Tanya :

Asalamu’aliakum Wr.Wb
Bagaimana pandangan syari’ah apabila dalam berda’wah saya bersikap longgar dan memudahkan kepada orang lain, sementara saya bersikap tasyaddud dalam hal diri saya sendiri.
Saya mendengar Nabi bersabda:“Basysyiruu walaa tunaffiruu wa yassiru walaa tu’assiruu”. Syukran katsiiran wa ‘afwan minkum.

Jawab :

Wa’alaikum Salâm Warahmatullâhi Wa barokâtuh
Selama kelonggaran tersebut tidak menggoyahkan prinsip dan pendirian anda dan menjerumuskan anda serta selama ketasyaddudan anda itu tidak berlebihan sehingga membebani diri anda dengan sesuatu yang sebenarnya tidak dibebankan oleh syari’at maka apa yang anda lakukan itu adalah baik.

Sedangkan hadits yang anda sebutkan tersebut adalah hadits yang shahih dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Imam Ahmad. Menurut Imam an-Nawawy bahwa hadits tersebut mengandung beberapa pelajaran, diantara:

– perintah agar di dalam berdakwah selalu memberikan kabar gembira perihal anugerah dan nikmat Allah yang banyak, keluasan rahmat dan besarnya pahala yang diberikannya.

– sebaliknya, melarang cara menakut-nakuti dengan menyebutkan ancaman dan azab yang akan ditimpakannya tanpa menyertai berita gembira tersebut.

– Menarik simpati orang yang baru mengenal Islam

Wallahu a’lam. Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu.