Bersin, kerap kali dialami oleh seseorang. Orang yang cerdas, tentunya memanfaatkan hal tersebut untuk menambah pahala di sisi Allah ‘Azza wajalla. Bagaimana caranya ? caranya adalah dengan mengamalkan adab-adabnya yang diajarkan oleh RasulNya Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Apa sajakah adab yang diajarkan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam terkait dengan bersin ini ?. Berikut ini adalah beberapa adab yang dituntunkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, selamat membaca…

  1. Hendaklah meletakkan tangan atau baju ke mulut ketika bersin

Demikianlah petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا عَطَسَ وَضَعَ يَدَهُ أَوْ ثَوْبَهُ عَلَى فِيهِ وَخَفَضَ بِهَا صَوْتَهُ.

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , ia berkata, “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersin, beliau meletakkan tangan atau bajunya ke mulut dan mengecilkan suaranya.” (HR. Abu Dawud, no. 5029, at-Tirmidzi, no. 2745 dan al-Hakim, IV/293)

Hikmahnya, kadangkala orang yang bersin mengeluarkan air liur dari mulut sehingga dapat mengganggu orang yang berada di sebelahnya atau menjadi penyebab tersebarnya penyakit dengan izin Allah. Maka tidaklah layak bagi seseorang menyakiti saudaranya atau membuat mereka menjauh. Sesungguhnya sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

  1. Mengecilkan Suara Ketika Bersin

Berdasarkan contoh dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana disebutkan pada hadis di atas. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَضَعْ كَفَّيْهِ عَلَى وَجْهِهِ وَ لْيَخْفِضْ صَوْتَهُ

“Apabila salah seorang dari kalian bersin, hendaklah ia meletakkan tangan ke wajahnya dan mengecilkan suaranya.” (HR. al-Hakim, di dalam al-Mustadrak, IV/264 dan al-Baihaqiy di dalam Syu’abul Iman, no. 9353)

Sebab, banyak juga orang yang merasa terganggu dengan kerasnya suara bersin.

  1. Hendaknya Seseorang Memuji Allah ‘Azza wajalla Setelah Bersin

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَلْيَقُلْ لَهُ أَخُوهُ أَوْ صَاحِبُهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَإِذَا قَالَ لَهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَلْيَقُلْ يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian bersin, hendaklah ia mengucapkan, الْحَمْدُ لِلَّهِ alhamdulillah (segala puji bagi Allah)’. Jika ia telah mengucapkan, hendaklah saudaranya atau temannya berkata, يَرْحَمُكَ اللَّهُ yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu).’ Apabila temannya telah berkata, yarhamukallah, maka ucapkanlah , يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ , Yahdiikumullah wa yush-lihu baalakum (semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki keadaanmu).” (HR. al-Bukhari, no. 6224)

Sebagian ahli kedokteran menyebutkan bahwa bersin mungkin menjadi sebab yang membahayakan manusia, yakni dengan bersin yang mendadak tersebut, sehingga berpengaruh terhadap anatomi tubuh, bahkan dapat menyebabkan kematian. Seorang dokter Amerika telah masuk Islam beberapa tahun yang lalu setelah mengadakan penelitian terhadap banyak orang. Terungkaplah olehnya bahwa bersin dapat menyebabkan kematian mendadak, kebutaan mendadak, kelumpuhan, turunnya rahim pada wanita, dan akibat lainnya. Ada lebih dari lima belas kemudharatan yang dapat menimpa manusia disebabkan bersin. Akhirnya dokter ini pun mengetahui bahwa karena itulah kaum muslimin memuji Rabbnya, kemudian ia masuk Islam.

Majalah al-Akhbar Kairo telah memberitakan pada akhir tahun 90-an pada abab ke-20 bahwa seorang wanita tua terjatuh dan meninggal dunia setelah bersin mendadak. Barangkali-Wallahu A’lam– ini yang menjadi sebab disyariatkannya memuji Allah setelah bersin. Allah telah menyelamatkan orang yang bersin dari semua ini maka wajib bagi setiap orang untuk mengucapkan sebagaimana yang dirintahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabda beliau di atas.

  1. Menyaksikan Nikmat dan Merasa Bahwa Dirinya Baru Sedikit Mensyukurinya

Hendaknya seorang yang bersin memuji Allah ‘Azza wajalla dan merasakan dalam hatinya limpahan nikmat Allah ‘Azza wajalla yang telah menyelamatkan dia dari keburukan atau menghilangkan penyakit. Hendaklah ia merasa amat sedikit dalam mensyukuri nikmat Allah ‘Azza wajalla, sementara nikmat-Nya tidak terhingga. Hal ini akan melahirkan sikap tunduk kepada Allah, merendahkan diri, dan pasrah di hadapan-Nya.

  1. Mendo’akan (Membaca Tasymiit) Atas Orang yang Bersin Jika Ia Memuji Allah ‘Azza wajalla

Hendaklah orang yang bersama orang yang bersin mengucapkan, يَرْحَمُكَ اللَّهُ yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu).’  Sebagaimana disebutkan dalam hadits sebelumnya dan yang lainnya. Orang yang bersin pun menjawabnya dengan mengucapkan,  يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ , Yahdiikumullah wa yush-lihu baalakum (semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki keadaanmu).  Ini merupakan hak Muslim lainya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ

“Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Oleh sebab itu, jika salah seorang dari kalian bersin dan memuji Allah, maka wajib atas setiap Muslim yang mendengarnya untuk mengucapkan tasymiit (yaitu ucapan, يَرْحَمُكَ اللَّهُ yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu)…” (HR. al-Bukhari, no. 6226, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

