> Saat ini masih banyak dhuafa (fakir & miskin) mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat/Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) menyatakan fakta bahwa jumlah penduduk miskin pada tahun 2009 diperkirakan mencapai 33,71 jiwa atau 14,87 %”. (Sumber : TKPKRI 16/2/09). Angka kemiskinan ini punya potensi meningkat jumlahnya karena di antara mereka tak sedikit pula yang sulit dalam mencari pekerjaan karena tingkat pendidikan yang rendah dan sentra-sentra industri yang jumlahnya terbatas.

Keadaan tersebut semakin diperparah dengan kurangnya perhatian dan kepedulian masyarakat terhadap kaum dhuafa yang menjadikan mereka (dhuafa) pada posisi terpinggirkan. Kalaupun ada, wujud kepedulian itu sebagian besar hanya berupa bantuan untuk pemenuhan kebutuhan konsumtif sesaat. Jarang sekali yang menyentuh akar permasalahan sebenarnya yaitu dengan menggali potensi sumber daya manusia dan lingkungan.

Berkaca pada keadaan di atas, Yayasan Al-Sofwa memandang bahwa penggalian sumber daya manusia dan lingkungan adalah salah satu solusi untuk menurunkan angka kemiskinan dan tingkat ketergantungan dhuafa sekaligus secara bersamaan mendorong kemandirian dhuafa.

Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam, bahwa tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah :

“Hendaknya salah seorang dari kalian mengambil talinya, kemudian dia datang dengan seikat kayu bakar diatas punggungnya, lalu menjualnya sehingga Allah mencukupkan kebutuhannya dengan itu. Hal itu lebih baik daripada dia meminta-minta pada orang lain, baik diberi ataupun tidak diberi”. (H.R Al-Bukhari)

Solusi ini diwujudkan dalam bentuk Program Dhuafa Mandiri yang saat ini menginjak pada program tahap ke-2 yaitu Program Dhuafa Mandiri Tahap II Periode Juli 2009 – Juni 2010.

Tujuan Program

1) Mewujudkan perubahan kesejahteraan hidup kearah yang lebih baik

2) Mewujudkan pola hidup mandiri berlandaskan ekonomi kerakyatan.

3) Mewujudkan perubahan pola berfikir yang lebih maju dan mandiri

4) Melahirkan usahawan yang berpegang kepada prinsip syariat Islam.

5) Meningkatkan pendapatan keluarga fakir & miskin.

6) Menciptakan peluang kerja bagi masyarakat dhufa dan marginal.

Sasaran Program

Dhuafa; fakir dan miskin.

Jangkauan Program

Pelaksanaan Program Dhuafa Mandiri Tahap II diutamakan di wilayah Jabodetabek.

Anggaran Program Dhuafa Mandiri Tahap II

Program yang diluncurkan ini merupakan kelanjutan dari program serupa pada tahun 2008/2009. Pada prieode tahun tersebut sebanyak 18 dhuafa mendapatkan bantuan untuk menjalankan unit usaha mikro kecil (UMK). Untuk tahun ini periode Juli 2009 – Juni 2010 , direncanakan 100 unit UMK dengan anggaran sebesar Rp. 225.000.000,- (dua ratus dua puluh lima juta rupiah). Nilai ini dengan asumsi 1 orang dhuafa diberikan bantuan modal usaha Rp. 2.250.000,- (dua juta dua ratus lima puluh ribu rupiah).

Penutup

Berkaca pada keadaan di atas, Yayasan Al-Sofwa mengajak siapa saja dari kaum muslimin untuk bergabung dalam Program Dhuafa Mandiri dengan menyisihkan sebagian rizkinya untuk mereka yang akan bangkit meraih kemandirian.

Kami menyadari bahwa kegiatan ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa peran serta dan dukungan semua pihak. Oleh karena itu, partisipasi dan dukungan semua pihak senantiasa kami harapkan.

Demikianlah “Program Dhuafa Mandiri” ini kami buat sebagai salah satu bentuk apresiasi kepedulian terhadap sesama dalam rangka meningkatkan harkat & martabat kaum dhuafa dan menjadi manusia yang bermanfaat bagi sekitarnya. Atas perhatian dan kerjasama yang diberikan, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga Alloh subhanahu wata’ala membalas dengan balasan yang berlipat ganda. Amin.

