cahaya1Pertanyaan:

Saya mendengar banyak orang mengatakan, “Sesungguhnya Rasulullah diciptakan dari cahaya dan yang pertama kali diciptakan oleh Allah adalah cahaya Nabi Muhammad.” Mereka adalah orang-orang yang membaca al-Qur’an kemudian menghadiahkan pahala bacaannya kepada Rasulullah dan orang-orang yang telah meninggal. Mohon beri kami penjelasan tentang kebenaran perkara ini. Semoga Allah membalas anda dengan kebaikan.

Jawaban:

Perkatana sebagian orang bahwa Rasulullah diciptakan dari cahaya tidaklah ada asalnya sama sekali. Perkataan mereka bahwa beliau diciptakan dari cahaya atau yang pertama kali diciptakan oleh Allah adalah cahaya Nabi Muhammad hanyalah berupa hadits-hadits palsu yang tidak ada asalanya sama sekali dan tidak ada dasarnya dari Nabi Muhammad. Semua itu adalah kepalsuan dan kedustaan atas nama Rasulullah.

Yang benar bahwa beliau itu diciptakan dari air mani yang hina sebagaimana penciptaan manusia lainnya, beliau diciptakan dari air mani Abdullah bin Abdul Muthalib dan dari air mani ibunya yaitu Aminah. Beliau tidaklah diciptakan dari cahaya. Akan tetapi Allah telah menjadikan beliau cahaya dan pelita yang menerangi dengan wahyu yang telah Allah wahyukan kepadanya. Allah telah menjadikannya sebagai cahaya bagi manusia dengan apa yang telah diturunkan dari al-Qur’an maupun as-sunnah, menjadikannya pelita yang menerangi manusia dengan dakwah kepada Allah, menjelaskan kebenaran dan memberikan petunjuk kepada jalan kebaikan. Beliau adalah cahaya setelah Allah memberikan wahyu kepadanya. Jika tidak ada wahyu, beliau hanyalah seorang anak Adam yang diciptakan dari air mani yang hina, dari air mani bapak dan ibunya.

Adapun perkataan sebagian orang, sebagian pendongeng dan sebagian kaum sufi bahwa beliau diciptakan dari cahaya atau yang pertama kali diciptakan adalah cahaya Nabi Muhammad, maka semua kata-kata ini adalah berita-berita yang tidak ada asalnya sama sekali, semua itu batil, dan merupakan hadits-hadits palsu yang tidak ada dasarnya sama sekali.

Allah berfirman di dalam surat Al-Ahzab ayat 45-46:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا

“Wahai Nabi, Sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan.”

وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا

“Dan untuk menjadi penyeru kepada (agama) Allah dengan izin-Nya dan sebagai cahaya yang menerangi.”

Semua itu dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadanya dari al-Qur’an maupun as-sunnah.

(Fatawa Nur ‘Ala Ad-Darb, Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz, Ar-Riaasah Al-‘Amah Lil Buhuts Al-Ilmiyah Wal Ifta, hal 87-88)

Oleh: Saed As-Saedy