Coba perhatikan, bagaimana Allah menciptakan alat kelamin pria dan wanita yang sesuai dengan hikmah penciptaannya. Allah menciptakan alat kelamin pria menonjol dan menjulur hingga dapat menyampaikan mani ke lubang rahim. Mirip seperti seseorang yang memberi suatu benda kepada orang lain, ia pasti menjulurkan tangan kepadanya agar orang lain tersebut dapat menerima benda itu darinya. Kaum pria harus menumpahkan maninya ke dalam lubang rahim. Adapun wanita, alat kelaminnya diciptakan laksana mangkuk yang berongga, karena wanita harus menerima mani lelaki dan menampung serta menyimpannya, maka kaum wanita diberikan alat kelamin yang sesuai dengan tugas itu.

Berhubung mani laki-laki harus mengalir dari bagian-bagian tubuh dalam bentuk cairan yang halus dan lemah yang tidak bakal mampu memproduksi keturunan dengan sendirinya, maka kaum lelaki dilengkapi dengan dua buah pelir dan kantung tempat memasaknya. Di situ mani akan dimasak hingga matang, sehingga mampu mengawali proses penciptaan seorang anak manusia. Sementara kaum hawa tidak butuh hal itu, sebab kehalusan cairan maninya dan kelembutannya jika bertemu dengan kerasnya mani lelaki maka secara otomatis mani wanita akan menguat dan kokoh. Sekiranya kedua mani tersebut lembut dan lemah, tentu tidak bisa mengawali proses penciptaan anak manusia.

Allah mengkhususkan kaum pria dengan alat untuk mematangkan dan memasak mani. Kaum lelaki suhu panasnya sangat kuat, sementara kaum wanita itu dingin. Sekiranya alat tersebut diberikan kepada kaum wanita tentu tidak akan mampu mematangkan mani lelaki dan memasaknya. Dan juga mani wanita tidak perlu keluar dari tempatnya. Namun dibiarkan diantara tulang dada sampai alat kemaluannya. Oleh karena itu, wanita merupakan objek dalam aktifitas seksual maka dilengkapi dengan alat seksual yang sesuai dengan posisinya. Sekiranya diberikan kepada mereka alat seksual pria, tentu mereka tidak akan merasakan kelezatan dan kenikmatan. Niscaya alat tersebut tidak akan berfungsi dan tidak bermanfaat. Maka merupakan hikmah yang sangat dalam adalah masing-masing jenis diberi alat yang sesuai dengan posisinya.

(Keajaiban-keajaiban Makhluk dalam Pandangan al-Imam Ibnul Qayyim, Pustaka Darul Haq)