SEBAGIAN DHUAFA YANG TELAH MENDAPATKAN MODAL

; JAKARTA, Siwakz , Hari itu 10 Maret 2009 Risman benar-benar senang. Bagaimana tidak? Pada hari itu ia adalah pengusaha warung makan dan bukan lagi pengangguran yang tidak memiliki pekerjaan.

Sebelumnya Risman memang pernah memiliki usaha warung makan namun karena ia harus menanggung biaya perawatan kakak kandungnya di rumah sakit maka seluruh hasil usaha dan modal yang telah ia kumpulkan itu lambat laun habis.

Praktis setelahnya Risman menjadi pengangguran yang harus menanggung tidak hanya hidupnya sendiri namun juga keluarga kakaknya yang selama ini bergantung kepada usaha warung makan miliknya.

Setelah mendengar keluhan Risman dan keluarga serta keterangan dari para tetangga di lingkungan keluarga Risman, Yayasan Al-Sofwa memutuskan memberikan bantuan permodalan untuk memulai kembali usahanya. Jadilah hari itu 10 Maret 2009, Risman memulai kembali usahanya dengan membuka warung makan di Stasiun Kereta Api Lenteng Agung Jakarta Selatan.

“Alhamdulillah, pada hari pertama saya buka, saya sudah menjual 20-an porsi dan pada hari kedua meningkat menjadi 30-an porsi. Saya bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada Yayasan Al-Sofwa yang peduli kepada nasib kami. Mudah-mudahan usaha ini ke depan akan lebih baik,” ujarnya ketika ditemui tim Al-Sofwa beberapa hari setelah ia mulai membuka warungnya.

Ada lagi kisah Bapak Henry Wijaya di Depok, seorang muslim muallaf Tionghoa. Bermodalkan bantuan dana Rp. 1.500.000,- dari Yayasan Al-Sofwa, ia yang pada awalnya tidak punya pekerjaan bahkan bersama istri dan anaknya terancam terusir dari rumah kontrakan, akhirnya dapat membeli gerobak dan berjualan bubur ayam. Alhamdulillah sekarang ia dapat menghidupi keluarganya dan melunasi kontrakan rumah di samping itu anak dan istrinya tak perlu lagi berjualan kantong plastik (tempat sandal/sepatu) di pelataran masjid Istiqlal.

Bapak Muhammad Abdullah di Tambun adalah kisah berbeda. Sebagai mantan napi dan baru masuk Islam, ia menghadapi kenyataan sulitnya mendapatkan pekerjaan karena latar belakangnya yang kelam itu. Berkali-kali ia dicemooh orang dan dianggap sebagai penipu atas nama agama. Setelah yakin dan menyaksikan sendiri kehidupan keluarganya, Yayasan Al-Sofwa memberikan permodalan Rp. 1.000.000,- untuk usaha mikro kecil bagi Bapak Muhammad Abdullah. Ia pun membuka warung indomie tak jauh dari rumah tempat ia mengontrak. Walaupun tidak seketika berhasil ataupun lancar, namun ia saat ini dapat memenuhi kebutuhan harian rumah tangganya.

Bapak Erizon adalah di antar mereka yang mendapatkan bantuan dari Program Dhuafa Mandiri ini. Asalnya adalah pedagang perkakas rumah tangga. Ketika tiba di Yayasan Al-Sofwa, ia tidak memiliki pekerjaan tetap dan akan diusir dari kontrakannya. Sementara istrinya tengah hamil tua. Anaknya, pelajar SLTP, berjualan kantong plastik di Pasar Cisalak Depok.

Setelah diberi bantuan modal oleh Yayasan Al-Sofwa, ia membeli perkakas dan mulai berjualan kaki lima di jalan Raya Bogor. Setelah berjalan selama satu bulan ia merasa dagangannya mulai sepi karena berdampingan dengan pedagang yang sama yang berani menjual lebih murah. Berdasarkan pengamatan Depsos, pedagang lain tersebut memiliki dagangan yang cukup banyak dan berani menjual lebih murah. Selain itu berjualan sebagai PKL beresiko tergusur aparat Tramtib. Akhirnya ia pun memutuskan untuk berdagang dengan sepeda hingga sekarang.

