Rumah sebagai markas dan base camp keluarga memegang peranan sentral dalam memegang kebaikan dan kebahagiaan bagi anggotanya, di mana hal itu terwujud dengan menjunjung tinggi kaidah-kaidah agama dalam rumah karena ini menghadirkan kebaikan dan membuang jahu-jauh apa yang menyelisihinya karena ini menghadirkan keburukan. Bila kita menyaksikan rumah kebanyakan kaum muslimin, maka kita mendapatkan berbagai pelanggaran syariat, tidak hanya rumah orang-orang awam, tetapi rumah orang-orang yang katanya memahami agama. Semoga Allah membimbing.

Keberadaan bukan mahram

Kerabat suami yang bukan mahram atau orang lain, pembantu atau sopir atau tetangga berkhalwat dengan istri di rumah, ini berbahaya, karena bisa mengundang bisikan setan dan akhirnya terjadilah perbuatan dosa besar, kalau pun tidak sampai ke sana, paling tidak seorang wanita telah menampakkan auratnya kepada orang lain yang bukan mahramnya dan ini dilarang.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ” لاَ يَخْلُوَنَّ أَحَدُكُمْ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِي مَحْرَمٍ .”

Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan wanita kecuali bersama mahram.” (Muttafaq alaihi).

Ini tidak berarti mereka tidak boleh datang ke rumah atau ada di rumah, silakan datang tetapi hindari khalwat. Jika mereka ada di rumah maka harus ada orang ketiga, bisa suami itu sendiri atau mahram yang lain. Hal ini demi menutup bisikan-bisikan setan ke arah kemaksiatan. Tentang bahayanya khalwat kerabat suami yang bukan mahram secara khusus dengan istri, sampai-sampai Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam menyatakan bahwa dia adalah kematian.

وعن عقبة بن عامر رضي الله عنه ، أَنَّ رَسُوْْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ” إِيَّاكُمْ وَالدُّخُوْلَ عَلَى النِّسَاءِ ” ، فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ : أَفَرَأَيْتَ الحَمْوَ ؟ قَالَ : ” الْحَمْوُ المَوْتُ .”

Dari Uqbah bin Amir bahwa Rasulullah shalallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Hindarilah masuk kepada para wanita.” Seorang laki-laki Anshar berkata, “Bagaimana dengan kerabat suami?” Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam menjawab, “Kematian.” (Muttafaq alaihi).

Gambar makhluk bernyawa

Termasuk perkara yang menjauhkan barokah dan kebaikan dari rumah adalah gambar-gambar makhluk bernyawa, karena gambar-gambar itu membuat malaikat rahmat menolak masuk ke dalam rumah dan jika malaikat rahmat menolak masuk maka jauhlah rumah tersebut dari rahmat dan kebaikan.

Oleh karena itu Rasulullah shallallou ‘alaihi wasallam senantiasa menjaga rumahnya dari gambar makhluk bernyawa. Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Aisyah berkata, “Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam pulang dari perjalanan sementara aku menutup jendelaku dengan kain bergambar patung, ketika Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam melihatnya wajahnya berubah, beliau bersabda,

يَا عَائِشَةَ أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ القِيَامَةِ الذِيْنَ يُضَاهِؤُوْنَ بِخَلْقِ اللهِ .

‘Wahai Aisyah, manusia yang paling pedih siksanya pada Hari Kiamat adalah orang-orang yang membuat penyerupaan dengan makhluk Allah’.”

Hadits ini menetapkan larangan gambar makhluk bernyawa, Imam an-Nawawi rahimahulloh di Riyadhus Shalihin menulis sebuah bab yang bunyinya begini, “Bab diharamkannya gambar hewan ditikar atau batu atau baju atau dirham atau bantal atau dinar dan lain-lain dan diharamkannya memasang gambar di dinding, kelambu, surban, kain dan lain-lain serta perintah menghilangkan gambar”.

Di samping itu hadits di atas menetapkan illat (alasan hukum) dari larangan ini yaitu membuat penyerupaan dengan makhluk Allah, ini menepis anggapan sebagian orang yang berkata bahwa illatnya adalah ‘penyembahan’.

Ibnu Utsaimin di al-Qaul al-Mufid berkata, “Hadits ini menunjukkan bahwa setiap perupa diazab dan bahwa azabnya termasuk terpedih, dan bahwa hikmah dari hal itu adalah penyerupaan mereka dengan ciptaan Allah azza wajalla, bukan seperti yang diklaim oleh banyak orang bahwa mereka membuatnya untuk disembah selain Allah, hal itu lain lagi karena barangsiapa membuat sesuatu untuk disembah selain Allah maka ia termasuk ke dalam pengharaman walaupun tidak terwujud rupaka.”

Apa yang diucapkan oleh Ibnu Utsaimin selaras dengan sabda Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam yang lain dari Abu Hurairah sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim bahwa Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

قَالَ اللهُ تَعَالىَ ” وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذَهَبَ يَخْلُقُ كَخَلْقِيْ فَلْيَخْلُقُوْا ذَرَّةً ، أَوْ لِيَخْلُقُوْا حَبَّةً ، أَوْ لِيَخْلُقُوْا شَعِيْرَةً .”

“Allah Taala berfirman, ‘Dan tiada yang bertindak lebih zhalim daripada orang yang bermaksud menciptakan seperti ciptaanKu, maka cobalah mereka mencipta seekor semut kecil, atau sebutir biji-bijian, atau sebutir biji gandum.”

Kalau memang rumah mesti dihiasi dengan keindahan maka hindari yang bernyawa, ganti dengan pemandangan tumbuh-tumbuhan, lautan, danau dan lain-lain.

Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata, Aku mendengar Rasulullah bersabda,

كُلُّ مُصَوِرٍ فِى النَّارِ ، يُجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُوْرَةٍ صَوَّرَهَا نَفْسٌ يُعَذَّبُ بِهَا فِى جَهَنَّمَ . قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ : فَإِنْ كُنْتَ لاَ بُدَّ فَاعِلاً ، فَاصْنَعِ الشَّجَرَ وَمَالاَ رُوْحَ فِيْهِ .

“Setiap perupa berada dalam neraka, untuknya setiap rupaka yang dibuatnya akan diberi nyawa guna menyiksa dirinya dalam Neraka Jahannam. Ibnu Abbas berkata, ‘Kalau kamu harus melakukan maka gambarlah pohon dan yang tidak bernyawa” Wallahu a’lam.