LONDON — Sebuah perusahaan investasi di Inggris akan membangun sebuah pusat industri produk halal, yang akan menjadi pusat industri produk halal pertama di kawasan Eropa. Keberadaan pusat industri ini diharapkan bisa memenuhi kekurangan kebutuhan pasar Eropa akan produk-produk halal sebesar 6,27 miliar dolar AS setiap tahunnya.

”Jika Anda perhatikan, sektor produk halal di Inggris nilainya mencapai 2 hingga 4 miliar poundsterling dan mayoritas produk halal itu adalah produk impor,” ujar Mahesh Jayanarayan, pimpinan Halal Industries, kepada Reuters, baru-baru ini.

Menurut Jayanarayan, pusat industri yang akan diberi nama Super Halal Industrial Park (SHIP) ini akan dibangun di wilayah South Wales. Wilayah itu dipilih sebagai lokasi SHIP karena harga tanahnya terjangkau.

Selain juga karena South Wales dikenal sebagai produsen daging di Inggris. Kompleks industri itu, sambung dia, nantinya akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti gudang-gudang penyimpanan, fasilitas pengemasan produk, pemilihan dan pengolahan daging, serta fasilitas riset dan pengembangan.

Pembangunannya sendiri, ungkap Jayanarayan, tidak lepas dari bisnis produk halal yang makin berkembang dan menguntungkan. Mengingat di kawasan Eropa saat ini belum berdiri pusat industri halal semacam ini, sementara wilayah benua ini menjadi tempat tinggal bagi jutaan Muslim.

Lebih jauh ia menuturkan, pembangunan proyek ini akan memakan waktu tiga hingga lima tahun dengan menelan biaya sekitar 150 juta poundsterling. Untuk memenuhi seluruh kebutuhan biaya itu, terang dia, pihaknya akan mencari pinjaman dari pemerintah, pasar modal, dan menggandeng partner bisnis.

Salah satu lembaga yang akan diajak kerja sama adalah Penang International Halal Hub (PIHH), sebuah lembaga yang dibentuk negara Malaysia untuk mempromosikan produk-produk halal. ”Ini akan menjadi penyertaan modal swasta, namun masyarakat tetap bisa ikut dilibatkan di dalamnya.”

Permintaan meningkat
Keberadaan SHIP, kata Jayanarayan, akan menjadikan Inggris sebagai pusat produk halal di kawasan Eropa. ”Secara langsung atau tidak langsung, ada 2,5 miliar penduduk dunia yang mengonsumsi produk halal,” tukasnya.

Sementara itu, pasar produk halal di Eropa nilainya mencapai 66 miliar dollar AS, yang meliputi produk makanan segar, produk dalam kemasan, dan produk daging. Sedangkan, total nilai transaksi produk halal di seluruh dunia mencapai 634 miliar dolar AS.

Menurutnya, jika proyek SHIP ini berjalan sukses, tidak menutup kemungkinan proyek serupa juga akan diluncurkan di negara-negara Eropa lainnya yang memiliki populasi Muslim dalam jumlah besar, seperti Prancis dan Jerman. ”Kami juga merencanakan untuk membangun pusat industri serupa di Bosnia, tempat di mana mayoritas Muslim tinggal,” ujarnya.

Selain membangun SHIP, Halal Industries juga akan mendirikan bursa saham Islami untuk mendorong pertumbuhan perusahaan-perusahaan Islam. Ada dua kota yang menjadi pilihan tempat didirikannya bursa saham syariah ini, yakni antara London atau Luxemburg.

Beberapa tahun belakangan ini, perkembangan industri keuangan syariah berkembang pesat di Inggris, khususnya di Kota London. Di Inggris saat ini terdapat empat bank Islam dan 21 bank konvensional yang menawarkan produk bank berbasis syariah, sehingga menjadikan Inggris sebagai pusat industri keuangan syariah di seluruh Uni Eropa.(iol/an)