Maha PenyantunAbu Hurairah meriwayatkan dari Nabi bahwa beliau bersabda, “Ilmu itu hanya dari belajar dan kesantunan itu berasal dari usaha bersikap santun.” Ash-Shahihah no. 342.

Nabi bersabda kepada al-Mundzir bin Aidz yang dikenal dengan al-Asyaj Abdu Qais, “Sesungguhnya kamu mempunyai dua sifat yang Allah dan RasulNya cintai: Kesantunan dan kehati-hatian.” Diriwayatkan oleh Muslim no. 17.

Seorang laki-laki mencaci Ibnu Abbas, setelah dia menyudahi kata-katanya, Ibnu Abbas berkata kepadanya, “Ikrimah, lihatlah adakah orang tadi mempunyai hajat?” Laki-laki itu tertunduk malu.

Seorang laki-laki mengucapkan kata-kata yang keras di depan Mu’awiyah. Seseorang berkata kepada Mu’awiyah, “Mengapa engkau tidak menghukumnya?” Dia menjawab, “Aku malu bila kesantunanku tidak mencakup semua rakyatku.”

Seorang budak Abu Dzar mematahkan kaki kambingnya, maka Abu Dzar bertanya, “Siapa pelakunya?” Budak itu menjawab, “Aku, sengaja agar kamu marah dan memukulku, maka kamu akan berdosa.” Maka Abu Dzar menjawab, “Aku akan membuat setan yang menghasutmu marah.” Lalu Abu Dzar memerdekakannya.

Seorang laki-laki mencaci Adi bin Hatim sementara dia hanya diam, saat laki-laki itu menyudahi kata-katanya, Adi berkata, “Bila masih ada yang belum dikatakan maka silakan lanjutkan sebelum anak-anak muda kampungku datang, karena bila mereka mendengar apa yang kamu katakan tadi kepada sayyid mereka niscaya mereka tidak akan menerimanya.”

Suatu malam Umar bin Abdul Aziz masuk masjid, karena gelap Umar tersandung seorang laki-laki yang sedang tidur, laki-laki itu terjaga dan berkata, “Apakah kamu gila?” Umar menjawab, “Tidak.” Namun para pengawalnya hendak menghukum laki-laki itu. Umar bertanya, “Tahan, dia hanya bertanya kepadaku apakah aku gila dan aku menjawab tidak.”

Seorang laki-laki bertemu dengan Ali bin al-Husain, dia mencacinya, maka para budak Ali mengerubungi laki-laki itu. Ali berkata, “Tahan.” Kemudian Ali mendekatinya dan berkata, “Apa yang tidak kamu ketahui tentang perkara kami lebih banyak. Adakah kamu punya hajat yang bisa kami bantu?” Laki-laki itu malu, lalu Ali memberinya khamisah yang dipakainya dan seribu dirham. Setelah itu laki-laki berkata, “Aku bersaksi bahwa engkau adalah keturunan Rasulullah.”

Seorang laki-laki berkata kepada Wahab bin Munabbih, “Fulan mencacimu.” Dia menjawab, “Apakah setan tidak mendapatkan tukang pos selainmu?”

Mukhtahsar Minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah.