raidJAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengkritik Lembaga Sensor Film (LSF) Indonesia  atas beredarnya film “The Raid 2: Berandal” di bioskop-bioskop. Pasalnya, fim itu dinilai sadis dan tidak mencerminkan budaya Indonesia.

Wakil Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Asrorun Niam Sholeh, mengungkapkan hal ini saat dihubungi RoL pada Sabtu (5/4).

“Meskipun film itu diperuntukkan bagi orang dewasa, namun film “The Raid 2: Berandal” sangat sadis dan kejam serta tidak mencerminkan budaya Indonesia,” tegas Asrorun.

Asrorun pun mengaku sudah menonton film itu untuk kepentingan penelitian, tapi saat menonton tidak diminta dan diperiksa kartu tanda penduduk (KTP)-nya oleh petugas bioskop.

Jadi, papar Asrorun, LSF harus bertanggung jawab atas lolosnya adegan-adegan kekerasan dalam film “The Raid 2: Berandal” yang jelas tidak mencerminkan budaya bangsa.

Film besutan Gareth Evans tersebut merupakan sekuel dari “The Raid: Redemption”. Film ini masih berkisah tentang perjuangan polisi, Rama (Iko Uwais) untuk mengungkap sindikat narkoba ibu kota. (republika)