Kebaikan berbalas kebaikan, orang berbuat baik akan mendapatkan balasan baik, karena balasan dari sebuah perbuatan sejenis dengan perbuatan itu sendiri dan pada umumnya orang yang berbuat baik tidak menolak balasan baik dari kebaikan yang dilakukannya, sekalipun dia tidak mengharapkannya, aneh manakala seorang pelaku kebaikan menolak balasan kebaikannya lebih-lebih di saat-saat di mana sangat memerlukannya, ajaib manakala dia menolaknya sekalipun dia harus merelakan nyawanya melayang, namun hal ini terjadi.

Bani Quraizhah telah mengkhianati Nabi saw dengan bersekongkol dengan pasukan Ahzab yang menyerang Madinah, setelah Nabi saw mengepung mereka, mereka akhirnya angkat tangan dengan menyerahkan keputusan nasib mereka kepada Saad bin Muadz.

Saad bin Muadz memberikan keputusan, kaum laki-laki dewasa dari mereka dihukum mati, harta mereka disita dan kaum wanita dan anak-anak ditawan. Keputusan yang kata Nabi saw adalah keputusan Allah dari langit ketujuh.

Saat pelaksanaan keputusan telah tiba, kaum laki-laki digiring menuju sebuah tanah lapang untuk dieksekusi, di antara mereka ada seorang laki-laki berumur, az-Zubair bin Batha.

Tiba-tiba Tsabit bin Qais datang kepada Nabi saw dan berkata, “Ya Rasulullah, berikanlah az-Zubair bin Batha kepadaku, karena dia pernah berbuat baik kepadaku, aku ingin membalas kebaikannya.” Maka Rasulullah saw menjawab, “Aku telah melakukan.”

Ceritanya az-Zubair ini telah berbuat baik kepada Tsabit semasa jahiliyah pada perang Bu’ats, perang antara dua suku Madinah, Aus dengan Khazraj. Az-Zubair menangkap Tsabit namun kemudian dia membiarkannya pergi, Tsabit berhutang nyawa kepadanya, maka dia ingin membalasnya.

Di saat-saat menjelang eksekusi, Tsabit datang sementara az-Zubair telah menjadi seorang laki-laki tua. Tsabit berkata kepadanya, “Wahai Abu Abdurrahman, apakah engkau masih mengenalku?” Az-Zubair menjawab, “Apakah orang sepertiku melupakan orang sepertimu?” Tsabit berkata, “Aku ingin membalas kebaikanmu kepadaku pada hari Bu’ats.” Az-Zubair menjawab, “Orang baik membalas orang baik wahai Abu Muhammad.”

Setelah Nabi saw memberikan az-Zubair kepadanya maka Tsabit menemui az-Zubair, Tsabit kepadanya, “Sesungguhnya Rasulullah saw telah memberikan darahmu kepadaku maka aku memberikannya kepadamu.” Az-Zubair menjawab, “Aku sudah tua, keluarga dan anak tidak ada, apa yang bisa aku lakukan dalam hidup?”

Tsabit kembali kepada Rasulullah saw, dia meminta istri az-Zubair dan anaknya kepada beliau, maka Nabi saw bersabda, “Aku telah melakukan.” Lalu Tsabit menemui az-Zubair, dia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah saw telah memberikan istri dan anakmu kepadaku maka aku memberikan mereka kepadamu.” Az-Zubair berkata, “Sebuah keluarga yang tidak lagi memiliki harta, dari mana mereka bisa hidup?”

Tsabit menemui Rasulullah saw, dia berkata, “Berikan harta az-Zubair kepadaku.” Rasulullah saw menjawab, “Aku telah melakukanya.” Maka Tsabit datang kepada az-Zubair dan berkata, “Sesungguhnya Rasulullah saw telah memberikan hartamu kepadaku maka aku memberikannya kepadamu.”

Az-Zubair bin Batha menjawab, “Wahai Tsabit, bagaimana dengan seorang laki-laki yang wajahnya seperti cermin yang elok, Kaab bin Asad, pemimpin orang-orang Yahudi?” Tsabit menjawab, “Dibunuh bersama para pengikutnya.” Az-Zubair bertanya, “Bagaimana dengan pemuka Huyay bin Akhthab?” Tsabit menjawab, “Dibunuh.” Az-Zubair bertanya lagi, “Bagaimana dengan seorang ksatria di saat menyerang dan pelindung di saat menyerbu Azzal bin Syamuel?” Tsabit menjawab, “Dibunuh.” Az-Zubair bertanya, “Bagaimana dengan Bani Kaab bin Quraizhah dan Bani Amru bin Quraizhah?” Tsabit menjawab, “Mereka telah dibunuh, mereka sudah diselesaikan. Aku memohon kepada Allah agar memberimu hidayah, aku berharap engkau masuk Islam.”

Maka az-Zubair berkata kepada Tsabit, “Aku memohon kepadamu dengan nama Allah dan dengan jasa baikku atasmu wahai Tsabit agar kamu mengirimku menyusul mereka, demi Allah, tidak ada lagi kebaikan bagi hidup ini sesudah mereka dibunuh, aku sudah tidak sabar sesaat pun untuk bertemu dengan orang-orang yang aku cintai.”
Tsabit menyampaikan kata-kata az-Zubair kepada Rasulullah saw, maka Rasulullah saw memerintahkan agar az-Zubair dihadirkan maka Tsabit menghadirkannya lalu beliau memerintahkan untuk dieksekusi sesuai dengan permintaannya.

Ucapan az-Zubair bin Batha sampai ke telinga Abu Bakar, Abu Bakar berkata, “Dia berjumpa dengan kawan-kawannya di neraka Jahanam kekal di dalamnya selama-lamanya.”

Dari Shuwar min Hayat ash-Shahabah, Dr. Abdurrahman Ra`fat Basya.