ewqSurat An-Nahl

54. Menutup khutbah Jum’at dengan bacaan ayat berikut,

[sc:BUKA ]إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ {90}[sc:TUTUP ]

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan.” (an-Nahl: 90).
Surat al-Kahfi

55. Membaca surat al-Kahfi pada shalat Subuh hari Jumat, untuk mengingatkan orang-orang yang hendak melaksanakan shalat, bahwa yang demikian itu disyari’atkan pada hari Jumat. Padahal yang demikian itu merupakan sesuatu yang diada-adakan, tidak didasari dengan dalil yang kuat.

56. Membaca surat al-Kahfi dengan suara keras oleh salah seorang qari`. Pembahasan ini akan diuraikan pada bab Tashih Adzkar al-Jumu’ah (Koreksi bacaan shalat Jumat).

57. Membaca surat al-Kahfi setelah shalat Ashar pada hari Jum’at di masjid. Akan dibahas pada bab Tashih Adzkar al-Jumu’ah (Koreksi bacaan shalat Jumat).

Surat Thaha

58. Membaca surat ini pada hari ketujuh setelah dikuburkan-nya mayit, yaitu membaca firman Allah:

[sc:BUKA ]مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى {55} [sc:TUTUP ]

“Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.”(Thaha: 55). Akan diuraikan pada bab al-Jana’iz (jenazah).

Surat al-Qashash

59. Membaca surat ini saat perpisahan dengan musafir:

[sc:BUKA ]إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْءَانَ لَرَآدُّكَ إِلَى مَعَادٍ قُلْ رَّبِّي أَعْلَمُ مَن جَآءَ بِالْهُدَى وَمَنْ هُوَ فِي ضَلاَلٍ مُّبِينٍ {85} [sc:TUTUP ]

“Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) al-Qur`an, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali.”(al-Qashash: 85).

Surat al-Ahzab

60. Membaca surat ini di depan jenazah:

[sc:BUKA ]وَلَمَّا رَءَا الْمُؤْمِنُونَ اْلأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَاوَعَدَنَا اللهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللهُ وَرَسُولُهُ وَمَازَادَهُمْ إِلآ إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا {22} [sc:TUTUP ]

“Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita.” (al-Ahzab: 22).

61. Membaca ayat berikut ini setelah al-Fatihah setelah dua raka`at:

[sc:BUKA ]إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا {56}[sc:TUTUP ]

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucap-kanlah salam penghormatan kepadanya.” (al-Ahzab: 56).

62. Selalu membaca:

إِنّ اللهِ وَملائكته

Inna Allaha wa Malaikatahu dst. di akhir khutbah Jum’at.

Surat Yasin

63. Hadîts yang meriwayatkan tentang membacakan surat Yasin untuk orang yang sekarat adalah tidak shahih. Pembahasan ini akan dijelaskan pada bab Tashih ad-Du’a fi al-Jana’z (koreksi do`a bagi jenazah).

64. Membaca surat Yasin saat memandikan mayit adalah bid’ah. Akan dijelaskan pada bab al-Jana’iz (Jenazah).

65. Membaca surat Yasin di kuburan.

66. Membaca surat Yasin sebanyak empat puluh kali dengan do`a yang dibuat-buat untuk berbagai keperluan. Misalnya, untuk mengharap agar orang lain hancur, atau agar seseorang dikeluarkan dari penjara dan lain sebagainya.

67. Membaca surat Yasin disertai dengan bacaan hizib Faidah (dzikir tertentu) beberapa kali setiap setelah shalat agar mendapatkan rizki. Yaitu firman Allah:

وَذَلَّلْنَاهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُونَ {72}

“Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka; maka sebagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebagiannya mereka makan.” (Yasin: 72).

68. Menulis surat Yasin dengan kunyit di kepala bayi pada hari keempat dari kelahirannya.

69. Membaca surat Yasin pada malam kelima belas bulan Sya’ban dan pada malam dua puluh tujuh Ramadhan di masjid-masjid atau rumah-rumah, baik secara bersama-sama atau sendiri-sendiri. Semua itu tidak berdasar sama sekali.

[Sumber: Dinukil dari kitab Tashhîh ad-Du’â`, karya Syaikh Bakar bin Abdullah Abu Zaid, edisi bahasa Indonesia: Koreksi Doa dan Zikir, pent. Darul Haq Jakarta]