Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللهُ وَاللهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ {54} إِذْ قَالَ اللهُ يَاعِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ثُمَّ إِلَىَّمَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ {55}

“ Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (Ingatlah), ketika Allah berfirman:”Hai ‘Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya.” (QS. Ali ‘Imraan: 55)

Dia juga berfirman:

فَبِمَا نَقْضِهِم مِّيثَاقَهُمْ وَكُفْرِهِمْ بِئَايَاتِ اللهِ وَقَتْلِهِمُ اْلأَنْبِيَآءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفُُ بَلْ طَبَعَ اللهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ فَلاَيُؤْمِنُونَ إِلاَّ قَلِيلاً {155} وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا {156} وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَىابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِن شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنْهُ مَالَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلاَّ اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَاقَتَلُوهُ يَقِينًا {157} بَل رَّفَعَهُ اللهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللهُ عَزِيزًا حَكِيمًا {158} وَإِن مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلاَّلَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا {159}

“Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan:”Hati kami tertutup”. Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka:”Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putera Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An-Nisaa’: 155-159)

            Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan bahwasanya Dia mengangkatnya (‘Isa ‘alaihissalam) ke langit setelah Dia me-wafat-kannya (me-wafat-kannya:  Menyempurnakan apa yang telah Dia tetapkan untuknya berupa masa tinggalnya bersama kaumnya) dengan cara menidurkannya, berdasarkan pendapat yang shahih (benar) yang dapat dipastikan kebenarannya, dan Dia menyelamatkannya dari orang-orang yang hendak menyakitinya dari kalangan orang-orang Yahudi yang mereka telah mengadukannya ke sebagian raja-raja Kafir di zaman itu.

            Maka raja tersebut memerintahkan untuk membunuh dan menyalib ‘Isa ‘alaihissalam. Lalu mereka pun mengepungnya di sebuah rumah di kota Baitul Maqdis, hal itu terjadi pada hari Jum’at sore malam Sabtu. Ketika tiba waktu masuknya mereka –para pengepung– (ke rumah yang di dalamnya ada ‘Isa ‘alaihissalam) Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan salah seorang pengikutnya yang hadir di situ mirip dengan diri ‘Isa ‘alaihissalam, dan mengangkat ‘Isa ‘alaihissalam ke langit melewati celah/lubang pada atap rumah tersebut, sedangkan para penghuni rumah tersebut melihatnya. Dan masuklah para parjurit pengepung tersebut dan mereka mendapati seorang pemuda yang telah diserupakan oleh Allah dengan ‘Isa ‘alaihissalam, lalu mereka pun menangkapnya karena mengira ia adalah ‘Isa ‘alaihissalam kemudian menyalibnya dan meletakkan duri di atas kepalanya sebagai bentuk penghinaan terhadapnya.

            Dan kebanyakan orang-orang Nashrani yang tidak melihat apa yang terjadi pada Nabi ‘Isa ‘alaihissalam pun menerima pemberitaan orang-orang Yahudi bahwasanya dia disalib. Dan oleh karena itu mereka pun sesat dengan kesesatang yang jelas, nyata, parah dan jauh.

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan dengan firman-Nya:

وَإِن مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلاَّلَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ … {159}

“Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya ...” (QS. An-Nisaa’: 159)

            Maksudnya adalah setelah turunnya dia (‘Isa ‘alaihissalam) ke Dunia pada akhir zaman sebelum hari Kiamat, karena sesungguhnya dia akan turun, dan membunuh babi, mematahkan salib, menghapuskan/membatalkan jizyah (upeti yang diberikan oleh orang kafir yang tinggal di Negeri Muslim sebagai jaminan keselamatan mereka) dan tidak menerima kecuali Islam. Sebagaimana telah kami jelaskan hal ini dengan menyebutkan hadits-hadits yang datang dalam masalah ini ketika menafsirkan ayat yang mulia ini dari surat an-Nisaa’.  Dan sebagaimana pula akan kami ketengahkan secara rinci dalam kitab “al-Fitan wal Malahim” ketika menceritakan tentang Dajjal. Maka akan kami sebutkan hadits-hadits yang datang dalam masalah turunnya al-Masih al-Mahdi (al-Masih yang mendapat hidayah, maksudnya adalah Nabi ‘Isa ‘alaihissalam) dari sisi Allah yang Mahamulia untuk membunuh al-Masih ad-Dajjal si pendusta yang menyeru manusia ke jalan kesesatan.

