ll15. Menggabungkan dua qira`at atau lebih dalam membaca satu ayat di dalam shalat, atau di luar waktu shalat di depan umum atau untuk tujuan pamer. Tidak termasuk dalam hal ini adalah mem-berikan keterangan pelajaran-pelajaran tafsir dan penjelasan bentuk-bentuk qira`at yang diberikan guru kepada murid-muridnya.

16. Bid’ah lainnya adalah: membaca ayat atau surat khusus tanpa didasari dalil di dalam shalat fardhu atau sunnah, atau pada waktu, tempat atau keadaan tertentu. Demikianlah orang yang bermak-sud mengkhususkan satu bentuk ubudiyah yang tidak ada dalilnya.

Pembicaraan mengenai bab ini cukup panjang, termasuk di antaranya hadîts maudhu’ yang diriwayatkan oleh Ubai radhiyallahu ‘anhu Sekitar keutamaan al-Qur`an surat persurat. Al-Ghafiqi (w. 619 H.) 5 telah menyusun sebuah buku yang lengkap, Lamahat al-Anwar, yang terdiri dari 334 bab, memuat sebanyak dua ribu riwayat hadîts marfu’, mauquf dan maqthu’ mengenai keutamaan-keutamaan surat dan ayat-ayat al-Qur`an al-‘Azhim. Di dalamnya telah terkumpul hal-hal penting, dan merupakan ma’lumat yang lengkap dalam membahas bab ini. Jika anda mengambil sesuatu yang tidak benar dari hadîts-hadîts tersebut tentu sangat banyak. Akan tetapi yang dimaksud di sini adalah memberi peringatan atas apa yang tersebar di tengah-tengah masyarakat muslim. Hal ini telah diperingatkan oleh para ulama.

Di antara bentuk bid’ah itu sesuai dengan urutan ayat dan surat al-Qur`an adalah sebagai berikut:

[Sumber: Dinukil dari kitab Tashhîh ad-Du’â`, karya Syaikh Bakar bin Abdullah Abu Zaid, edisi bahasa Indonesia: Koreksi Doa dan Zikir, pent. Darul Haq Jakarta]