boikotTEPI BARAT – Jalan damai Palestina-Israel yang digagas Menlu AS John Kerry berakhir tanpa kesepakatan. Untuk itu, kata Susan Abulhawa, penulis dan aktivis Palestina, hanya ada satu cara efektif untuk mengalahkan Israel, yakni dengan melakukan ‘perang jalanan’.

“Selama 70 tahun, kami berada dalam ketidakpastian akibat penjajahan Israel, dan itu sangat menyakitkan. Kami yakin, jika perang jalanan digelar, Palestina akan mengalahkan Israel,” kata Susan seperti dikutip Aljazeera, Senin (5/5).

Perang jalanan yang dimaksud Susan bukan perang terbuka dengan menggunakan senjata. Palestina tidak memiliki sumber daya senjata dan teknologi mumpuni untuk menggelar perang seperti ini. Susan menjelaskan, perang jalanan ini merupakan aksi masyarakat global untuk memerangi Israel dengan cara-cara luar biasa. Salah satunya dengan memboikot produk dan jasa yang dibuat di tanah jajahan Israel di Palestina.

Gerakan global seperti kampanye The Boycott, Divestment, and Sanctions (BDS) mendapat pujian Susan. “Ini gerakan yang mampu membuat Israel risau. Ini gerakan global yang benar-benar membantu Palestina untuk memenangkan perang ini,” kata dia.

Gerakan BDS ini sudah menyebar ke seluruh dunia dengan sangat cepat, terutama di Amerika dan Eropa. Produk barang buatan Israel yang difabrikasi di tanah jajahan ditolak untuk dibeli atau dipakai. Lembaga keuangan Israel yang memiliki kantor cabang di tanah jajahan di Palestina mulai ditinggalkan nasabah, baik individu maupun korporat.

Di Eropa, banyak produk pertanian dan makanan Israel tidak diterima, termasuk di sejumlah toko besar. Israel, kata Susan, tidak memiliki pertahanan dan militer untuk menahan perang jalanan ini. “Gerakan warga global tidak bisa ditahan dan kini Israel terdesak,” tegas dia.

Diakui Susan, Palestina tidak mungkin mengalahkan Israel jika mengandalkan kekuatan fisik dan kekuatan uang. Teknologi termaju persenjataan dan keuangan global telah dikuasai individu-individu pro Israel dengan segala kebijakannya.

Sebelumnya, dalam tulisan kolomnya di New York Times, peraih Pullitzer Thomas Friedman mengungkapkan tentang arti penting gerakan Intifadah jilid kedua. Intifadah jilid pertama merujuk pada perlawanan rakyat Palestina atas Israel dalam bentuk fisik dengan melempar batu.

Intifadah jilid kedua merupakan gerakan berbeda. Perlawanan dilakukan masyarakat global dengan memboikot produk dan jasa Israel. Friedman menyebutnya sebagai gerakan baru Palestina dan diistilahkan sebagai Intifadah 2.0. Dan itu ia nilai cukup efektif. (republika)