Alam barzakalam barzah2h itu ada dan merupakan kebenaran yang akan dilewati oleh setiap manusia dalam perjalanannya menuju negeri akhirat. Di dalamnya ada nikmat dan azab (siksa). Iman kepadanya merupakan iman terhadap perkara-perkara yang ghaib. Barangsiapa mengingkarinya, niscaya penyesalanlah yang kelak akan dirasakan olehnya.

Apa Itu Alam Barzakh?

Dalam ash-Shihah, Al-Jauhari mengatakan bahwa al-Barzakh maknanya adalah diding/sekat yang membatasi dua benda. Alam barzakh berarti alam yang terletak di antara alam dunia dan alam akhirat semenjak hari kematian sampai hari kebangkitan, barangsiapa meninggal dunia maka ia telah memasuki alam barzakh.

Alam barzakh atau yang dikenal dengan alam kubur merupakan pemisah antara kehidupan dunia dan akhirat dan menjadi awal persinggahan negeri akhirat. Setiap manusia pasti akan melewati alam ini sampai pada hari mereka dibangkitkan untuk menghadapi hari penghisaban amal. Barangsiapa selamat darinya, niscaya akan mudah perjalanan selanjutnya, dan jika tidak selamat, maka yang setelahnya akan lebih berat lagi baginya.

Alam barzakh/alam kubur bagi orang-orang beriman yang taat merupakan taman dari taman-taman surga, dan menjadi lubang dari lubang-lubang neraka bagi orang-orang kafir maupun para pelaku maksiat yang akan terus menyiksa diri mereka di setiap pagi dan petang sampai datangnya hari penghisaban.

Rasulullah bersabda:

إِنَّمَا القَبْرُ رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ أَوْ حُفْرَةٌ مِنْ حُفَرِ النَّارِ

“Alam kubur adalah taman dari taman-taman surga atau lubang dari lubang-lubang neraka.” (HR. At-Tirmidzi, no. 2460)

Penyesalan Orang-Orang Kafir

Kelak di alam barzakh, orang-orang kafir akan menyesali keadaan mereka. Tidak ada keinginan dalam diri mereka melainkan keinginan untuk dikembalikan ke dunia. Mereka tidak lagi menginginkan harta, kedudukan, kepopuleran, keluarga, bahkan orang-orang dekat yang sangat mereka cintainya, yang mereka inginkan tidak lain hanyalah dikembalikan lagi ke dunia untuk bisa beramal shalih.

Akan tetapi ucapan mereka hanyalah dusta belaka. Seandainya mereka dikembalikan ke dunia yang kedua kalinya, niscaya mereka akan tetap kembali ke dalam kekufuran. Allah berfirman:

حَتَّى إِذَا جَاء أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ{99} لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحاً فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِن وَرَائِهِم بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ{100}

“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, ‘Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan.’ Sekali-kali tidak! Sungguh itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan dihadapan mereka ada barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al-Mu’minun: 99-100)

Adakah Teman di Alam Barzakh?

Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab Shahihnya, dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda:

يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ

“Tiga perkara yang mengikuti orang yang telah meninggal dunia, yang dua akan kembali dan tersisa satu yang akan terus mengikutinya. (Ketiga perkara itu) yang akan mengikutinya ialah keluarga, harta dan amalnya. Keluarga dan hartanya akan kembali, sementara amalnya akan terus mengikutinya.” (HR. Bukhari, no. 6514)

Di alam barzakh, setiap manusia akan hidup sendiri serasa berada dalam pengasingan, tak ada sesuatupun yang menjadi teman melainkan amalnya.

Rasulullah bersabda:

فَإِنَّهُ لَمْ يَأْتِ عَلَى القَبْرِ يَوْمٌ إِلاَّ تَكَلَّمَ فِيهِ فَيَقُولُ : أَنَا بَيْتُ الغُرْبَةِ وَأَنَا بَيْتُ الوَحْدَةِ ، وَأَنَا بَيْتُ التُّرَابِ ، وَأَنَا بَيْتُ الدُّودِ

“Tidak terlintas suatu hari di alam kubur melainkan ia (kubur) akan berkata, ‘Saya adalah rumah pengasingan, rumah kesendirian, rumah dari tanah dan rumah belatung.'” (HR. At-Tirmidzi, no. 2460)

Barangsiapa amalnya baik di dunia, maka amal kebajikan itu adalah temannya yang akan membuat dirinya senang dan lapanglah alam kuburnya.

Disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa ketika seorang mukmin meninggal dunia untuk menuju negeri akhirat, dikatakan kepadanya:

فَأَفْرِشُوْهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَأَلْبِسُوْهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَافْتَحُوْا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ. فَيَأْتِيْهِ مِنْ رَوْحِهَا، وَطِيْبِهَا، وَيُفْسَحُ لَهُ فِيْ قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ . وَيَأْتِيْهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ، حَسَنُ الثِّيَابِ، طَيِّبُ الرِّيْحِ، فَيَقُوْلُ: أَبْشِرْ بِالَّذِيْ يَسُرُّكَ، هَذَا يَوْمُكَ الَّذِيْ كُنْتَ تُوْعَدُ، فَيَقُوْلُ لَهُ: مَنْ أَنْتَ؟ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيْءُ بِالْخَيْرِ، فَيَقُولُ: أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ، فَيَقُولُ: رَبِّ أَقِمِ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي.

“‘Hamparkanlah untuknya (permadani) dari surga, pakaikanlah untuknya (pakaian) dari surga, dan bukakanlah baginya pintu yang menuju surga.’ Maka sampailah kepadanya aroma dan keindahan surga itu, dan kubur pun dilapangkan baginya sejauh mata memandang. Kemudian datang kepadanya seorang lelaki yang berwajah tampan, pakaiannya bagus dan aromanya wangi sembari berkata, ‘Bergembiralah dengan sesuatu yang telah menyenangkanmu, ini adalah hari yang dahulu kamu dijanjikan.’ Ia (orang mukmin) pun bertanya, ‘Siapakah kamu, wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan?’ Ia menjawab, ‘Aku adalah amal shalihmu.’ Akhirnya ia (orang mukmin) berkata, ‘Wahai Tuhanku, tegakkanlah kiamat agar aku bisa kembali kepada keluargaku.'” (HR. Ahmad, no. 18534)

Dan barangsiapa yang amalnya buruk di dunia, maka amal keburukan itulah yang akan menjadi teman di kuburnya. Ia akan menjadi temannya yang berwajah buruk, pakaiannya jelek dan baunya tidak sedap. Dan dikatakan kepadanya:

فَافْرِشُوْا لَهُ مِنَ النَّارِ، وَافْتَحُوْا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ، فَيَأْتِيْهِ مِنْ حَرِّهَا، وَسَمُوْمِهَا، وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيْهِ أَضْلَاعُهُ، وَيَأْتِيْهِ رَجُلٌ قَبِيْحُ الْوَجْهِ، قَبِيْحُ الثِّيَابِ، مُنْتِنُ الرِّيْحِ، فَيَقُوْلُ: أَبْشِرْ بِالَّذِيْ يَسُوْءُكَ، هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوْعَدُ، فَيَقُوْلُ: مَنْ أَنْتَ ؟ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيْءُ بِالشَّرِّ، فَيَقُوْلُ: أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيْثُ، فَيَقُوْلُ: رَبِّ لَا تُقِمِ السَّاعَةَ

“‘Hamparkanlah untuknya (permadani) dari neraka, bukakanlah baginya pintu menuju neraka.’ Maka sampailah kepadanya rasa panas dan angin panas neraka itu, kuburnya pun disempitkan sampai tulang rusuknya terhimpit. Kemudian datanglah seorang lelaki berwajah buruk, pakaiannya jelek, dan baunya busuk sembari berkata, ‘Bergembiralah dengan sesuatu yang telah menyedihkanmu, ini adalah hari yang dahulu kamu dijanjikan.’ Ia (orang kafir) pun bertanya, ‘Siapa kamu, wajahmu adalah wajah yang membawa keburukan?’ Ia pun menjawab, ‘Aku adalah amal burukmu.’ Akhirnya ia (orang kafir) berkata, ‘Tuhanku, janganlah Engkau tegakkan kiamat.” (HR. Ahmad, no. 18534)

Wasiat Rasulullah

Maut (kematian) adalah cangkir, sementara manusia adalah para peminumnya. Setiap yang berjiwa pasti akan mati, dan saat kematian telah menghampirinya, niscaya kematian itu tidak akan pernah ditangguhkan sesaat pun darinya dan tidak pula disegerakan.

Karenanya, ingatlah wasiat Rasulullah berikut ini sebelum al-barzakh (alam kubur) menjadi tempat persinggahan perjalanan kita dalam menuju negeri akhirat. Rasulullah bersabda:

أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِيْ الْمَوْتَ

“Perbanyaklah mengingat penghancur semua kenikmatan dan kesenangan, yakni kematian.” (HR. At-Tirmidzi, no. 2307)

فَزُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ

“Berziarahlah kubur, sesungguhnya ia mengingatkan pada kematian.” (HR. Muslim, no. 2304)

Wallahu a’lam

Ditulis oleh Saed  As-Saedy