istighfar2Makna Istighfar

Kata istighfar ( اِسْتِغْفَارٌ ) adalah bentuk mashdar dari kata kerja استغفر- يستغفر Kata tersebut adalah perluasan dari kata ( غَفَرَ ) yang bermakna menutupi. Dan kalimat (المغفرة من الله) maksudnya Allah melindungi seorang hamba dari azab-Nya. Dengan demikian kata istighfar ( اِسْتِغْفَارٌ ) maknanya adalah meminta kepada Allah dengan perkataan maupun perbuatan agar Dia melindungi dirinya dari azab-Nya.

Adapun kata (الغَفُوْرُ الغَفَارُ وَالغَافِرُ) adalah nama-nama Allahkyang baik. Maknanya Dia adalah Dzat yang menutupi (memaafkan) dosa-dosa hamba-Nya yang telah berbuat lalai, baik berupa perbuatan salah maupun perbuatan dosa yang mereka lakukan.

Hakikat Istighfar

Banyak orang yang keliru dalam memaknai istighfar. Mereka beranggapan bahwa istighfar cukup dengan mengucapkannya secara lisan, yaitu dengan mengatakan astaghfirullah (aku memohon ampun kepada Allah). Akan tetapi ucapan ini tidak membawa pengaruh sedikit pun terhadap hatinya, terlebih terhadap amal perbuatannya. Pada hakikatnya istighfar semacam ini adalah perbuatan para pendusta.
Al-Fudhail bin Iyyadh berkata:

اِسْتِغْفَارٌ بِلاَ إِقْلاَعٍ عَنِ الذَّنْبِ تَوْبَةُ الكَذَّابِينَ

 

“Istighfar (meminta ampun kepada Allah) tanpa disertai tindakan meninggalkan dosa adalah taubatnya para pendusta.”

Sahl pernah ditanya tentang istighfar yang akan menghapus perbuatan dosa, ia berkata, “Istighfar yang pertama adalah istijabah (memenuhi hukum-hukum Allah), kemudian Inabah (kembali kepada Allah), kemudian taubat. Istijabah adalah amalan anggota badan, inabah adalah amalan hati, sementara taubat adalah menghadap kepada Allah dengan meninggalkan makhluk-Nya. Setelah itu Allah akan mengampuni kesalahan yang ia lakukan.”

Dengan demikian, istighfar harus mencakup tiga aspek: hati, lisan dan anggota badan. Dengan demikian hakikat istighfar ialah memohon ampun kepada Allah secara lisan, disertai keyakinan di dalam hatinya dan diikuti pula oleh amalan anggota badan dengan meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa yang dilakukannya.

Salah seorang hamba shalih mengatakan, “Istighfar kita membutuhkan istighfar,
maksudnya barangsiapa beristighfar (memohon ampun kepada Allah) namun belum meninggalkan maksiat, maka istighfarnya membutuhkan istighfar.

Oleh karena itu, lihatlah kepada hakikat istighfar yang kita panjatkan, agar kita tidak terjerembab ke dalam golongan para pendusta yang hanya memohon ampun dengan lisan mereka, sementara mereka masih melakukan perbuatan-perbuatan maksiat.”

Sebaik-baik Manusia adalah yang Bertaubat

Manusia tidak mungkin bersih dari kesalahan dan dosa. Melakukan kesalahan ataupun dosa merupakan salah satu tabiat manusia. Terlebih musuh-musuh manusia yang mendorongnya untuk jatuh dalam kesalahan dan dosa tidaklah sedikit.

Di antaranya adalah nafsu yang mengajaknya untuk berbuat buruk, setan juga menjadi musuh nyata bagi manusia, ada juga hawa nafsu yang mencegah manusia dari jalan Allah , demikian juga dunia ini dan segala perhiasan yang ada di dalamnya kerap kali mengantarkan manusia terjebak dalam perbuatan salah dan dosa.

Oleh karena itu, Rasulullah bersabda sebagaimana yang diriwayatkan oleh sahabat Anas bin Malik:

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

“Setiap anak Adam (manusia) berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat.”(HR. Ibnu Majah, no. 4251 dan dihasankan oleh al-Albani)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

وَ ا لَّذِي نَفْسِي بَِيدِ هِ لَوْ لَمْ تُذْ نُِبو اَذَهَبَ اللهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ فَيَسْتَغْفِرُونَ اللهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ

 

“Demi jiwaku yang berada dalam genggaman- Nya, seandainya kalian tidak melakukan perbuatan dosa sama sekali, niscaya Allah akan melenyapkan kalian dan menggantikannya dengan kaum yang berbuat dosa, kemudian mereka memohon ampun kepada Allah dan Allah mengampuni mereka.” (HR. Muslim, no. 2749)

Istighfar adalah Keistimewaan Orang Mukmin

Umat Islam haruslah bersyukur kepada Allah atas karunia yang besar ini. Dimana Allah hanya menjadikan istighfar sebagai milik bagi orang-orang yang beriman. Allah tidaklah menerima istighfar yang diperuntukkan bagi orang-orang kafir dan munafik, meskipun mereka adalah keluarga dan kerabatnya sendiri.

