Edisi Th. XVIII No. 870/ Jum`at II/Sya’ban 1433 H/ 13 Juli 2012 M.

Secara bahasa “مَلاَئِكَةٌ” bentuk jama’ dari “مَلَكٌ”. Ia berasal dari kata “أَلُوْكَةُ” (risalah), dan ada yang menyatakan dari “لأَكَ” (mengutus), dan ada pula yang berpendapat selain dari keduanya.

Firman Allah, yang artinya, “Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. al-Fathir: 1).

Secara istilah malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah dari cahaya, selalu taat dan patuh kepada-Nya serta mengerjakan tugas-tugas-Nya. Firman Allah, yang artinya, “Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (QS. al-Anbiya`: 19-20).

Kita wajib beriman kepada malaikat. Allah berfirman, yang artinya, “Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan Hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. an-Nisa`: 136)

Nabi menjawab pertanyaan Jibril tentang iman, “Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, kepada Hari Akhir dan engkau beriman kepada takdir, yang baik maupun yang buruk.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Unsur-unsur yang harus ada di dalam keimanan kepada malaikat, yaitu;

1. Mengimani wujud (keberadaan)nya.
2. Mengimani nama-nama mereka seperti yang kita kenal sebagaimana yang termaktub di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah, maupun terhadap nama-nama yang tidak kita kenal.
3. Mengimani sifat-sifat mereka seperti sifat bentuk Jibril yang mempunyai 600 sayap yang menutup ufuk sebagaimana yang penah dilihat Nabi.
4. Mengimani tugas-tugas yang diperintahkan Allah kepada mereka yang sudah kita ketahui, seperti bacaan tasbih, dan menyembah Allah siang dan malam tanpa merasa letih.

Oleh karena itu, wujud atau keberadaan malaikat, nama-namanya yang Allah dan rasul-Nya jelaskan, wajib kita imani dan tetapkan, sedangkan yang tidak, kita kembalikan kepada yang Maha Mengetahui. Begitu pula tugas-tugas atau sifat malaikat yang dijelaskan oleh Allah dan rasul-Nya, wajib kita tetapkan, sedangkan yang tidak, maka kita kembalikan kepada-Nya. Allah berfirman, “Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (QS. al-Anbiya`: 20).

Nabi bersabda, “Langit berderit dan ia memang patut berderit, tidak ada satu tempat di langit seluas empat jari kecuali padanya malaikat berdiri kepada Allah atau ruku atau sujud.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).

Dalam hadits lain, “Di setiap hari Jum’at pada setiap pintu masjid para malaikat mencatat satu demi satu orang yang datang. Bila imam sudah duduk (di atas mimbar) mereka menutup buku-bukunya dan datang untuk mendengarkan dzikir (khutbah).” (HR.al-Bukhari).

Berapa jumlah malaikat?
Jumlah malaikat sangat banyak dan hanya Allah yang mengetahui. Seperti dalam kisah Mi’raj, Allah menunjukkan Baitul Mamur kepada Nabi, di sana terdapat tujuh puluh ribu malaikat yang setiap hari shalat, yang keluar dari tempat tersebut tidak lagi kembali. (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Anas).

Apakah malaikat memiliki jasad?
Malaikat memiliki jasad. Bukti bahwa mereka berjasad adalah firman Allah surat al-Fathir ayat di atas, juga Nabi pernah melihat malaikat Jibril dengan enam ratus sayap yang memenuhi ufuk.

Apakah malaikat berakal?
Malaikat itu berakal, Allah berfirman, yang artinya, “Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS. at-Tahrim: 6).

Jika mereka tidak berakal mana mungkin mereka melaksanakan tugas?
Allah juga berfirman, artinya, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat. Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata, Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman. Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”(Qs. al-Baqarah: 30).

Jika mereka tidak berakal, bagaimana mereka menjawab firman Allah?
Termasuk iman kepada malaikat, mengimani nama-nama sebagian malaikat yang Allah kenalkan kepada kita dan tugas-tugasnya.

