Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:


خَرَجْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلاَ نُرَى إِلاَّ الْحَجَّ حَتَّى إِذَا كُنَّا بِسَرِفَ أَوْ قَرِيبًا مِنْهَا حِضْتُ فَدَخَلَ عَلَىَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- وَأَنَا أَبْكِى فَقَالَ « أَنَفِسْتِ ». يَعْنِى الْحَيْضَةَ. – قَالَتْ – قُلْتُ نَعَمْ. قَالَ « إِنَّ هَذَا شَىْءٌ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَى بَنَاتِ آدَمَ فَاقْضِى مَا يَقْضِى الْحَاجُّ غَيْرَ أَنْ لاَ تَطُوفِى بِالْبَيْتِ حَتَّى تَغْتَسِلِى ». قَالَتْ وَضَحَّى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نِسَائِهِ بِالْبَقَرِ.

”Kami keluar (safar) bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dan tujuan kami hanyalah ibadah haji. Sampai ketika kami tiba di Sarif atau dekat dengannya, aku mengalami haid. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam masuk menemuiku sementara aku sedang menangis. Lalu beliau bertanya:”Apakah engkau mengalami nifas?” maksudnya adalah haid (menstruasi). ‘Aisyah berkata:”Aku jawab:’Iya.’” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Sesungguhnya ini adalah sesuatu yang telah Allah tetapkan (takdirkan) bagi kaum wanita dari anak cucu Adam. Maka lakukanlah amalan-amalan haji, hanya saja janganlah engkau Thahwaf di Ka’bah sebelum engkau mandi (setelah suci dari haidh).” ‘Aisyah berkata:”Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkurban dengan menyembelih seekor sapi yang diniatkan untuk semua isterinya.” (HR. Muslim no 2976)

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:


“إن هذا شيء كتبه الله على بنات آدم”

”Sesungguhnya ini adalah sesuatu yang telah Allah tetapkan (takdirkan) bagi kaum wanita dari anak cucu Adam.”

Adalah perkataan yang mengandung mukjizat, karena beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menetapkan suatu fakta ilmiah yang bertentangan dengan apa yang tersebar di kalangan Bani Israil kala itu, bahwa ia (haidh) pertama muncul di kalangan mereka.

Imam an-Nawawi rahimahullah ketika mensyarakh (menjelaskan) hadits ini berkata:”Sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dalam tentang haidh ’ Ini adalah sesuatu yang telah Allah tetapkan (takdirkan) bagi kaum wanita dari anak cucu Adam.”’, ini adalah hiburan peredam kesedihan baginya (‘Aisyah radhiyallahu ‘anha). Dan maknanya adalah bahwa haidh itu bukan hanya menimpa engkau saja (wahai ‘Aisyah), akan tetapi semua kaum wanita dari anak cucu Adam mengalaminya, sebagaimana buang air keci dan air besar dialami oleh kaum wanita dan laki-laki dan selain mereka. Imam al-Bukhari rahimahullah berdalil dalam Shahih-nya dengan keumuman hadits ini bahwasanya haidh/menstruasi terjadi pada semua wanita anak cucu Adam, dan dengan hadits ini juga beliau (al-Bukhari) mengingkari orang-orang yang mengatakan bahwa haidh pertama terjadi pada Bani Israil” (lihat Syarh Shahih Muslim)

Dan termasuk hal yang telah menjadi ketetapan adalah bahwa haidh memiliki kaitan secara organisme dengan sistem kehamilan pada tubuh wanita. Para dokter spesialis berkata:” Siklus menstruasi yang dialami wanita dari masa pubertas sampai masa menopause tidak lain hanyalah persiapan yang berulang-ulang untuk proses kehamilan. Maka rahim (kadnungan) mempersiapkan dirinya setiap bulan sekali untuk menerima kehamilan, jika tidak terjadi kehamilan, maka ia akan membersihkan sisa-sisa (efek) dari persiapan itu dan dikeluarkan (dari rahim), dan mulailah fase berikutnya. Dan hari pertama dari masa haidh adalah hari pertama dari siklus haidh (menstruasi), akan tetapi hari terakhir dari masa haidh adalah hari di mana berakhir sepenuhnya efek-efek menstruasi dari siklus sebelumnya. Maka haidh sebenarnya adalah tahapan bertumpuknya antara dua siklus yang berurutan.”

Maka jika sel telur wanita yang keluar dari ovarium beberapa hari sebelumnya bertemu dengan sperma laki-laki dalam masa penantiannya di tuba falllopi lalu ia (sel telur) bertemu dengan salah satu darinya (sperma), dan sel telur tersebut akan membentuk zygot.

Maka zygot ini tidak lama kemudian akan berjalan menuju rahim melalui tuba falllopi, lalu ia akan menemukan nutrisi dalam jumlah besar di dalam lendir tersebut. Dan ia menemukan bahwa membran dalam rahim menjadi tebal dan kaya akan nutrisi, lalu ia akan membuat rongga dalam rahim tersebut untuk tempat tinggalnya. Lalu ia (rongga tempat tinggalnya itu) ditutup, dan ia dicukupi dengan segala sesuatu yang dibutuhkan berupa makanan dan oksigen, sehingga ia tumbuh dan berkembang.

Adapun jika tidak terjadi penyerbukan, maka sel telur akan mati setelah 8 sampai 12 jam setelah proses pelepasannya (dari ovarium). Dan setelah itu hilanglah harapan mendapatkan kehamilan pada masa siklus ini. Maka mulailah rahim membersihkan diri dari unsur-unsur pendukung yang dipersiapkannya untuk menyambut kehamilan, sehingga kepadatannya berkurang, menyusut dan berkurang ketebalan dindingnya (dinding rahim). Suatu hal yang menyebabkan tertutupnya urat nadi yang berbentuk spiral yang membawa darah ke unsur-unsur pendukung kehamilan melalui urat nadi rahim. Jika urat nadi nadi ini tertutup maka matilah unsur-unsur pendukung kehamilan (yang ada dirahim) tersebut disebabkan terputusnya aliran (suali) darah kepadanya, dan akhirnya menjadi rusak (rapuh). Kemudian ia keluar (mengalir) melalui leher rahim, dan inilah yang dinamakan haidh (menstruasi).

Jadi haidh (menstruasi) adalah bagian dari stuktur organisme pada perempuan, sebagaimana ditetapkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau bersabda:


” إن هذا شيء كتبه الله على بنات آدم ” .

”Sesungguhnya ini adalah sesuatu yang telah Allah tetapkan (takdirkan) bagi kaum wanita dari anak cucu Adam.”

(Sumber:”الأربعون العلمية” karya ‘Abdul Hamid Mahmud Thahmaz, Darul Qalam. Diterjemahkan dan diposting oleh Abu Yusuf Sujono)