Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila seorang hamba membaca sebanyak 3x di waktu pagi dan 3x di waktu sore hari:

 

بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

 

“Dengan Nama Allah, Yang dengan Nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang memudaratkan di bumi maupun di langit, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”,

Maka tidak ada sesuatu pun yang membahayakannya.(Shahih Ibnu Majah, no. 3134).

Dalam riwayat lain: “Barangsiapa yang mengucapkan,  بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ… “Dengan Nama Allah yang…” sebanyak 3x, niscaya dia tidak akan tertimpa bencana secara tiba-tiba hingga pagi hari, dan barangsiapa yang mengucapkannya di pagi hari sebanyak 3x, dia tidak akan tertimpa bencana secara tiba-tiba hingga sore hari.(Shahih Abi Dawud, no. 5088).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

 

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ حِيْنَ تُمْسِي وَحِيْنَ تُصْبِحُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ

 

Membaca قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ (surat al-Ikhlas), dan al-Mu’awwidzatain (surat al-Falaq dan an-Nas) ketika pagi dan sore hari sebanyak tiga kali, akan mencukupimu dari segala sesuatu.(Shahihul Jami, no. 4406).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa ketika keluar dari rumah dia membaca:

 

بِسْمِ اللهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

 

“Dengan Nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah”,

Maka dikatakan kepadanya, ‘Engkau telah dicukupkan dan dijaga’, dan setan akan menjauhinya.” (Shahihul Jami’, no. 6419).

Dari Khaulah binti Hakim radhiyallahu ‘anha bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa singgah di suatu tempat, lalu dia membaca,

 

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللّٰهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

 

Aku berlindung dengan Kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakanNya”,

Niscaya tidak ada sesuatu pun yang membahayakannya hingga dia pergi dari tempat singgahnya itu.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa melihat orang lain yang tertimpa musibah, lalu dia membaca:

 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ عَافَانِيْ مِمَّا ابْتَلَاكَ بِهِ، وَفَضَّلَنِيْ عَلَى كَثِيْرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيْلًا

 

Segala puji bagi Allah Yang telah menyelamatkanku dari ujian yang Allah timpakan kepadamu dan telah memberiku kelebihan yang melimpah dibanding banyak orang yang telah Dia ciptakan”,

Niscaya dia tidak tertimpa musibah tersebut.(Shahihul Jami’, no. 6248).

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa membaca,

 

اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ، وَالْجُنُونِ، وَالْجُذَامِ، وَمِنْ سَيِّئِ الْأَسْقَامِ

 

“Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari penyakit sopak, gila, lepra, dan dari penyakit-penyakit buruk (lainnya).” (Shahihul Jami’, no. 1281).

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Di antara doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah:

 

اَللّٰهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ، وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ، وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ، وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ

 

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari hilangnya nikmat yang telah Engkau berikan, berubahnya kesehatan yang telah Engkau anugerahkan, siksaMu yang datang secara tiba-tiba, dan dari segala kemurkaanMu.” (Shahih Muslim, no. 2739).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak ada doa yang dipanjatkan seorang hamba yang lebih utama daripada doa:

 

اللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْمُعَافَاةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

 

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu keselamatan di dunia dan akhirat.” (Shahihul Jami’, no. 5703).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Doa Dzun Nun (Nabi Yunus ‘alaihis salam) tatkala beliau berada di perut ikan paus adalah:

 

لَا إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ

 

Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim”,

Sungguh, tidaklah seorang Muslim berdoa dengannya dalam suatu perkara, melainkan Allah akan mengabulkannya.” (Shahih at-Targhib, no. 1644).

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Tidak ada yang sanggup menahan bencana-bencana dunia sebagaimana tauhid (menahannya). Oleh sebab itu, doa kesusahan itu dengan tauhid, dan doa Dzun Nun yang tidaklah dipanjatkan oleh orang yang kesusahan melainkan Allah melapangkannya adalah dengan tauhid.” (Al-Fawa’id, hal. 66).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

 

تَعَوَّذُوْا بِاللهِ مِنْ جَهْدِ الْبَلَاءِ ، وَدَرَكِ الشَّقَاءِ، وَسُوْءِ الْقَضَاءِ، وَشَمَاتَةِ الأَعْدَاءِ

 

Berlindunglah kalian kepada Allah dari beratnya musibah yang tak mampu ditanggung, datangnya sebab-sebab kebinasaan, buruknya akibat apa yang telah ditakdirkan, dan gembiranya musuh atas penderitaan yang menimpa.” (Shahihul Bukhari, no. 6616).

Dari Abdurrahman bin Abi Bakrah rahimahullah, bahwasanya dia berkata kepada bapaknya, “Wahai ayahku, aku mendengarmu berdoa setiap pagi:

 

اَللّٰهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اَللّٰهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اَللّٰهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ. اَللهم  إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، اَللهم إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ

 

Ya Allah, berilah keafiatan (keselamatan dari penyakit, dosa, dan azab) pada tubuhku. Ya Allah, berikanlah keafiatan pada pendengaranku. Ya Allah, berikanlah keafiatan pada penglihatanku. Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kekufuran dan kefakiran. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa kubur. Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau.”

Engkau mengulanginya 3x di pagi dan sore hari engkau berdoa dengannya. Bapaknya berkata, “Sungguh aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa dengannya dan aku suka melaksanakan Sunnah beliau.” (Shahih Abu Dawud, no. 5090).