Sebelum diberi modal Yayasan Al-Sofwa, Bapak Dadang Sudrajat, warga Pamulang, tidak memiliki pekerjaan tetap bahkan memiliki hutang untuk biaya pendidikan anak-anaknya. Beruntung seorang tetangga meminjami bangunan kecil di halaman rumahnya untuk digunakan sebagai kios. Segera saja ia bersama anaknya memanfaatkannya untuk usaha rental komputer. Namun usaha ini tidak cukup berhasil guna menutupi kehidupan keluarganya.

Bapak Dadang juga memiliki keahlian lain yaitu pangkas rambut. Setelah diberi modal, ia mencoba membuka kios pangkas rambut dengan membagi dua bangunan tersebut menjadi dua usaha yaitu rental komputer (1 unit) dan kios pangkas rambut. Ia pun membeli peralatan pangkas rambut bekas untuk digunakan sebagai awal usaha.

Alhamdulillah usaha ini masih berjalan lancar hingga sekarang.

>Ibu Suhaida berasal dari keluarga tidak mampu. Sang suami hanyalah pekerja serabutan yang tidak tentu penghasilannya. Tak berapa lama setelah permohonan permodalannya dikabulkan oleh Departemen Sosial, ia pun memulai berjualan gado-gado di depan rumahnya.

Sampai saat ini sejak berjualan pada bulan Maret 2009, usahanya berjalan lancar.

>Sebelum diberi modal Yayasan Al-Sofwa, Toni, warga Ciputat tidak memiliki pekerjaan tetap bahkan memiliki hutang yang banyak dampak dari usaha dagang buku dan VCD Islam sebelumnya. Ia hanya mengandalkan kepada istrinya yang bekerja sebagai guru TK.

Setelah diberi modal, ia mulai berdagang aneka jenis kacamata dan membuat lapak dagangan di halaman masjid raya Pamulang. Ia juga bisa menutupi kebutuhan harian dan kontrakannya.

Rencana ke depan ia bermaksud memperbaiki lapaknya dan menambah dagangannya dengan kalkulator dan alat-alat listrik. Laba harian +/- Rp. 15.000,- s/d Rp. 30.000,- .

>Ibu Sarita pernah berjualan sayuran keliling sebelumnya namun kemudian terhenti karena modal habis untuk kebutuhan harian. Setelah lama tidak berjualan kehidupannya menjadi sulit apalagi suami kemudian di PHK dari tempat kerja sehingga harus pinjam ke sana ke mari untuk menutupi kebutuhan keluarga.

Ibu Sarita mengajukan usaha warung makan kepada Depsos karena yang bersangkutan memiliki ruang di rumahnya untuk usaha tersebut. Beberapa pekan setelah disurvey, maka ia pun mendapatkan modal dan mulai membuka usaha warung makan tersebut.

Alhamdulillah usaha ini masih berjalan lancar hingga sekarang dan bisa sedikit meringankan beban kebutuhan hidup rumah tangganya.

Itulah sebagian dari belasan kisah mereka para dhuafa yang mendapatkan bantuan permodalan dari Program Dhuafa Mandiri yang diluncurkan oleh Yayasan Al-Sofwa. Saat ini masih banyak lagi para dhuafa yang membutuhkan uluran tangan kita. Mereka adalah kaum marjinal, miskin atau korban PHK yang semuanya tidak memiliki kekuatan guna menopang keluarga mereka yang membutuhkan suapan nasi untuk bertahan hidup. Mereka membutuhkan kail untuk meraih kemandirian dan kesejahteraan.

Para muhsinin atau donatur yang berminat bisa menyalurkan donasi mulai dari minimal Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) melalui :

Bank Muamalat rekening no. 304.001.8515 a/n Yayasan Al-Sofwa qq. Siwakz

Contact Person Program:

Partisipasi Program : Aldrin Manaf 021-78836327 / 021-70053286 (Flexy) / 0852-85792802

Pelaksana Program : Sandhi 021-78836327 / 021-32006233