Edisi Th. XVIII No. 882/ Jum`at I/Dzulqa’dah 1433 H/ 05 Oktober 2012 M.

Sedekah adalah menafkahkan harta demi mendapatkan pahala, baik itu sedekah wajib (zakat) maupun sunnah (sedekah). Di dalam Islam sedekah memiliki kedudukan yang agung, keberadaannya menjadi dalil/tanda yang jelas tentang kebenaran iman seseorang. Hal ini karena manusia mencintai harta dan selalu berusaha mengejar dan mengumpulkannya. Barangsiapa yang menginfakkan harta dan menyelisihi jiwa yang cenderung kepada kebakhilan, maka hal itu menjadi bukti kebenaran keimanan dan keyakinannya. Rasulullah bersabda,

وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ

“Dan sedekah adalah bukti.” (HR. Muslim, no. 556)

Bukti kebenaran iman seorang hamba. Jika ia bersedekah dengan niat mengharapkan wajah Allah, tidak riya ataupun sum’ah.

Allah telah menerangkan dalam al-Qur’an tentang keutamaan-keutamaan sedekah. Begitu pula Rasulullah telah menjelaskan hal tersebut. Oleh karena itu, kami sebutkan beberapa keutamaan bersedekah, yaitu;

1. Amal yang utama dan kedudukan tinggi
Sedekah adalah termasuk amal yang paling utama dan paling dicintai oleh Allah. Disebutkan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar,

مِنْ أَفْضَلِ الْعَمَلِ إِدْخَالُ السُّرُورِ عَلَى الْمُؤْمِنِ:يَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا،يَقْضِي لَهُ حَاجَةً، يُنَفِّسُ عَنْهُ كُرْبَةً

“Termasuk amalan yang paling utama adalah menimbulkan kegembiraan bagi seorang mukmin: membayarkan utangnya, mencukupi kebutuhannya, menghilangkan kesulitannya…” (Syu’abul Iman, no. 7274)

Orang yang bersedekah akan mendapatkan kedudukan yang mulia. Rasulullah bersabda,

إِنَّمَا الدُّنْيَا لأَرْبَعَةِ نَفَرٍ، عَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالاً وَعِلْمًا فَهُوَ يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ ، وَيَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ وَيَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا، فَهَذَا بِأَفْضَلِ الْمَنَازِلِ

“Dunia telah diberikan pada empat orang: Pertama, orang yang diberikan rizki dan ilmu oleh Allah, kemudian ia bertakwa dengan harta tadi kepada-Nya, menjalin hubungan dengan kerabat, dan tahu kewajiban yang harus ditunaikan pada Allah. Inilah sebaik-baik posisi…” (HR. at-Tirmidzi, no. 2325).

Merekalah pemilik ‘tangan di atas’ sebagaimana yang disebutkan oleh Nabi,
“Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Tangan di atas adalah milik orang-orang yang berinfak, sedangkan tangan di bawah milik para pengemis.”(Muttafaq ‘Alaih)

2. Tameng dari cobaan dan musibah
Orang yang bersedekah akan dilindungi dari cobaan, musibah dan bahaya yang menakutkan, juga akan diangkat berbagai penyakitnya.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Rafi’ Ibnu Khudaij, Rasulullah bersabda,“Sedekah itu menutup 70 pintu kejelekan.” (Al-Mu’jam al-Kabir, no. 4276)
Rasulullah juga bersabda,

دَاوُوا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ

“Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.” (Syu’abul Iman, no. 3278)

3. Pahala yang besar dan dilipatgandakan balasan
Allah akan menumbuhkan pahala sedekah, bagi orang yang bersedekah, pahalanya akan dilipatgandakan dan ditinggikan kedudukannya.

Allah berfirman, artinya, “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan kelipatan yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”(QS. al-Baqarah: 245)

Rasulullah juga menjelaskan keutamaan sedekah dalam banyak hadits, di antaranya,

مَنْ أَنْفَقَ نَفَقَةً فِي سَبِيلِ اللهِ كُتِبَتْ لَهُ بِسَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ

“Barangsiapa menafkahkan harta di jalan Allah akan ditulis baginya pahala 700 kali lipat.” (HR. at-Tirmidzi, no. 1625)

4. Menghapus dosa dan kesalahan
Allah menjadikan sedekah sebagai sebab diampuninya dosa dan maksiat serta dihilangkan kejelekan. Allah berfirman, artinya, “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatan, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatan, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. al-Ahzab: 35)