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan membaca doa ini ketika pagi dan sore hari:

 

اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ. اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِيْ دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ. اَللّٰهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِيْ، وَآمِنْ رَوْعَاتِيْ. اَللّٰهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ، وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ

 

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon keafiatan (keselamatan dari penyakit, dosa dan azab) di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon maaf dan keafiatan dalam agama, dunia, keluarga, dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku dan tenteramkanlah rasa takutku. Ya Allah, peliharalah aku dari arah depan, belakang, kanan dan kiri, serta dari atasku. Aku berlindung dengan keagunganMu, agar aku tidak dibunuh secara khianat dari bawahku.” (Shahih al-Kalim ath-Thayyib, hal. 27).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

 

مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فَهُوَ فِيْ ذِمَّةِ اللهِ

 

“Barangsiapa yang shalat Shubuh, maka dia dalam dzimmah Allah.” (Shahih Muslim, no. 657).

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Ada yang berpendapat bahwa arti dzimmah di sini adalah jaminan, dan ada yang berpendapat ia adalah rasa aman.” (Syarah Shahih Muslim, 5/158).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

 

مَنْ قَرَأَ بِالْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُوْرَةِ الْبَقَرَةِ فِى لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ

 

“Barangsiapa yang pada malam hari membaca dua ayat terakhir surat al-Baqarah, niscaya dua ayat tersebut mencukupinya.” (HR. al-Bukhari, no. 5009; Muslim, no. 808).

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Ada yang berpendapat, maksudnya adalah mencukupinya dari shalat malam, ada yang berpendapat, (mencukupinya) dari setan, dan ada juga yang berpendapat, (mencukupinya) dari bencana. Dan ada kemungkinan mencukupinya dari semuanya.” (Syarah Shahih Muslim, an-Nawawi).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya setan berkata kepadanya, “Jika engkau hendak berbaring di atas tempat tidurmu, maka bacalah ayat kursi dari awal hingga akhir:

 

 اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

 

Dan setan berkata kepadaku, ‘Allah akan senantiasa menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu sampai engkau bangun di pagi hari’. Dan mereka paling antusias kepada kebaikan. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Ketahuilah! Setan itu telah berkata jujur kepadamu meskipun dia adalah pendusta. (Shahih at-Targhib, no. 610).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

 

اَلدُّعَاءُ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ، وَإِنَّ الْبَلَاءَ لَيَنْزِلُ فَيَتَلَقَّاهُ الدُّعَاءُ فَيَعْتَلِجَانِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

 

”Doa itu bermanfaat terhadap apa yang telah terjadi ataupun yang belum terjadi, dan sesungguhnya bala benar-benar akan turun lalu dihadang oleh doa, keduanya saling dorong mendorong sampai Hari Kiamat.” (Hadits hasan, Shahihul Jami’, no. 7739).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

 

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ، وَقُرْبَةٌ إِلَى اللهِ تَعَالَى، وَمَنْهَاةٌ عَنِ الْإِثْمِ، وَتَكْفِيْرٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الْجَسَدِ

 

“Lakukanlah shalat malam, karena sesungguhnya itu kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, pendekatan diri kepada Allah, penghalang dari dosa, penebus kesalahan, dan pengusir penyakit dari badan.” (Shahihul jami’, no. 4079).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

 

صَنَائِعُ الْمَعْرُوْفِ تَقِي مَصَارِعَ السُّوْءِ وَالْآفَاتِ وَالْهَلَكَاتِ، وَأَهْلُ الْمَعْرُوْفِ فِي الدُّنْيَا هُمْ أَهْلُ الْمَعْرُوْفِ فِي الْآخِرَةِ

 

Berbuat baik (kepada manusia) menghindarkan (pelakunya dari) kematian buruk, musibah, dan kehancuran. Dan pelaku kebaikan di dunia akan menjadi pelaku kebaikan di akhirat.(Shahihul Jami’, no. 3795).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

 

غَطُّوا الْإِنَاءَ وَأَوْكُوا السِّقَاءَ، فَإِنَّ فِي السَّنَةِ لَيْلَةً يَنْزِلُ فِيْهَا وَبَاءٌ لَا يَمُرُّ بِإِنَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ غِطَاءٌ أَوْ سِقَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ وِكَاءٌ إِلَّا نَزَلَ فِيْهِ مِنْ ذٰلِكَ الْوَبَاءِ

 

“Tutuplah bejana dan ikatlah mulut teko air, karena sesungguhnya dalamsetahun itu terdapat satu malam di mana wabah penyakit turun padanya, yang tidaklah ia melewati suatu bejana yang tidak ada tutup padanya atau teko air yang tidak ada ikatan (mulutnya), melainkan (pasti) wabah penyakit itu hinggap padanya.” (Shahih Muslim, no. 2014).

Dari Abdurrahman bin Auf radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu sedang dalam perjalanan menuju Syam, saat sampai di wilayah bernama Sargh, Umar mendapat kabar adanya wabah di wilayah Syam. Abdurrahman bin Auf kemudian mengatakan pada Umar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,

 

إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوْا عَلَيْهِ، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوْا فِرَارًا مِنْهُ

 

“Jika kalian mendengar ada wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di tempat kalian berada, maka jangan tinggalkan tempat itu untuk menghindari tempat tersebut.”  Lalu Umar kembali pulang dari Sargh. (Shahih al-Bukhari, no. 6973).

 

Link download dalam format pdf, silahkan klik disini