nasib-buruk-nasib-baikUang dalam rumah tangga, setiap orang tahu urgensinya, tak diperdebatkan lagi, ini satu. Kedua, orang secara umum tidak lagi mencari uang dalam batas cukup, akan tetapi ingin lebih dari cukup, banyak dan melimpah sehingga bisa hidup longgar dan nyaman. Ketiga, sayangnya tidak semua keinginan orang tercapai, tidak jarang gagal, ingin berkecukupan tetapi malah kekurangan. Ini yang kemudian bisa melahirkan masalah. Saat Anda menengok kanan kiri, para tetangga, atau saudara-saudara Anda, kakak dan adik Anda, para ipar Anda, rekan sejawat Anda, semuanya sudah pada punya rumah, tetapi Anda masih kontraktor, giliran Anda punya rumah, mereka sudah punya roda empat, tetapi Anda masih nyeker, alis roda dua, ngepiet (bahasa Banyumas, artinya bersepeda) atau bermotor. Ditambah desakan istri atau ibu, “Kapan kamu punya ini atau itu, seperti si anu.” Bagaimana ngejawabnya? Telinga panas, hati dongkol, memangnya nasib orang harus sama gitu?

Bila Anda kurang agama atau tipis agama, maka akan lahir dalam situasi demikian sifat berbahaya yaitu hasad, Anda akan berharap apa yang mereka miliki lenyap sehingga mereka sama dengan Anda, atau apa yang mereka miliki berpindah ke tangan Anda.

Sadarilah bahwa pemicu hasad adalah hub (cinta), cinta dunia dan cinta ri`asah (jabatan atau kedudukan). Ketika seorang menyintai dua perkara ini, lalu dia mendapatinya terbang digondol oleh orang lain maka yang lahir di dalam hati adalah hasad. Hasad juga dipicu oleh sikap merasa lebih, lebih tinggi dan lebih mulia. Ini terbaca dengan gamblang pada hasad para pembesar Makkah yang merasa lebih daripada Muhammad shallallohu ‘alaihi wasallam yang tumbuh sebagai anak yatim sehingga mereka berharap pecabutan kerasulan darinya lalu diberikan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri.

Firman Allah,

أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَى مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ [النساء : 54]

“Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya?” (An-Nisa`: 54).

Bila Anda dalam posisi terpanggil untuk hasad, maka pahamilah hal-hal di bawah ini untuk meredamnya,

Segala sesuatu adalah milik Allah

Allah membagi dan memberi kepada siapa yang Dia kehendaki berdasarkan hikmahNya. Firman Allah,

ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ [الجمعة : 4]

“Demikianlah karunia Allah, diberikanNya kepada siapa yang dikehendakiNya; dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Al-Jumu’ah: 4).

Allah lebih mengetahui siapa hambaNya yang bersyukur.

Mengapa yang mendapatkan ini adalah dia bukannya saya? Jawabannya mungkin Anda tidak bersyukur sehingga Allah tidak berkenan menambah. Firman Allah,

وَكَذَلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لِيَقُولُوا أَهَؤُلَاءِ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنْ بَيْنِنَا أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَعْلَمَ بِالشَّاكِرِينَ [الأنعام : 53]

“Dan demikianlah telah Kami uji sebagian dari mereka dengan sebagian yang lain, supaya mereka berkata, ‘Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?’ Allah berfirman, ‘Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur kepadaNya?” (Al-An’am: 53).

Sesuatu yang memicu hasadnya hanyalah dunia yang belum tentu membawa kebaikan.

Ia adalah ujian dengannya Allah menguji hamba-hambaNya, karena Allah memberikan dunia kepada orang yang Dia cintai dan orang yang tidak Dia cintai. Firman Allah,

وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً [الأنبياء : 35]

“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).” (Al-Anbiya`: 35).

Dunia di sisi Allah tidak sepadan dengan sayap nyamuk. Kalau dunia sepadan dengan sayap nyamuk di sisi Allah niscaya Allah tidak memberi minum seteguk air kepada orang kafir. Dunia hanyalah seperti air yang menempel di jari yang dicelupkan di air laut dan air laut itu ibarat akhirat. Untuk yang begini Anda hasad? Tidak perlu bukan?

Daripada hasad untuk yang di atas lebih baik hasad untuk yang di bawah ini saja.

وعن ابن عمر رَضِيَ اللهُ عَنْهُما ، عَنِ النَّبِيَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلًّمَ قَالَ : ” لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِي اثْنَتَيْنِ : رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ القُرْآنَ ، فَهُوَ يَقُوْمُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالاً ، فَهُوَ يُنْفِقْهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ .”

Dari Ibnu Umar dari Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak ada hasad kecuali dalam dua perkara: seorang laki-laki yang diberi al-Qur`an oleh Allah dia menengakkannya siang malam dan seorang laki-laki yang diberi harta oleh Allah lalu dia menginfakkannya siang dan malam.” (Muttafaq alaihi).

Jadi tidak perlu hasad dalam urusan dunia, akan tetapi dalam kebaikan dengan berharap bisa sama dengan orang-orang yang berbuat baik. Wallahu a’lam.