gelangDan di antara yang masyhur (terkenal) dalam Siran Nabawi adalah bahwasanya ketika beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dan shahabatnya (Abu Bakar) ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu hijrah dan keduanya kepergok Suraqah bin Malik, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Suraqah:


كَيْفَ بِكَ إذا لَبٍَسْتَ سِوَارَيْ كسرى ؟!

“Bagaimana denganmu (wahai Suraqah) jika engkau memakai kedua gelang Kisra?!”

Kisah ini disebutkan oleh al-Hafizh Ibnu ‘Abdil Barr dan al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahumallah ketika keduanya menyebutkan tentang biografi Suraqah bin Malik radhiyallahu ‘anhu. Mereka berdua berkata:” Sufyan bin ‘Uyainah meriwayatkan dari Abi Musa dari al-Hasan (al-Bashri) bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Suraqah:’… (lalu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan ucapan di atas).” Dia (perawi) berkata:” Maka ketika ‘Umar radhiyallahu ‘anhu (ketika menaklukan Persia) membawa dua gelang Kisra, sabuk dan mahkotanya dia radhiyallahu ‘anhu memanggil Suraqahbin Malik lalu dia (‘Umar) memakaikan keduanya (kedua gelang) kepada Suaraqah. Dan dia berkata kepadanya:’ Angkat tanganmu.’ Maka dia (Suraqah) berkata:’Allahu Akbar, Alhamdulillah (segala puji bagi Allah) yang telah mencabut keduanya dari Kisra bin Hurmuz, dan memakaikannya kepada Suraqah al-A’rabi.'”

Ini adalah riwayat mursal milik al-Hasan bin Abi al-Hasan al-Bashri, seorang imam yang masyhur, namun beliau rahimahullah dengan ketinggian ilmu dan kelebihannya hanya saja hadits-hadits mursal beliau bukan hujjah (tidak bisa dipakai sebagai hujjah). Dan itu adalah perkataan Muhammad bin Sirin, Ibnu Sa’ad, dan imam Ahmad rahimahumullah. Akan tetapi imam Abu Zur’ah ar’Razi dan imam Yahya bin al-Qaththan menyelisihi mereka. (Syarh ‘Ilal at-Tirmidzi, Ibnu Rajab 1/536-538)

Al-‘Alaa’i dalam kitab Jami’ut Tahshil berkata:” Yang zhahir (nampak) adalah bahwa perkataan yang lebih banyak (perkataan Muhammad bin Sirin dkk) lebih utama untuk dijadikan pegangan, dan imam Ahmad bin Hanbal berkata:’ Di dalam hadits-hadits Mursal tidak ada sesuatu pun yang lebih dha’if (lemah) dari hadits-hadits Mursal milik al-Hasan dan ‘Atha bin Abi Rabah, karena keduanya mengambil dari jenis apa saja.'”

Dan kisah ini juga diriwayatkan oleh Abu Bakr bin Abi Syaibah dari jalur ‘Ali bin Zaid –dan dia adalah seorang yang dha’if- dari al-Hasan, dan di dalamnya tidak disebutkan:


كَيْفَ بِكَ إذا لَبٍَسْتَ سِوَارَيْ كسرى ؟!

“Bagaimana denganmu (wahai Suraqah) jika engkau memakai kedua gelang Kisra?!” (al-Mathalib al-‘Aliyah 4/207)

Adapun asal kisah ini, yaitu Suraqah bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu adalah kisah yang valid (shahih), dan diriwayatkan oleh imam al-Bukhari (no. hadits 3905) dan Muslim kitab az-Zuhd (no. hadits 75).

Dan di dalamnya ada ayat (bukti) penjagaan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Rasul-Nya dan shahabat beliau ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, dan masuknya Islam ke dalam hati Suraqah. Di dalam haidts tersebut terdapat perkataan Suraqah radhiyallahu ‘anhu:” Dan ketika aku tertahan (kaki kuda Suraqah terperosok) terbetiklah dalam hatiku bahwa kelak urusan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang akan menang…. .Lalu aku meminta kepada beliau agar menulis surat jaminan keamanan, maka beliau menyuruh ‘Amir bin Fuhairah. Lalu dia (‘Amir) menuliskanya pada kulit yang telah disamak.”

(Sumber: ما شاع ولم يثبت hal 85-86. Diterjemahkan dan diposting oleh Abu Yusuf Sujono)