Jual beli semestinya mendatangkan keuntungan, penjual dan pembeli sama-sama berharap demikian, wajar karena memang itulah maksud dasar dari akad jual beli, semakin besar keuntungan, semakin menggiurkan, namun hal ini sulit terwujud, kalau pun terwujud maka ia terbatas, karena pihak yang berakad dengannya pun menginginkan hal yang sama, jika dia memberikan keuntungan besar maka ada kemungkinan dia merugi atau dia hanya mendapatkan keuntungan kecil.

Namun ada satu jual beli yang selalu meraup keuntungan, tidak sebatas keuntungan, namun keuntungan yang melimpah dan berlipat ganda, keuntungan yang lebih baik, lebih mulia dan lebih langgeng, jual beli itu adalah jual beli dengan Allah. Mau tahu berapa keuntungannya? Silakan baca firmanNya, “Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang menunbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan pahala bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha luas karuniaNya lagi Maha mengetahui.” (Al-Baqarah: 261).

FirmanNya dalam ayat yang lain, “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), niscaya Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.” (Al-Baqarah: 245). Maka seorang pedagang sejati adalah pedagang yang berani berjual beli dengan Allah, karena keuntungan yang akan dia raup berlipat ganda. Inilah yang dipahami oleh generasi mulia seperti yang tercatat dalam sejarah cemerlang mereka.

Dari Ibnu Abbas semoga Allah meridhai keduanya berkata, pada zaman Abu Bakar terjadi kekeringan yang panjang, orang-orang hidup dalam kesulitan karenanya, maka Abu Bakar sebagai khalifah berkata kepada mereka, “Insya Allah, kalian tidak mendapatkan hari esok kecuali kemudahan dari Allah telah datang kepada kalian.” Esok hari kafilah dagang milik Usman datang, maka para pedagang Madinah datang kepada Usman, Usman menyambut mereka dengan memakai jubah yang ujungnya diselang-seling di atas pundaknya, para pedagang itu menawar kafilah Usman.

Usman bertanya kepada mereka, “Berapa keuntungan yang akan kalian berikan kepadaku?” Mereka menjawab, “Setiap sepuluh dengan dua belas.” Usman berkata, “Ada yang berani lebih.” Mereka berkata, “Sepuluh lima belas.” Usman berkata, “Ada yang berani lebih.” Mereka bertanya, “Siapa yang berani lebih sementara kami ini adalah para pedadang di Madinah ini?” Usman menjawab, “Allah, Dia memberiku lebih, Dia memberiku sepuluh dari setiap dirham, adakah kalian berani lebih dari itu?” Maka para pedagang itu meninggalkan Usman yang berseru, “Ya Allah, sesungguhnya aku telah menjadikannya sebagai sedekah bagi fakir miskin Madinah secara cuma-cuma dan tanpa perhitungan.”

Shuhaib bin Sinan ar-Rumi berhijrah kepada Nabi saw, dia dikejar oleh beberapa orang Quraisy, dia turun dari tunggangannya dan mencabut anak panah dari tempatnya, kemudian dia berkata, “Kalian tahu bahwa aku adalah salah satu pemanah terbaik di antara kalian, demi Allah kalian tidak akan sampai kepadaku sampai seluruh anak panah yang ada padaku habis setelah itu aku akan berperang dengan pedangku selama ia masih ada di tanganku, kemudian lakukanlah sesuka kalian, kalau kalian mau maka aku akan tunjukkan hartaku di Makkah dan biarkanlah aku pergi.” Mereka berkata, “Ya.”

Ketika dia tiba kepada Nabi saw di Madinah, beliau bersabda, “Jual beli menguntungkan wahai Abu Yahya, jual beli menguntungkan wahai Abu Yahya.”

Umar bin al-Khatthab semoga Allah meridhainya berkata, Rasulullah saw memerintahkan kami bersedekah, pada sat itu ada mempunyai harta, maka aku berkata, “Hari ini aku akan mendahului Abu Bakar –Karena aku memang tidak pernah mendahuluinya- “ Maka aku datang membawa setengah dari hartaku, Rasulullah saw bertanya kepadaku, “Apa yang kamu sisakan untuk keluargamu?” Aku menjawab, “Sepertinya.” Umar berkata, Abu Bakar datang membawa seluruh hartanya, Rasulullah saw bersabda kepadanya, “Apa yang kamu sisakan untuk keluargamu?” Abu Bakar menjawab, “Aku menyisakan untuk mereka Allah dan rasulNya.” Umar berkata, “Aku tidak akan bisa mengalahkanmu dalam segala hal selamanya.”

Inilah jual beli yang menguntungkan yaitu jual beli dengan Allah, ada yang berminat? Semoga. (Izzudin Karimi)