mayat

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

لَمَّا أَرَادُوا غُسْلَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا : وَاَللَّهِ مَا نَدْرِي نُجَرِّدُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا نُجَرِّدُ مَوْتَانَا أَمْ لَا ؟

“Tatkala mereka (para sahabat) ingin memandikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam , mereka berkata, ‘Demi Allah , kami tidak tahu, apakah kita akan menelajangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seperti kita menelanjangi orang-orang yang meninggal di antara kami ataukah tidak?” Diriwayatkan Ahmad dan Abu Daud.

Kosa Kata :

غسل النبي : Memandikan Nabi yakni sebelum mengkafani
نجرد رسول الله : Menelanjangi Rasulullah, artinya, menanggalkan pakaiannya.

Pembahasan :

Hadits ini diriwayatkan Abu Daud dari jalan Muhammad bin Ishaq, ia berkata, Yahya bin Abbad dari bapaknya Abbad bin Abdullah bin az-Zubair telah menceritakan kepadaku, ia berkata, aku mendengar Aisyah menceritakan,

لما أرادوا غسل النبي صلى الله عليه وسلم ، قالوا : والله ما ندري أنجرد رسول الله صلى الله عليه وسلم من ثيابه ، كما نجرد موتانا ، أم نغسله وعليه ثيابه ، فلما اختلفوا ، ألقى الله عز وجل النوم حتى ما منهم رجل إلا وذقنه في صدره ، ثم كلمهم مكلم من ناحية البيت لا يدرون من هو ، أن اغسلوا النبي صلى الله عليه وسلم وعليه ثيابه ، فقاموا إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم ، فغسلوه وعليه قميص ويدلكونه بالقميص دونه أيديهم ، فكانت عائشة تقول : لو استقبلت من أمري ، ما استدبرت ، ما غسله إلا نساؤه

“Tatkala mereka (para sahabat) ingin memandikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka berkata, “Demi Allah, kami tidak tahu, apakan kita akan menelanjangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari pakaiannya seperti kami menelanjangi orang-orang yang meninggal di antara kami ataukah memandikan beliau dengan bajunya?” ketika mereka sedang berbeda pendapat, Allah menimpakan kepada mereka ketiduran, sehingga tidak ada seorangpun di antara mereka kecuali dagunya berada di dadanya. Kemudian dari sisi rumah, ada orang yang berbicara kepada mereka, tidak diketahui siapa dia, “Mandikanlah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan pakaiannya.” Mereka kemudian menghampiri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan memandikannya dalam keadaan berpakaian. Mereka menuangkan air dari atas baju dan menggosok dengan baju, tidak langsung dengan tangan mereka. Aisya berkata, “Seandainya aku mengetahui apa yang terjadi sejak awal, maka tidak akan memandikan beliau kecuali para istrinya.”

Kesimpulan

1. Diperbolehkannya menelanjangi orang yang meninggal saat memandikannya kecuali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

2. Tidak masalah bila istri memandikan suaminya.

Sumber: Fiqhul Islam syarah Bulughul Maram 3, Darul Haq Jakarta