kesalehanKeshalihan adalah perhiasan utama bagi seseorang, utamanya wanita, karena itu Rasulullah bersabda, “Dunia adalah kesenangan dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita yang shalihah.” Diriwayatkan oleh Muslim. Saat kecantikan cenderung relatif, keshalihan cenderung baku karena standar dan pertimbangannya baku. Banyak wanita cantik, karena pada dasarnya semua wanita adalah cantik, orang bisa mendapatkan sekian banyak wanita cantik, bergonta-ganti setiap dia berhasrat, relatif lebih mudah, asalkan ada duitnya, tetapi dari sekian wanita cantik, siapa yang shalihah? Tak banyak dan tak mudah, langka dan sesuatu yang langka dijamin mahal nilainya.

Bila perhiasan harus dirawat dan dijaga agar tidak hilang dan tetap bagus dan mengkilap, maka keshalihan seorang wanita justru malah menjaga pemiliknya, yang bersangkutan akan selalu indah dan cantik dengan keshalihannya, bagaimana tidak sementara dia senantiasa terjaga.

Termasuk keshalihan adalah akhlak mulia, perilaku baik dan perangai berbudi merupakan perhiasan bagi seseorang, betapapun tampan atau cantiknya seseorang secara fisik, jika yang bersangkutan tidak didukung dengan perkara yang satu ini, ketampanan atau kecantikannya tidaklah berarti, orang-orang cenderung menghindari seseorang yang berakhlak buruk meskipun dari sisi casing dia menawan dan menarik, mereka lebih melihat kepada perilaku dan pembawaan daripada melihat kepadatongkrongan, di samping itu pada saat ketampanan atau kecantikan ini sedikit demi sedikit memudar seiring dengan bertambahnya umur dan pada akhirnya hanya bekas yang tertinggal, pada saat itu kemuliaan akhlak dan keluhuran budi tetap eksis menghiasi pemiliknya.

Dalam konteks rumah tangga, berhiasnya anggota rumah tangga dengan perkara yang satu ini merupakan harga mati, tidak perlu ditawar, nilai positif dan input baiknya memberi dampak mulia dan berharga bagi rumah tangga, rumah menjadi tenang dan tenteram, yang terdengar adalah kata-kata baik, yang terlihat adalah sikap bijak, yang nampak adalah perlakuan luhur, semua ini membuat hubungan dan interksi di antara anggota keluarga berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Sebaliknya Anda sebagai istri misalnya, silakan membayangkan jika suami berperilaku buruk, berkata-kata tidak sopan, bertindak kasar kepada Anda atau kepada anak-anak, intinya dari sisi akhlak suami buruk, bayangkan bagaimana rumah tangga Anda? Atau sebaliknya sebagai suami, istri Anda demikian, Anda tidak melihat darinya selain sikap dan perilaku yang buruk, Anda tidak mendengar darinya selain kata-kata sampah, bagaimana interaksi Anda dengan dia? Bagaimana suasana dan kondisi yang ada di dalam rumah Anda? Penulis yakin walaupun rumah Anda lapang dan luas seluas lapangan bola atau bahkan lapangan golf, Anda pasti akan merasa sumpek dan sempit, penyebabnya tidak lain adalah keburukan akhlak penghuninya.

لَعَمْرِي مَا ضَاقَت البِلاَدُ بِأَهْلِهَا
وَلَكِنَّ أَخْلاَقَ الرِّجَالِ تَضِيْقُ

Aku bersumpah, suatu negeri tidak menjadi sempit oleh penghuninya
Akan tetapi yang menjadi sempit itu adalah akhlak manusianya.

Jika sebaik-baik orang beriman adalah orang dengan akhlak yang baik, maka orang yang paling berhak memperoleh kebaikan akhlak dari seorang mukmin dan mukminah adalah orang terdekatnya yaitu keluarganya.

أَكْمَلُ المُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ

Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya dan sebaik-baik kalian adalah orang terbaik bagi keluarga mereka.” Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari Abu Hurairah, at-Tirmidzi berkata, “Hadits hasan shahih.” Diriwayatkan pula oleh Ahmad dengan sanad hasan seperti yang dikatakan oleh Syaikh al-Arnauth dalam tahqiq Riyadhus Shalihin.

إِنَّ مِنْ أَكْمَلِ المُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَأَلْطَفُهُمْ بِأَهْلِهِ

Sesungguhnya orang mukmin yang terbaik akhlaknya dan terlembut bagi keluarganya termasuk ke dalam golongan orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya.” Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan Ahmad dari Aisyah. Wallahu a’lam.