Rasulullah bersabda,

وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ

“Dan sedekah menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api.” (HR. at-Tirmidzi, no. 614)

5. Menjadikan harta berkah dan bertambah rezeki
Allah berfirman, artinya, “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba: 39)

Dalam sebuah hadits Qudsi Allah berfirman,

يَا ابْنَ آدَمَ أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ

“Wahai anak Adam berinfaklah, maka Aku akan berinfak kepadamu.” (HR. Muslim, no. 2355)

Rasulullah bersabda, “Tidaklah ada satu hari pun yang seorang hamba berada di dalamnya kecuali pada pagi harinya turun dua malaikat, salah satunya berdoa, ‘Ya Allah, berikanlah kepada orang yang bersedekah pemberian yang lainnya.’ Sedangkan yang satunya lagi mengatakan, ‘Ya Allah, berikanlah kepada orang yang tidak bersedekah kehancuran apa yang dimilikinya.” (Muttafaqun’ alaih)

Rasulullah bersabda bahwa sedekah tidak akan mengurangi harta,

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

“Sedekah tidak akan mengurangi harta.” (HR. Muslim, no. 6757)

6. Penghalang Azab dan Jalan menuju Surga
Sedekah dan infaq di jalan Allah merupakan penebus bagi seorang hamba dari azab yang pedih. Di antara hadits-hadits yang menerangkan hal ini adalah, “Wahai sekalian wanita, bersedekahlah kalian, karena sungguhnya aku melihat kalian adalah penghuni neraka yang paling banyak.” Mereka (para wanita tadi) bertanya, “Mengapa bisa demikian wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Kalian banyak melakukan caci maki dan membangkang pada suami.”” (Muttafaq ‘alaih)

اجْعَلُوا بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ النَّارِ حِجَابًا وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ

“Jadikanlah antara kalian dan api neraka penghalang walaupun dengan sepotong kurma.” (Al-Mu’jam al-Kabir, no. 15173)

7. Jauh dari keburukan dan dihiasi dengan kebaikan
Salah satu keburukan adalah bakhil. Orang yang bersedekah dengan ikhlas mengharapkan wajah Allah, maka kebakhilan akan hilang dari dirinya. Allah berfirman, artinya, “Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.” (QS. al-Hasyr: 9)

Allah juga akan menghilangkan penyakit ujub, sombong, bangga diri, dan lain-lain. Rasulullah bersabda,

تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَعَبْدُ الدِّرْهَمِ وَعَبْدُ الْخَمِيصَةِ إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لَمْ يُعْطَ سَخِطَ تَعِسَ وَانْتَكَسَ وَإِذَا شِيكَ فَلَا انْتَقَشَ

“Semoga pemuja dinar, dirham, dan baju sutra (pemuja harta kekayaan, pent.) menjadi sengsara! Bila diberi, ia merasa senang, dan bila tidak diberi, ia menjadi benci. Semoga ia menjadi sengsara dan semakin sengsara (bak jatuh tertimpa tangga pula ), dan bila ia tertusuk duri, semoga tidak ada yang kuasa mencabut duri itu darinya.”(HR. al-Bukhari, no. 2887)

Sebaliknya sedekah juga akan membersihkan jiwa dan mendidiknya untuk berakhlak mulia seperti dermawan, mementingkan orang lain. Allah berfirman, artinya, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.” (QS. at-Taubah: 103)

Allah juga berfirman, artinya, “Hai orang-orang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum pembicaraan itu. Yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih bersih.” (QS. al-Mujadillah: 12)

8. Pintu seluruh amalan kebaikan
Allah berfirman, artinya, “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Ali Imran: 92)

9. Mendapatkan pahala seperti orang yang melaksanakannya
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa memberi makanan berbuka seorang yang puasa maka baginya (orang yang memberi buka) semisal pahala (orang yang puasa), tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang puasa. Dan barangsiapa yang menyiapkan perlengkapan orang yang berperang atau mengurusi orang yang ditinggal berperang, maka baginya (orang yang menyiapkan perlengkapan orang yang berperang dan mengurusi keluarganya) semisal pahala (orang yang berperang(berjihad)), tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berperang (berjihad).” (HR. Ahmad, no. 17033)

Demikian beberapa keutamaan sedekah, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bish shawab. (Redaksi)

[Sumber: Diterjemahkan secara bebas dari artikel yang berjudul Sanabilul Khair dari http://www.saaid.net/Minute/mm30.htm dengan sedikit tambahan dari sumber lain]