalau Anda menginginkannya untuk pasangan Anda.

Terkait dengan kebersihan mulut demi menjaga baunya agar senantiasa netral maka penulis menyarankan jika Anda adalah suami perokok maka segera hentikan, karena kasihan istri Anda, pada saat Anda menyorongkan bibir ke bibirnya, itulah saat-saat yang sangat menyiksanya tetapi dia tidak berani menolak, hendaknya suami perokok menyadari, kalau istri bisa memilih antara perokok dengan bukan perokok pasti dia akan memilih yang kedua, sebab dia bisa menikmati, tanpa takut bau rokok yang busuk itu, ciuman mesra dari suami.

Dari sini Rasulullah saw mengajak umatnya membersihkan mulut dengan alat yang ada pada masa beliau bahkan tetap yang terbaik sampai saat ini yaitu siwak setiap saat, beliau menyatakan bahwa di samping bersiwak itu mendatangkan ridha ar-Rabb, ia juga menyucikan mulut.

عن عائشة رضي الله عنها أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ للْفَمِ ، مَرْضَاةٌ للِرَّبِّ

Dari Aisyah bahwa Nabi saw bersabda, “Siwak itu menyucikan mulut, mendatangkan ridha Rabbi.” (HR. an-Nasa`i, Ibnu Khuzaemah, Ibnu Hibban dan al-Bukhari secara muallaq, dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib nomor 209).

Beliau juga menegaskan pentingnya bersiwak pada kondisi-kondisi tertentu seperti pada saat berwudhu, pada saat hendak shalat, pada saat membaca al-Qur`an dan pada saat bangun malam. (Pembaca bisa merujuk link fikih dalam situs ini, penulis telah menjelaskan masalah ini di sana).

Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Hudzaefah berkata, “Apabila Nabi saw bangun malam beliau membersihkan mulutnya dengan siwak.”

Dari kebiasaan Nabi saw yang bersiwak setiap bangun malam para fuqaha menyatakan bahwa siwak ditekankan pada saat bau mulut berubah di mana salah satu sebab perubahannya adalah tidur. Dan perubahan bau mulut tidak hanya karena tidur, bisa karena makan sesuatu yang memang berbau, bisa karena diam yang lama, bisa karena minum sesuatu, atau hal-hal lain, dalam kondisi-kondisi inilah siwak ditekankan.

Sebagai suami muslim atau istri muslimah, jika Anda menjaga kebersihan mulut dengan bersiwak atau menggosok gigi, di samping Anda mendapatkan manfaat kesehatan, Anda juga mendapatkan manfaat ibadah, dan terkait dengan hubungan Anda dengan pasangan, Anda bisa menikmati salah satu kenikmatan halal rumah tangga yaitu ciuman bibir suami atau istri tanpa risih dan terganggu oleh bau “harum” dari pasangan. Pastikan Anda melakukannya.

Hidung

Salah satu bagian tubuh yang layak diberi perhatian terhadap kebersihannya adalah hidung, karena ia merupakan saluran nafas dan kita semua telah mengetahui bahwa tidak semua udara yang kita hirup melalui hidung bersih, ada udara-udara kotor yang mau tidak mau kita menghirupnya, kecuali jika kita mau tidak bernafas, khususnya bagi Anda yang tinggal di kota-kota besar di mana udaranya sudah tercemar oleh berbagai limbah dan Anda tidak mungkin istirahat bernafas.

Udara yang kita hirup, yang tidak steril dari pencemaran ini meninggalkan endapan-endapan dalam lorong hidung yang akan menimbulkan masalah atau penyakit di kemudian hari jika tidak dibersihkan. Di sinilah kita sebagai muslim patut berbangga kepada Islam karena ia telah mensyariatkan istinsyaq, menghirup air ke hidung untuk membersihkannya, pada saat-saat tertentu, misalnya pada saat berwudhu atau pada saat bangun tidur.

عن أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبي صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قال : مَنْ تَوَضَّأَ فَلْيَسْتَنْثِرْ.

Dari Abu Hurairah dari Nabi saw bersabda, “Barangsiapa siapa berwudhu maka hendaknya dia beristintsar.” (HR. al-Bukhari).

عن أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أنَّ النَّبي صلى الله عليه وسلم قال : إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ مَنَامِيْهِ فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَبِيْتُ عَلىَ خَيَاشِيمِهِ .

Dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw bersabda, “Jika salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya maka hendaknya dia beristintsar tiga kali karena setan bermalam dalam lorong hidungnya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
(Izzudin Karimi)