berbicaraBila kamu istri, saya yakin Anda pasti pernah jengkel dan marah terhadap suamimu. Bagaimana nada suaramu kepadanya saat itu? Apakah kamu wahai istri meninggikan suaramu di depannya? Atau kamu berbicara dengan lembut tetapi tetap bernada tegas?

Di antara kecantikan wanita adalah kelembutan dan kerendahan suaranya, kehalusan dan kemerduan nada bicaranya, telinga para suami tidak suka suara seperti suara keledai, suara yang oleh ayat al-Qur`an dinyatakan sebagai suara paling buruk. Segala yang bertentangan dengan hal ini bertentangan dengan kecantikannya, karena itu Allah berfirman,

إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا [الأحزاب : 32]

Jika kamu bertakwa maka jangan tunduk dalam berbicara sehingga orang yang memendam keburukan dalam hati berharap terhadapmu.” Al-Ahzab: 32.

Namun, tidak sedikit wanita malah melunakkan kata-katanya kepada orang yang dia tidak boleh melunakkannya kepadanya dan tidak melunakkannya di hadapan orang yang bila dia melunakkannya maka dia akan meraih kebahagiaan dunia dan keberuntungan akhirat dengan izin Allah.

Aku berharap suami tidak merasa perlu menyumbat telinganya dengan kapas. Sebagian suami tidak mengetahui kelembutan kata-kata istrinya, cara berbicaranya yang mendalam dan menarik kecuali bila dia mendengarnya berbicara dengan temannya atau kerabatnya.

Kamu wahai suami, aku berkata kepadamu apa yang aku katakan kepada istrimu, aku mengajakmu untuk berkata lunak dan lembut kepada orang-orang apalagi kepada orang yang paling dekat kepadamu, yaitu istrimu.

Hadits berkata, “Sesungguhnya kelemahlembutan tidak berada pada sesuatu kecuali ia menghiasinya, dan ia tidak dicabut dari sesungguhnya, kecuali ia memburukkannya.” Diriwayatkan oleh Muslim.

Bila lemah lembut dalam bersikap diperlukan, maka ia lebih diperlukan dalam berkata-kata, karena orang cenderung lebih banyak berkata-kata daripada berbuat, lidah lebih panjang daripada tangan. Wallahu a’lam.