nikmat-imanTidak ada apa yang bisa memalingkan seseorang dari iman manakala kenikmatannya sudah merasuk dengan hati sanubari, saat kelezatannya sudah menyatu dengan jiwa dan saat rasanya yang manis terecap menyatu dengan darah dan daging. Jangankan iming-iming hidup makmur dan enak, siksaan dan penderitaan pun tak akan sanggup memalingkan. Itulah iman ketika cahayanya menyatu dengan relung hati sanubari, seperti apa yang dipilih oleh istri Fir’aun berikut ini.

Abu Ya’la meriwayatkan di Musnadnya dari Abu Hurairah berkata, “Sesungguhnya Fir’aun menancapkan patok sebanyak empat buah pada kedua tangan dan kedua kaki istrinya. Jika para penjaga Fir’aun berpencar darinya maka para malaikat menaunginya. Dia berkata, ‘Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam Surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang dzalim.’ (QS. At-Tahrim: 11). Maka Allah menampakkan untuknya rumahnya di Surga.”

Syaikh Nashiruddin al-Albani menyebutkan hadis ini di Silsilah al-Ahadis As-Shahihah (6/35) nomor 2508. beliau berkata di Takrijnya, “Diriwayatkan oleh Abu Ya’la di Musnadnya (4/1521-1522). Hudbah menyampaikan kepada kami dari Hammad bin Salamah dari Tsabit dari Abu Rafi dari Abu Hurairah bahwa Fir’aun… Begitulah hadisnya tercantum secara mauquf bukan marfu’ dan ia berstatus marfu’ karena ia tidak bisa dikatakan hanya berdasar kepada akal walaupun mungkin juga dari Israiliyat.

As-Suyuthi menyebutkannya dalam ad-Darrul Mantsur (6/245) secara mauquf, dia berkata, “Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan Baihaqi dari Abu Hurairah dengan sanad yang shahih.”

Diriwayatkan oleh al-Hakim (2/496) dia berkata, “Hadits shahih di atas syarat Syaikhain.” Dan disetujui oleh adz-Dzahabi.

Di antara sunnah Allah pada makhluknya adalah Allah akan membalas mereka jika mereka melanggar batasan-batasan-Nya, lebih-lebih jika makhluk itu melanggar rububiyah dan uluhiyah Allah. Apa yang terjadi pada taghut Mesir yang mengklaim rububiyah dan uluhiyah, Allah telah membalasnya dalam beberapa kesempatan yang terakhir adalah binasanya dia dan bala tentaranya karena tenggelam.

Di antaranya adalah Fir’aun mencari anak laki-laki di mana kematiannya ada di tangan anak itu. Maka Allah mengirim anak itu ke istananya dan menjadikan ibu ratu, istrinya menyukainya, maka anak itu diasuh di istana Fir’aun, dia menjaga dan mengawasinya dan dia membayar ibunya atas air susu yang diberikan kepada anak itu.

Di antaranya adalah Allah memasukkan iman ke dalam hati wanita tukang sisir putri Fir’aun. Wanita ini mengingkari uluhiyah dan rububiyah Fir’aun dan beriman kepada Allah Yang Maha Esa.

Termasuk dalam hal ini adalah berimannya istri Fir’aun kepada Allah dan ajaran yang dibawa oleh Musa Rasulullah. Maka Fir’aun menyiksanya dengan keras dan dia memohon kepada Allah supaya menyelamatkannya dari siksa Fir’aun dan memilihnya berpindah ke sisi-Nya, “Dan Allah membuat istri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata, ‘Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam Surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.” (QS. At-Tahrim: 11).

Hadits ini menyampaikan kepada kita bahwa ketika Fir’aun mengetahui istrinya telah beriman, dia memasungnya dengan empat buah patok di kedua tangan dan kedua kakinya. Patok-patok itu ditancapkan di empat anggota tersebut dan sepertinya Fir’aun memerintahkan agar kedua kaki dan kedua tangannya diikat dengan patok-patok tersebut.

Apa pun siksaan semacam ini termasuk siksaan yang keras lagi menyakitkan, oleh karena itu dia memohon kepada Allah supaya menyelamatkan dirinya dari Fir’aun dan perbuatannya, dan menyelamatkannya dari kaum yang dzalim dengan memanggilnya ke Surga rumah kenikmatan abadi.

Hadits ini memberitahukan bahwa malaikat menaungi wanita shalihah ini manakala tentara-tentara Fir’aun yang menyiksanya meninggalkannya. Sebagaimana hadis ini juga menyampaikan bahwa Allah menampakkan untuknya rumahnya di Surga sementara dia sedang disiksa.

Wanita ini telah membuktikan kepada Fir’aun kehinaan dan kenistaannya. Dia beriman kepada Allah sebagai Tuhan dan mengingkari ketuhanan dan rububiyah Fir’aun, jika Fir’aun adalah Tuhan seperti yang dia klaim maka istrinya tidak mungkin membelot, niscaya Fir’aun mampu mengembalikannya kepada keimanan, akan tetapi dia memilih berpisah dengan suaminya untuk kembali kepada Tuhan yang diimaninya.

Rasulullah bersabda, “Tiga perkara, barangsiapa memilikinya maka dia merasakan manisnya iman… Hendaknya dia membenci kembali ke kekufuran setelah Allah menyelamatkannya darinya sebagaimana dia membenci dimasukkan ke dalam api neraka.” Muttafaq alaihi. Wallahu a’lam.