Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

…وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَاْلأُنْثَى … {36} 

” …Dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan..” (QS. Ali ‘Imraan: 36).

Dahulu suara mayoritas di Barat mengatakan bahwa perempuan sama dengan laki-laki secara totalitas. Bahkan, keyakinan inilah yang paling diterima di tengah kalangan bangsa Barat, dan bangsa-bangsa yang meniru mereka, atau yang mengambil peradaban dari mereka. Keyakinan semacam ini (menurut mereka, ed) telah menjadi fondasi fondasi dari kemajuan dan peradaban, sedang yang lainnya tak lebih sebagai dasar keterbelakangan dan kemunduran. Sampai pada akhirnya pengetahuan Barat sendiri menjelaskan bahwa antara laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan-perbedaan dari sisi biologis, fisiologis dan psikologis.

Pertama dari sisi biologis.

Hal ini karena tampak di dalam perbedaan yang terdapat pada hormon testoteron (testis) milik laki-laki dan sel telur (ovum) miliki perempuan. Sel telur perempuan pada ujungnya terdapat bentuk bulatan kecil di mana hal itu tidak terdapat pada sel laki-laki, dan juga mengandung seluruh sel. Sehingga, seluruh sel perempuan berbeda dengan sel laki-laki. Demikian juga dengan ukuran dada, tinggi antara perempuan dan laki-laki, ukuran otak dan lain-lain.

Kedua dari sisi fisiologis.

Liver seorang laki-laki juga darahnya mengandung kualitas zat besi (kalsium) yang lebih besar. Darah seorang laki-laki yang disalurkan dari jantung ke seluruh tubuh tiap menit mencapai 32 liter, sedangkan darah seorang perempuan hanya 25liter saja. Kadar kemerahah di dalam darah seorang laki-laki mencapai 880 gram, dan pada perempuan hanya 664 gram. Oksigen yang digunakan pada setiap menit oleh seorang laki-laki mencapai 350 ml, sedangkan pada perempuan hanya 300 ml atau kurang dari itu. Hal ini akibat besarnya pekerjaan dan sedikitnya kemampuan darah di dalam mentransfer oksigen.

Karena itulah, Peres berkata dalam Ensiklopedinya:”Sesungguhnya hal itu akibat lemahnya darah perempuan dan berkembangnya akumulasi ketegangannya. Kita bisa lihat tekanan syarafnya (temperamennya) lebih kuat daripada temperamen laki-laki.”

Yang sudah jelas secara fisiologis adalah bahwa di sana terdapat perbedaan pada pita suara. Pita suara perempuan pendek dan tipis, sedang pita suara laki-laki panjang dan tebal.

Ketiga dari sisi psikologi.

Kita bisa temukan bahwa perasaan (naluri) aeorang perempuan berbeda dengan naluri seorang laki-laki. Karena tugas pokok perempuan adalah mendidik anak-anak dan menumbuhkan generasi-generasi penerus. Pekerjaan ini menuntut banyak perasaan dan kasih sayang yang mana hal itu tidak dimiliki oleh seorang laki-laki.

Karena perasaannya yang kuat itulah kita dapati perempuan sangatlah perasa dan mudah tersinggung. Ia tidak bisa menahan kemarahannya di kala terjadi sesuatu yang tidak disukainya, dan tidak bisa berpura-pura di dalam kegembiraannya saat bahagia.

Keempat dari sisi perbedaan akal.

Berbagai kajian telah menetapkan bahwa di sana terdapat banyak perbedaan dari segi rasionalitas antara seorang laki-laki dan perempuan. Seorang laki-laki selalu mengungguli perempuan dari segai kemampuan mekanik dan berpikir secara detail dan sistematis. Hal ini sebagaimana dia selalu mengunggulinya di dalam ujian-ujian ingatan (hafalan) dan menemukan konvergensi antarhakekat atau realitas, di samping ia lebih sabar pula dalam mengklasifikasi dan mendiversifikasikannya.

Dari itu semua, jelaslah kebohongan propaganda persamaan laki-laki dan perempuan, baik dari segi kemampuan maupun kesiapan yang bersifat kejiwaan dan sosial. Sesunggguhnya hakekat substansial yang telah ditetapkan oleh berbagai kajian sosial adalah bahwa seorang laki-laki tiadk mungkin sama dengan perempuan. Ini sebagaimana telah ditetapkan dalam al-Qur’an


…وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَاْلأُنْثَى … {36}

” Dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan.” [ (QS. Ali ‘Imraan: 36).

(Sumber: dinukil dari MUKJIZAT ILMIAH DALAM AL-QUR’AN, Muhammad Kamil Abdushshamad, penerbit Akbar dengan sedikit tambahan)