Allah ta’ala berfirman,

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ

“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), Kami segerakan baginya di dunia apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki.” (Qs. al-Isra : 18)

Perhatikan ayat ini !
Di sini Allah azza wajalla tidak berfirman, “Kami segerakan baginya apa yang dia inginkan.” Justru Allah azza wajalla berfirman, “apa yang Kami kehendaki” bukan apa yang dikehendaki manusia, juga, “bagi orang yang Kami kehendaki”.

Maka, ada orang yang diberi kekayaan dunia yang dia inginkan; ada orang yang diberi sebagian dari kekayaan dunia yang dia inginkan; dan ada pula orang yang tidak diberi sama sekali.
Sedangkan untuk urusan Akhirat setiap orang pasti akan memetik buah dari amal perbuatannya sepanjang dimaksudkan untuk mencari ridha Allah azza wajalla. Sesuai dengan firman-Nya,

وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا

Dan barangsiapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan dia beriman, maka mereka itulah orang yang usahanya dibalas dengan baik. (Qs. al-Isra : 19)

📚 (Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin, Syarh Riyadhush Shalihin, 1/18)