Hal ini sebagaimana firman Allah yang artinya:“Tidak pantas bagi nabi dan orang-orang yang beriman memohonkan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, sekalipun orang-orang itu kaum kerabatnya, setelah jelas bagi mereka, bahwa orang-orang musyrik itu penghuni neraka Jahanam.”(QS. at-Taubah: 113)

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي أَنْ أَسْتَغْفِرَ لِأُمِّي فَلَمْ يَأْذَنْ لِي وَاسْتَأْذَنْتُهُ أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأَذِنَ لِي

 

“Saya meminta izin kepada Rabb-ku untuk memohonkan ampunan bagi ibuku, namun saya tidak diperkenankan, lantas saya meminta izin kepada-Nya untuk menziarahi kuburnya, maka saya pun diperbolehkan.”(HR. Muslim, no. 976)

Allah juga menjelaskan bahwa istighfar Nabi Muhammad bagi orang-orang munafik tidak akan diterima, sebagaimana firman allah yang artinya:

“(Sama saja) engkau (Muhammad) memohonkan ampunan bagi mereka atau tidak memohonkan ampunan bagi mereka. Walaupun engkau memohonkan ampunan bagi mereka tujuh puluh kali, Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Yang demikian itu karena mereka ingkar (kafir) kepada Allah dan Rasul-Nya.Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orangorang yang fasik.” (QS. at-Taubah: 80)

Setiap Penyakit Ada Obatnya

Dalam kitab Shahih al-Bukhari, Abu Hurairah meriwayatkan dari Rasulullah bahwa beliau bersabda:

مَا أَنْزَلَ ا دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً

 

“Tidaklah Allah menurunkan (menetapkan) suatu penyakit melainkan menurunkan pula penyembuh (obat) baginya.” (HR. al-Bukhari, no. 5678)

Jabir bin Abdillah juga meriwayatkan dari Rasulullah bahwa beliau bersabda:

لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ فَإِذَا أُصِيبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

 

“Setiap penyakit ada penawar (obat)nya, apabila obat itu sesuai dengan penyakitnya, maka ia akan sembuh dengan izin Allah.” (HR. Muslim, no. 2204)

Berobatlah dengan Sesuatu yang Halal

Dari Ummu Darda’, Rasulullah bersabda:

إِنَّ الله خَلَقَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ فَتَدَاوَوْا وَلا تَتَدَاوُوا بِحَرَامٍ

 

“Sesungguhnya Allah menciptakan penyakit dan obatnya, maka berobatlah kalian, tapi janganlah berobat dengan sesuatu yang haram.” (HR. ath-Thabrani, no. 649)

Diriwayatkan pula dari Ibnu Mas’ud bahwa Rasulullah bersabda:

إِنَّ لَمْ يَجْعَلْ شِفَاءَكُمْ فِي حَرَامٍ

 

“Sungguh, Allah tidaklah menjadikan obat (bagi penyakit) kalian dalam sesuatu yang haram.” (HR. Ibnu Hibban, no. 1391)

Ibnul Qayyim menyebutkan bahwa metode pengobatan penyakit itu ada tiga macam; pertama pengobatan medis, kedua pengobatan ruhiyah, dan ketiga kombinasi antara pengobatan medis dan ruhiyah.

Dan di antara bentuk pengobatan ruhiyah yang halal ialah pengobatan dengan istighfar. Salah seorang sahabat terkemuka yang bernama Abu Qatadah Al-Anshari berkata, “Sesungguhnya al-Qur’an menunjukkan kepada kalian suatu penyakit dan penawarnya, adapun penyakit yang ada dalam diri kalian ialah perbuatan dosa sedangkan penawarnya adalah istighfar.”

Berobatlah dengan Istighfar

Istighfar ternyata bisa menjadi penawar (obat) untuk berbagai macam penyakit. Hal ini merupakan salah satu keutamaan istighfar yang banyak sekali. Perbanyaklah istighfar sebagaimana Rasulullah memperbanyak istighfar.
Dari Abu Hurairahzbahwa dia mendengar Rasulullah bersabda:

وَا إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ ا وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي اليَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً

 

“Demi Allah, sesungguhnya aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari itu lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. al-Bukhari, no. 6307)

a.Istighfar adalah sebab untuk mendapatkan kesehatan dan kekuatan dalam tubuh.

Apabila anda sedang ditimpa suatu penyakit, maka perbanyak lagi istighfar kepada Allah , karena ia merupakan sebab untuk mendapatkan kesehatan dan kekuatan dalam tubuh serta jauh dari berbagai macam penyakit. Hal ini sebagaimana firman Allah yang menghikayatkan perkataan nabi Hud, yang artinya:

“Dan (Hud berkata), ‘Wahai kaumku! Memohonlah ampunan kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras, Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling menjadi orang yang berdosa.” (QS. Hud: 52)

Firman Allah yang artinya:Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu,menunjukkan bahwa istighfar menjadi sebab bertambahnya kekuatan dan kesehatan di dalam tubuhnya. Dalam ayat lain Allah berfirman, yang artinya,

“Dan hendaklah kamu memohon ampunan kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya, niscaya Dia akan member kenikmatan yang baik kepadamu sampai waktu yang telah ditentukan.” (QS. Hud: 3)

Firman Allah yang artinya:‘Niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu,’menunjukkan bahwa istighfar menjadi sebab seorang hamba akan mendapatkan kenikmatan yang baik, dan di antara bentuk kenikmatan itu ialah kesehatan dan kekuatan tubuh, jauh dari berbagai macam penyakit.

b.Menjadi sebab mendapatkan anak keturunan.

Apabila anda sudah lama belum dikaruniai seorang anak keturunan, maka perbanyak lagi istighfar kepada Allah, karena istighfar menjadi sebab dikaruniai seorang anak keturunan. Hal ini sebagaimana firman Allah saat menghikayatkan perkataan nabi Nuh, yang artinya:

“Maka aku berkata (kepada mereka, ‘Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun.Niscaya Dia akan menurunkan hujan lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anakanakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu, dan mengadakan sungai-sungai untukmu.”(QS. Nuh: 10-12)

Wallahu a’lam

Referensi:
•At-Tadawi bil Istighfar, Hasan bin Ahmad Himam.
•Ath-Thibbun Nabawi, Ibnul Qayyim, dll.