Maryam Di Bawah Asuhan Nabi Zakariya ‘Alaihissalam

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزْقًا قَالَ ياَمَرْيَمُ أَنَّى لَكِ هَذَا قَالَتْ هُوَ مِنْ عِندِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَرْزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

 {44}

” Maka Rabbnya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya sebagai pemeliharanya. …” (QS. Ali ‘Imraan: 37)

Kalangan ahli tafsir banyak yang menyebutkan bahwa setelah melahirkan, ibu Maryam, yaitu Hannah membungkusnya dengan kain lalu berdiri dan berangkat ke Masjid. Setelah itu, dia menyerahkan anaknya itu kepada para ahli ibadah yang tinggal di masjid tersebut. Anak itu (Maryam) adalah puteri imam mereka dan pemilik tempat ibadah mereka, yaitu ‘Imran. Oleh sebab itu mereka saling berselisih pendapat (berebut) untuk mengasuhnya (merawatnya).

Dan yang nampak adalah bahwa ibunya menyerahkan anak itu kepada mereka setelah masa persusuannya, dan pemeliharaan seperti anak-anak kecil seusianya, sebelum diserahkan.

Ketika ibunya menyerahkannya kepada mereka, mereka berbeda pendapat tentang siapakah di antara mereka yang akan memeliharanya. Pada saat itu, Zakariya adalah Nabi mereka, dia menginginkan agar menjadi orang yang paling berhak terhadap pengasuhan Maryam di karenakan isterinya adalah saudara perempuan Maryam atau bibinya, berdasarkan pada dua pendapat ulama. Maka mereka menentang hal itu dan menuntut supaya diadakan undian. Maka takdir berpihak kepada Zakariya ‘alaihissalam, maka keluarlah nama beliau dalam undian tersebut. Dan hal itu dikarenakan bibi seperti kedudukan ibu.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

…وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا … {37}

”….Dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya….” (QS. Ali ‘Imraan: 37)

Maksudnya, (hal itu) disebabkan karena dia menang atas mereka dalam undian. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

 ذَلِكَ مِنْ أَنبَآءِ الْغَيْبِ نُوحِيهِ إِلَيْكَ وَمَاكُنتَ وَمَاكُنتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يُلْقُونَ أَقْلاَمَهُمْ أَيُّهُمْ يَكْفُلُ مَرْيَمَ وَمَاكُنتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يَخْتَصِمُونَ

{44}

”Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan pena-pena mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.” (QS. Ali ‘Imraan: 44)

Mereka bercerita, undian tersebut berlangsung dengan cara masing-masing mereka melemparkan pena-pena mereka yang ditandai dengan tanda yang menunjukkan pemilikinya, lalu mereka membawanya dan meletakannya di suatu tempat. Lalu mereka memerintahkan anak kecil yang belum baligh untuk megeluarkan (mengambil) salah satu pena-pena tersebut. Dan muncullah pena Zakariya ‘alaihissalam.

Lalu mereka meminta supaya diadakan undian yang kedua kalinya, yaitu dengan cara masing-masing mereka melemparkan pena mereka ke sungai, lalu pena siapa pun yang berjalan melawan arah aliran sungai, maka dia adalah pemenangnya. Lalu mereka pun melakukannya, maka pena Zakariya ‘alaihissalam berjalan melawan arus, sedangkan pena-pena yang lain berjalan searah aliran sungai.

Lalu mereka meminta diadakan undian yang ketiga kalinya, siapa di antara mereka yang pena-nya berjalan mengikuti arah aliran sungai, sedangkan pena-pena yang lain berbalik arah berjalannya sehingga naik ke hulu sungai maka dialah pemenangnya. Lalu mereka melakukannya dan Zakariya kembali memenangkan undian tersebut. Lalu dialah yang mengasuh Maryam, karena dialah yang paling berhak untuk mengasuhnya, baik menurut syari’at, dan takdir dari banyak sisi.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

…{ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزْقًا قَالَ ياَمَرْيَمُ أَنَّى لَكِ هَذَا قَالَتْ هُوَ مِنْ عِندِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَرْزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ {37

” …Setiap kali Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata:”Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini” Maryam menjawab:”Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa perhitungan.” (QS. Ali ‘Imraan: 37)

Para ahli tafsir menyebutkan:”Zakariya ‘alaihissalam telah memberikan tempat yang mulia/istimewa untuknya, yang tidak ada yang memasukinya selain dia (Maryam). Maka dia (Maryam) senantiasa beribadah kepada Allah dan menunaikan apa yang menjadi kewajibannya berupa pelayanan terhadap masjid (merawat, membersihkan dll, ed) jika datang gilirannya. Dan ia juga beribadah pada siang dan malamnya, sehingga ia menjadi menjadi contoh dalam ibadahnya di kalangan Bani Israil. Dan dia menjadi terkenal dikarenakan apa yang nampak darinya berupa keadaan yang terpuji, dan sifat yang mulia. Sampai-sampai setiap kali Zakariya ‘alaihissalam masuk ketempat ibadahnya dia mendapati rizki yang aneh yang ada bukan pada musimnya. Di antaranya Zakariya ‘alaihissalam mendapati buah-bauahan musim panas pada musim dingin, dan buah-buahan musim dingin di musim panas. Maka dia menanyakannya kepada Maryam ‘alaihissalam.”

{أَنَّى لَكِ هَذَا…{37

” … Dari mana kamu memperoleh (makanan) ini….” (QS. Ali ‘Imraan: 37)

Maryam menjawab:

{هُوَ مِنْ عِندِ اللهِ … {37

” … .Ia (makanan itu) dari sisi Allah…” (QS. Ali ‘Imraan: 37)

Maksudnya, rizki tersebut telah diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadaku:

…{ إِنَّ اللهَ يَرْزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ {37

” … Sesungguhnya Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.” (QS. Ali ‘Imraan: 37)

Maka ketika itulah, dan dari situ (dari kejadian itu) pula Zakariya ‘alaihissalam berharap dengan sangat memiliki seorang anak dari tulang rusuknya, sekalipun ia sudah berusia lanjut.

هُنَالِكَ دَعَازَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَآءِ

{38}

”Di sanalah Zakariya mendo’a kepada Rabbnya seraya berkata:”Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar (Yang Mengabulkan) do’a.” (QS. Ali ‘Imraan: 38)

Sebagian ulama menyebutkan bahwa Zakariya ‘alaihissalam berkata: ”Wahai Dzat yang memberikan rizki kepada Maryam berupa buah-buahan yang bukan pada musimnya, karuniakanlah kepadaku seorang anak meskipun bukan saatnya lagi.” Mengenai kisah ini telah kami uraikan dalam kisah beliau (Zakariya ‘alaihissalam)

(Sumber: Kisah Shahih Para Nabi. Pustaka Imam Syafi’i hal 508-512 dengan sedikit perubahan dari Qashahul Anbiya’ karya Ibnu Katsir rahimahullah. Diposting oleh Abu Yusuf Sujono)