  1. Tidak Membaca Tasymiit bagi Orang yang Bersin, jika Ia Tidak Memuji Allah ‘Azza wajalla

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَحَمِدَ اللَّهَ فَشَمِّتُوهُ فَإِنْ لَمْ يَحْمَدِ اللَّهَ فَلاَ تُشَمِّتُوهُ

“Jika seorang di antara kalian bersin kemudian memuji Allah, maka ucapkanlah tasymiit atasnya. Namun, jika ia tidak memuji Allah, maka jangan kalian ucapkan tasymiit atasnya.” (HR. Muslim, no. 2992, dari Abu Musa)

Demikian inilah yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika ada dua orang yang bersin di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau pun mendo’akan salah seorang di antara keduanya dan tidak mendo’akan yang lainnya. Maka orang yang tidak dido’akan berkata : wahai Rasulullah ! mengapa Anda mendo’akannya, tetapi tidak mendoakanku ? beliau bersabda, “Fulan ini memuji Allah, sedangkan engkau tidak memuji Allah”. (HR. al-Bukhari, no. 6225 dan Muslim, no. 2991, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu)

Sebagian orang merasa malu melakukannya sehingga mereka mendo’akan semua orang yang bersin walaupun orang tersebut tidak memuji Allah. Sesungguhnya petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lebih didahulukan daripada segala sesuatu dan kebenaran lebih besar dari siapa pun, maka dari itu janganlah malu melakukannya.

Sebagian ulama berpendapat agar tetap mendo’akan orang yang bersin walaupun ia tidak memuji Allah jika ia termasuk orang yang selalu memuji-Nya jika bersin. Misalnya juga apabila terlihat lisan atau bibirnya bergerak setelah bersin sehingga kita mengira ia memuji Allah. Akan tetapi yang terbaik adalah mengamalkan hadits sebelumnya. Jika tidak demikian, maka setiap orang yang bersin akan mengaku bahwa ia telah memuji Allah dengan perlahan. Wallahu A’lam.

Barangsiapa yang bersin dan menggerakkan bibirnya, namun kita belum mendengar suaranya ketika memuji Allah karena bisu dan semacamnya, sementara kita meyakini bahwa ia telah memuji Allah maka ia berhak untuk kita do’akan. Sebaliknya, jika kita tidak yakin bahwa ia memuji Allah, maka janganlah mendo’akannya, mungkin ia lupa memuji Allah ‘Azza wajalla.

  1. Mengingatkan Orang yang Bersin agar Mengucapkan Hamdalah Jika Ia Lupa

Jika ia mendapati orang yang bersin dan ia tidak memuji Allah, hendaklah kita mengingatkannya. Hal ini termasuk nasehat dalam kebenaran dan perintah kepada kebaikan. Abdullah bin Mubarak telah melihat orang yang bersin dan tidak mengucapkan hamdalah, maka ia bertanya kepadanya,’Apa yang diucapkan oleh seseorang jika ia bersin ?” Orang itu berkata, ‘alhamdulillah.’ Maka Ibnul Mubarak berkata, “Yarhamukallah.”

Sebaiknya mengingatkan seseorang dengan cara yang baik dan lembut. Sementara jika ia termasuk orang yang berilmu dan memiliki kemuliaan, maka hendaklah mengingatkannya secara tidak langsung, ini hanya contoh.

  1. Tidak Mendo’akan Orang yang Telah Bersin Lebih dari Tiga Kali

Jangan mendo’akan orang yang telah bersin lebih dari tiga kali untuk meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda,

إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيُشَمِّتْهُ جَلِيْسُهُ فَإِنْ زَادَ عَلَى ثَلَاثٍ فَهُوَ مَزْكُوْمٌ وَلَا يُشَمِّتُ بَعْدَ ثَلَاثِ

“Jika salah seorang di antara kalian bersin, hendaklah orang yang berada di dekatnya mendo’akannya. Jika bersin lebih dari tiga kali, berarti ia sakit flu, maka janganlah kalian mengucapkan tasymiit atas bersinnya setelah tiga kali.” (HR. Ibnu Sunni, no. 252, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Lihat kitab Shahihul Jaami, no. 684)

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

شَمِّتْ أَخَاكَ ثَلاَثًا فَمَا زَادَ فَهُوَ زُكَامٌ

“Do’akanlah saudaramu tiga kali, sedangkan apabila lebih dari tiga kali, berarti ia sedang sakit flu.” (HR. Abu Dawud, no. 5034, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

Ada seorang laki-laki yang bersin di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam maka beliau pun mengucapkan, ”Yarhamukallahu” . Kemudian, orang itu bersin lagi maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata,

الرَّجُلُ مَزْكُومٌ

“Laki-laki ini sedang sakit flu.” (HR. Muslim, no. 2993, dari Salamah bin al-Akwa’ radhiyallahu ‘anhu)

  1. Tidak Mengucapkan Tasymiit Terhadap Non-Muslim yang Bersin meskipun Ia Memuji Allah.

Dahulu, ada orang Yahudi sengaja bersin di dekat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan harapan beliau mengucapkan, “يَرْحَمُكَ اللَّهُ yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu). Akan tetapi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan, يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ , Yahdiikumullah wa yush-lihu baalakum (semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki keadaanmu).  (HR. Abu Dawud, no. 5038 dan at-Tirmidzi, no. 2739, dari Abu Musa)

Itulah beberapa adab terkait dengan bersin, mudah-mudahan Allah menjadikannya bermanfaat  dan semoga pula Allah memberikan taufik kepada kita untuk mengamalkannya. Amin.

Wallahu A’lam (Redaksi)

Sumber :

Banyak mengambil faedah dari “Adab al-‘Athas” dalam Mausu’ah al-Aadaab al-Islamiyyah, ‘Abdul ‘Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada, (ei, hal.213-217)