Seperti malaikat penyampai wahyu Jibril ar-Ruhul al-Amin. Firman Allah, yang artinya, “Dia dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.” (QS. asy-Syuara`: 193-194).

Dan malaikat pembagi hujan yaitu malaikat Mikail. Sabda Nabi, “Tatkala seorang laki-laki berada di tanah lapang (gurun) dia mendengar suara di awan, Siramilah kebun fulan maka menjauhlah awan tersebut, kemudian menumpahkan air di suatu tanah yang berbatu hitam, maka saluran air di situ dari saluran-saluran yang ada telah memuat air seluruhnya.”(HR. Muslim).

Dan malaikat peniup sangkakala yaitu Israfil. Firman Allah, yang artinya, “Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya.” (QS. al-Kahfi: 99).

Dan sembilan belas malaikat penjaga Neraka, mereka itu adalah Zabaniyah. Pemimpinnya adalah Malik. Allah berfirman,yang artinya, “Tahukah kamu apakah (Neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Dan di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).” (QS. al-Muddatsir: 27-30).

“Mereka berseru, “Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja. Dia menjawab, Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini).” (QS. az-Zukhruf: 77).

Serta malaikat yang bertugas menjaga hamba dalam segala ihwalnya. Mereka adalah Muaqqibat atau Hafazhah. Allah berfirman,yang artinya, “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.” (QS. ar-Raad: 11).

“Dan Dia-lah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga.” (QS. al-An’am: 61).

Termasuk Hafazhah adalah para malaikat pengawas amal hamba yaitu al-Kiram al-Katibun. Allah berfirman, yang artinya,“Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Infithar: 10-12).

Ada pula malaikat maut, yaitu malaikat pencabut nyawa. Masyarakat mengenalnya dengan Izrail, namun nama ini tidak berdasar kepada dalil yang shahih, Allah berfirman, yang artinya, “Katakanlah, Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” (QS. as-Sajdah: 11).

“Sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.” (QS. al-An’am: 61).

Ada malaikat penjaga Surga. Allah berfirman, yang artinya, “Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam Surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke Surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah Surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.” (QS. az-Zumar: 73).

Ada malaikat yang berkeliling di bumi mencari halaqah-halaqah dzikir dan ilmu. Jika mereka mendapatkan, maka mereka duduk. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Ada malaikat yang diutus kepada janin yang berusia empat bulan untuk menulis rizki, ajal, amal dan apakah dia berbahagia dan sengsara. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Apa pengaruh Iman kepada malaikat bagi diri?
1. Mengetahui keagungan Allah, kekuatan-Nya, dan kekuasaan-Nya. Kebesaran makhluq pada hakikatnya adalah dari keagungan sang pencipta.
2. Syukur kepada Allah atas perhatian-Nya terhadap manusia sehingga menguasai malaikat untuk memelihara, mencatat amal-amal dan berbagai kemaslahatan yang lain.
3. Cinta kepada para malaikat karena ibadah yang mereka lakukan kepada Allah.
4. Berusaha untuk selalu taat dan meningkatkan ketaatan kepada Allah sebagaimana para malaikat senantiasa taat kepada Allah.
5. Senantiasa menyadari bahwa setiap apa yang kita lakukan, atau ucapkan senantiasa ada yang mencatatnya dengan baik.
6. Merasa takut dimasukkan ke dalam Neraka, karena penjaga-penjaganya sebagaimana yang Allah beritakan dalam firman-Nya, yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Qs. at Tahrim:6)

Demikianlah semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bis shawab. (Redaksi)

Sumber: 
Syarah Ushulil Iman, Ibnu Utsaimin.
Syarah al-Aqidah al-Wasithiyah, Ibnu Utsaimin.
Kitab Tauhid, Dr. Shalih bin Fauzan.