ALLAHAllah tidak lalai, sebaliknya sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi (Al-Fajr: 14).

وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ [إبراهيم : 42]

Dan jangan sekali-kali kamu menyangka Allah lalai terhadap apa yang dilakukan oleh orang-orang zhalim.” Ibrahim: 42.

Pada tahun lima puluhan, di fakultas pertanian Universitas Ain Syams, Kairo, seorang mahasiswa berdiri dengan memegang arlojinya sambil menatapnya dengan tajam seraya berteriak lantang, “Jika Allah itu ada, biarlah Dia mematikanku setelah satu jam.” Ini adalah pemandangan yang mencengangkan yang disaksikan oleh mayoritas mahasiswa dan dosen. Menit demi menit berlalu dengan cepat.

Setelah genap satu jam, mahasiswa itu bangkit berlagak menantang, dan mengatakan kepada teman-temannya, “Tahukah kalian, sekiranya Allah itu ada, niscaya Dia telah mematikanku.” Para mahasiswa pun pergi, dan di antara mereka ada yang dirasuki waswas oleh setan. Di antara mereka ada yang berkata, “Allah menangguhkannya karena suatu hikmah.” Di antara mereka ada menggeleng-gelengkan kepalanya dan mencelanya.

Adapun pemuda itu sendiri maka ia pulang kepada keluarganya dengan berlagak. Ia pulang dengan gembira dan memasuki rumahnya, ternyata ibunya sudah menyiapkan makan siang untuknya, dan ayahnya sudah duduk di tempatnya menunggunya. Anak itu pun bersegera ke kamar mandi. Ia berdiri di depannya untuk mencuci wajah dan tangannya, kemudian mengeringkannya dengan handuk. Ketika ia dalam keadaan demikian, tiba-tiba ia jatuh ke tanah menjadi mayat yang tidak bergerak lagi.

Ya, ia benar-benar jatuh dalam keadaan mati. Dokter menerangkan bahwa kematiannya disebabkan air yang masuk ke dalam telinganya. Dr. Abdurrazzaq Naufal mengatakan, “Allah menolak kecuali ia mematikannya seperti keledai.” Keledai itu, apabila telinganya kemasukan air, mati seketika. Fa hal min muddakir, adakah orang yang mengambil pelajaran?

Rihlah Ila ad-Dar al-Akhirah, Syaikh Mahmud al-Mishri.