Allah berfirman,

ما كانَ إِبْراهِيمُ يَهودِيًّا ولا نَصْرانِيًّا وَلكِنْ كانَ حَنِيفا مُسْلِمًا وَمَا كانَ مِنَ المُشْرِكِينَ إِنَّ أَوْلىَ النَّاسِ بِإبراهِيمَ لَلّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهذا النَّبِيُّ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاللهُ وَلِيُّ المُؤمِنِين

Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus dan berserah diri kepada Allah, dan dia bukan termasuk orang-orang musyrikin. Sesungguhnya orang yang paling patut dengan Ibrahim adalah orang-orang yang mengikutinya, Nabi ini dan orang-orang yang beriman. Dan Allah adalah pelindung orang-orang beriman.

1241141013ali_jaber_03Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani.” Karena dia hadir sebelum keduanya hadir, yang hadir lebih dulu tidak dinisbatkan kepada yang hadir kemudian.

Akan tetapi dia adalah seorang yang lurus.” Di atas Tauhid dan menjauhi syirik, Ibrahim adalah imam ahli Tauhid.

Dan berserah diri kepada Allah.” Sebagai Muslim dengan agama Islam.

Dan dia bukan termasuk orang-orang musyrikin.” Justru dia berlepas diri dari syirik dan orang-orangnya, termasuk bapaknya dan kaumnya.

Sesungguhnya orang yang paling patut dengan Ibrahim.” untuk mengikutinya,”Adalah orang-orang yang mengikutinya.” Agamanya, yaitu agama Tauhid.

Nabi ini.” Muhammad shallahu alaihi wa sallam.

Dan orang-orang yang beriman.” Yang mengikuti Muhammad di setiap waktu dan tempat.

Dalam ayat pertama Allah menepis bila Ibrahim adalah Yahudi atau Nasrani, Ibrahim bukan Yahudi dan bukan Nasrani, seperti yang diklaim oleh orang-orang yang mengakui Yahudi dan Nasrani, karena Ibrahim hadir sebelum keduanya, di samping itu Ibrahim adalah bapak ahli Tauhid, sementara kedua agama tersebut saat al-Qur`an al-Karim turun sudah tersisipi kesyirikan, jadi bagaimana bisa dikatakan Ibrahim adalah Yahudi dan Nasrani? Sebaliknya Ibrahim adalah seorang laki-laki yang menjauhi syirik dengan condong kepada Tauhid dan berserah diri kepada Allah.

Dalam ayat kedua Allah menjelaskan siapa yang berhak menisbatkan diri kepada agama Islam, yaitu para pengikutnya di atas Tauhid, Nabi Muhammad yang merupakan anak Ibrahim sekaligus penerusnya dan orang-orang yang beriman. Siapa pun yang bersifat demikian, dia berhak mengklaim pengikut Ibrahim, sebaliknya sebaliknya.

1. Keterangan tentang siapa Ibrahim.

2. Keterangan tentang siapa yang berhak atas Ibrahim.

3. Barangsiapa beriman, bertauhid, dia berhak mengaku sebagai pengikut Ibrahim. Wallahu a’lam.