jhSetelah mendengar apa yang dikatakan Mu’adz, maka Amr segera menemui Manat, yang mana jika mereka mengajaknya bicara, maka mereka menaruh di belakang patung itu seorang perempuan tua dia akan menjawab apa yang akan ditanyakan kepadanya dengan perantara ilham darinya –ini menurut perasangkaan mereka-. kemudian dia berdiri di hadapannya dengan menggunakan kakinya tidak cacat (karena beliau kakinya cacat sebelah), kemudian ia memuja dan memujinya, lalu berkata: “Ya Manat, tidak diragukan lagi bahwa engkau mengetahui bahwa juru dakwah tersebut tidaklah menginginkan keburukan kecuali bagimu, dan tidaklah dia datang kepada kami kecuali ia ingin menglalangi kami dari beribadah kepadamu, dan aku tidak mau membaiatnya, walaupun aku telah mendengar indahnya perkataannya hingga aku bermusyawarah kepadamu, maka berikanlah aku pendapatmu “

Setelah ia berkata demikia, ia menunggu jawaban dari patung tersebut, akan tetapi ia tidak menjawabnya dengan sesuatu apapun. Maka Amr berkata kepadanya: “Mungkin engkau marah kepadaku, sedangkan aku tidak melakukan sesuatu terhadapmu. Tapi tak mengapa, aku akan meninggalkanmu beberapa hari hingga amarahmu reda”.
[Sumber: Kitab Shuwar Min Hayati Shahabah]