Nama dan nasabnya

Beliau adalah Abu Said Al-Bashari Al-Lu’lu’I Abdurrahman bin Mahdi Bin Hisyam bin Abdurrahman Al-Anbari. Menurut pendapat yang lain adalah al-Azdi, karena Al-Azdi adalah tuan mereka.

Kelahiran beliau

Menurut Abu Walid Ath-Thayyalisi bahawa Abdurrahman bin Mahdi dilahirkan pada tahun 135H.

 Berkata Hambal: “Aku mendengar Abdullah berkata: “Abdurrahman bin Mahdi lahir pada tahun 135H”.

Sanjungan para ulama

Ayub bin Mutawakkil berkata: “Ketika kami hendak memutuskan perkara agama maupun dunia, maka kami pergi kerumah Abdurrahman bin Mahdiuntuk ertanya kepadanya”. 

Muhammad bin Abi Bakar al-Muqaddami berkata: “Aku belumpernah melihat orang yang lebih mutqin (kuat hafalannya) ketika mendengar, ketika tidak mendengar, dan ketika memberikan hadits kepada manusia daripada Abdurrahman bin Mahdi. Dia seorang imam yang yang tsabit (terjaga hafalannya) dari pada Yahya bin Said Al-Qaththan dan lebih mutqin daripada Waqi’ bin Jarrah. Dia telah mengecek dan menyetorkan hafalan hadits yang dia telah hafal kepada Sufyan”.

Ibnu Hibban berkata: “Dia adalah salah satu dari ulama yang Hafidh yang mutqin (yang kuat hafalannya), dia adalah seorang yang wara’ dalam perkara agama, dia termasuk orang yang menghafal, mengumpulkan, memahami, dan menulis, dan dia menolak (semua) riwayat hadits kecuali dari yang tsiqah (yang terpercaya)”.

Ibadahnya 

Ibnu Madini berkata: “Aku telah datang mengunjungi istri Abdurrahman bin Mahdi setelah Ibnu Mahdi wafat, ketika itu aku melihat warna hitam di arah qiblat, maka akupun berkata: “(Bekas) apa ini?”, istri Abdurrahman berkata: “Itu tempat peristirahatan Abdurrahman, yang mana dia melaksanakan shalat malam, ketika kantuk telah menghampirinya maka ia meletakan kepalanya di tempat itu”.

Ali berkata: “Wirid Abdurrahman setiap malamnya adalah membaca setengah dari Al-Qur an”.

Rustah berkata: “Abdurrahman melaksanakan haji setiap tahun, ketika saudaranya meningal, maka dia (saudaranya) berwasiat kepadanya, maka iapun(abdurrahman) mengurusi anak yatim (saudaranya), aku mendengar bahwa Abdurrahman berkata: “Aku diuji dengan anak-anak yatim ini, maka akupun berhutang  kepada Yahya bin said empat ratus dinar, untuk mengurus tanah-tanah anak-anak yatim tersebut.”

Perkataan hikmahnya

Abdullah bin Said berkata: “Aku mendengar abdurrahman bin Mahdi berkata: “mengertilah!, seseorang tidak boleh menjadi imam sampai ia mengetahui beberapa hal berikut ini; Apa yang pantas bagi dirinya sesuatu ayng tidak pantas, tidak menggunakan segala hal untuk berhujjah, dan mengetahui batas-batas ilmu”.

Dari Abdurrahman bin Umar, ia berkata: “ Aku mendengar Abdurrahman bin Mahdi berkata: “Haram hukumnya bagi seseorang untuk membahas permasalahan agama kecuali ia telah mendapatklan ilmunya dari orang yang tsiqah”.

Wafatnya

Adzahabi berkata: “Ibnu Mahdi meninggal di Bahrah pada bulan jumadil Akhir tahun 198H”

 Al-Khatib Al-Baghdadi berkata: “Abdurrahman Bin Mahdi meninggal pada tahun 198, dengan usia 63 tahun, karena ia dilahirkan pada tahun 135H”.

[Sumber: Min A’lami Salaf pdf, hal. 85-98, Syaikh Ahmad Farid. Lihat http://uqu.edu.sa/files2/tiny_mce/plugins/filemanager/files/4290561/43/ddd85.pdf]