Wahai para suami! Janganlah anda lupakan bahwa di balik terbentuknya gunung yang gagah perkasa itu, sebenarnya adalah tumpukan kerikil-kerikil kecil dan pasir, dan di balik sahara yang terbentang luas di sana, sejatinya adalah hamparan berjuta-juta pasir. Begitu pula terbinanya keharmonisan sebuah keluarga, janganlah anda lupakan perkara-perkara yang kecil saat memilin keutuhannya. Karena besar itu berasal dari yang kecil dan nikmatnya secangkir teh takkan lengkap tanpa hadirnya butiran-butiran gula pasir.

 

Mengais Butiran-Butiran Gula Pasir Kehidupan

1. Salam ketika hendak keluar rumah

Jangan pernah anda lewatkan untuk memberi salam kepada pasangan anda ketika hendak keluar rumah. Meskipun hanya untuk keperluan yang sifatnya kecil dan sebentar. Seperti ketika hendak membeli sesuatu ke warung atau pasar, atau pergi ke masjid untuk shalat berjamaah.

Terlebih lagi jika anda hendak keluar rumah untuk bekerja seharian. Berpamitan dan mengucapkan salam ketika itu janganlah sampai anda lupakan. Selintas memberi salam memang begitu ringan, namun efeknya begitu besar dalam menumbuhkan kasih sayang dan menjaga keharmonisan keluarga anda.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:

لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ

“Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian itu beriman, dan kalian tidak akan beriman hingga kalian itu saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian tentang sesuatu yang apabila kalian melakukannya niscaya kalian akan saling mencintai, (yaitu) tebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim, no. 203).

2. Mengecup kening dan bersalaman

Ketika anda hendak keluar rumah untuk bekerja, selain berpamitan dan mengucapkan salam, hendaknya anda juga jangan lupa untuk mengecup kening pasangan anda dan bersalaman. Jangan anda sepelekan masalah ini. Karena bersalaman itu akan meluluhkan karat-karat kebencian dan kedengkian. Pada akhirnya tumbuhlah benih-benih kasih sayang dan cinta di antara pasangan.

Hal ini sebagaimana hadits yang terdapat dalam al-Muwaththa’ bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:

تَصَافَحُوا يَذْهَبْ الْغِلُّ وَتَهَادَوْا تَحَابُّوا وَتَذْهَبْ الشَّحْنَاءُ

 “Hendaklah kalian saling bersalaman, niscaya lunturlah kebencian. Dan hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling menyayangi dan terkikislah kedengkian.” (Al-Muwaththa’, no. 3368).

 

Memberi salam, mengecup kening dan bersalaman, lakukan pula saat anda pulang dari tempat kerja. Sungguh semua ini akan menambah kehangatan kasih sayang dan mengobati rindu yang sudah seharian ternantikan.

3. Membantu pekerjaan rumah sang isteri

Sebagai seorang suami, janganlah  anda segan-segan untuk membantu pekerjaan rumah sang isteri. Lakukanlah semampu anda dan luangkanlah sedikit dari waktu anda. Insting anda harus berperan di sini. Jangan menunggu isteri anda memanggil memelas bantuan anda. Tapi bantulah pekerjaan-pekerjaan yang bisa anda lakukan. Baik terkait urusan masak, beres-beres rumah, atau momong anak-anak.

Jangan dikira bahwa isteri anda tidaklah lelah dalam mengurusi rumah dan anak-anaknya seharian. Uluran tangan anda saat itu sangatlah berarti, selain akan menjadikan wajah isteri anda berseri-seri, hati sang isteri juga akan semakin sayang dan cinta kepada anda.

Demikianlah rahasia di balik sabda Nabi shallallahu ‘alahi wasallam:

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي

 “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap isterinya. Dan saya adalah orang yang paling baik di antara kalian terhadap isteriku.” (HR. At-Tirmidzi, no. 3890).

4. Memuji menu masakan sang isteri

Makanan yang habis disantap oleh anda dan anak-anak anda memberikan kebanggan dan kebahagiaan tersendiri bagi isteri anda yang sudah susah payah menghidangkannya. Kebahagiaan itu akan semakin memuncak ketika anda memuji menu masakan itu dan mengucapkan terima kasih kepadanya. Sehingga jangan sampai anda meruntuhkan kebahagiaan itu dengan mencela makanan yang telah dimasaknya. Jika anda benar-benar tidak menyukainya, tinggalkanlah makanan itu tanpa harus mencelanya. Demikianlah petunjuk Nabi shallallahu ‘alahi wasallam sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

مَا عَابَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ إِنْ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ

 “Nabi shallallahu ‘alahi wasallam sama sekali tidak pernah mencela makanan. Apabila beliau menyukainya, maka beliau menyantapnya dan apabila beliau tidak menyukainya, maka beliau meninggalkannya.” (HR. Bukhari, no. 5409).

5. Berterima kasih atas setiap pelayanan yang diberikan

Melayani sang suami dengan sebaik-baiknya adalah kewajiban bagi seorang isteri yang baik. Bahkan setiap suami pasti berharap mendapatkan pelayanan itu tanpa harus meminta kepada pasangannya. Sehingga sekecil apa pun kebaikan yang disuguhkan oleh pasangan anda, sebagai bentuk pelayanan terhadap anda, maka anda tidak boleh lupa untuk membalasnya, meskipun hanya sekedar ucapan terima kasih ataupun kecupan lembut di pipinya. Ucapan terima kasih dan kecupan adalah simbol kedudukan pasangan anda yang selalu anda muliakan. Penghormatan semacam ini tentu akan melahirkan kecintaan dan kasih sayang yang semakin melekat di hatinya terhadap anda.

Diriwayatkan oleh An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:

مَنْ لَمْ يَشْكُرْ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرْ الْكَثِيرَ

“Barangsiapa tidak mensyukuri nikmat yang sedikit, niscaya dia tidak akan mensyukuri nikmat yang banyak.” (Syu’abul Iman, no. 8698).

 6. Menjadi pendengar yang baik

Bercengkrama dalam kebersamaan bersama anda tentu menjadi hal yang sangat dirindukan oleh isteri anda. Terlebih setelah seharian sibuk dan lelah mengurusi anak-anak maupun rumahnya.

Apabila isteri anda adalah tipe orang yang suka bercerita, maka sudah sepatutnya anda harus memposisikan diri sebagai pendengar yang baik. Selama cerita itu bersih dari hal-hal yang terkait dengan ghibah, dusta, hinaan ataupun hal-hal yang haram dan tercela.

Maka ketika itu anda harus antusis mendengarkan dan aktif memberikan respon atas apa yang disampaikan. Jangan sampai anda lakukan hal ini sembari disibukan oleh dunia maya di gadget anda, WA, BBM, maupun sms-an. Karena ia akan merusak nikmatnya suasana bercengkrama.

Demikianlah beberapa hal kecil yang sudah sepatutnya untuk senantiasa kita pelihara demi menjaga keharmonisan sebuah keluarga. Meskipun masih banyak hal-hal kecil lainnya yang belum disebutkan di sini. Wallahu a’lam. (Abu Nisrina Salsabila).

 

Referensi:

  1. Shahih Al-Bukhari

2. Shahih Muslim

3. Al-Muwaththa’

  1. Syu’abul Iman, dll