            Berikut ini beberapa atsar tentang tatacara (proses) pengangkatan Nabi ‘Isa ‘alaihissalam ke langit. Ibnu Abi Hatim rahimahullah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma dia bercerita:” Ketika Allah hendak mengangkat ‘Isa ‘alaihissalam ke langit, dia (‘Isa) keluar menemui para Shahabatnya, sedangkan dalam rumah tersebut ada dua belas orang dari mereka –maksudnya dari kalangan Hawariyun/para penolong dan pembelanya- maka dia  keluar menemui mereka dari mata air (sumber air) di dalam rumah dalam keadaan kepalanya meneteskan air, lalu berkata:’ Sesungguhnya di antara kalian ada yang akan kufur kepadaku dua belas kali setelah beriman kepadaku.’ Kemudian dia berkata lagi:’ Siapakah di antara kalian yang mau diserupakan denganku  lalu ia terbunuh menggantikan posisiku dan ia bersamaku (di Surga), sederajat denganku?’ Maka bangkitlah seorang laki-laki yang paling muda usianya di antara mereka (untuk menyatakan kesiapannya). Maka dia (‘Isa) berkata kepadanya:’ Duduklah’ Kemudian dia mengulangi pernyataannya kepada mereka, lalu pemuda itu pun bangkit lagi, dan dia (‘Isa) berkata kepadanya:’Duduklah’ kemudian dia pun mengulangi ucapannya kepada mereka dan si pemuda itu pun bangkit lagi, lalu berkata:’ Aku’. Maka ‘Isa ‘alaihissalam berkata kepadanya:’Engkaulah orang itu’. Maka diserupakanlah ia (wajahnya) dengan ‘Isa ‘alaihissalam, dan diangkatlah ‘Isa ke langit melewati lubang (di atap) rumah tersebut.”

            Ibnu Abi Hatim rahimahullah berkata lagi:”Lalu datanglah pencarian dari orang-orang Yahudi terhadapnya (‘Isa), lalu merekapun menangkap orang telah diserupakan tadi, membunuhnya dan menyalibnya. Maka kafirlah sebagian mereka dua belas kali setelah sebelumnya beriman. Dan terpecah belahlah  mereka menjadi tiga kelompok, satu kelompok (di antara mereka) mengatakan:’Dahulu Allah ada di tengah-tengah kita (bersama kita), kemudian  Dia naik ke langit.’ Dan mereka adalah al-Ya’qubiyyah. Kelompok yang lain mengatakan:’Dahulu anak Allah bersama kami selama waktu yang Dia kehendaki kemudian dia diangkat oleh Allah ke sisi-Nya’ Dan mereka adalah an-Nasthuriyyah. Kelompok yang lain mengatakan:’Dahulu di tengah-tengah kami (bersama kami) ada hamba Allah dan rasul-Nya selama waktu yang Allah kehendaki kemudian Allah mengangkatnya ke sisi-Nya’ Dan mereka adalah kaum Muslimin. Lalu kedua kelompok yang kafir (dua kelompok pertama) bahu-membahu memerangi kelompok Muslim dan membhunuh mereka. Dan Islam tidak lagi muncul hingga Allah mengutus Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

             Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma: Dan itu adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

… فَأَيَّدْنَا الَّذِينَ ءَامَنُوا عَلَى عَدُوِّهِمْ فَأَصْبَحُوا ظَاهِرِينَ {14}

“…Maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.” (QS. Ash-Shaff: 14)

             Dan ini (riwayat ini) sanadnya shahih sampai ke Ibnu ‘Abbas sesuai dengan syarat Imam Muslim.

Al-Hasan al-Bashri berkata:”Umur ‘Isa ‘alaihissalam pada saat diangkat oleh Allah ke langit adalah tiga puluh empat tahun.

Dalam sebuah hadits juga disebutkan:

)يدخل أهل الجنة الجنة جرداً مرداً مكحلين أبناء ثلاثين أو ثلاث وثلاثين سنة ) رواه الترمذي (2545) وصححه الألباني في صحيح الجامع (7928(

Para penghuni Surga memasuki Surga dalam keadaan belum tumbuh rambut, dan jenggot dan memakai celak (pada mata mereka) dan usia mereka tiga puluh tahun atau tiga puluh tiga tahun.” (HR. at-Tirmidzi, dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahihul Jami’ (7928))

            Sedangkan dalam hadits yang lain disebutkan:

 على ميلاد عيسى و حسن يوسف

  (Kondisi penghuni Surga) seumuran Nabi ‘Isa ‘alaihissalam dan setampan Nabi Yusuf ‘alaihissalam.

(Sumber: Kisah Shahih Para Nabi. Pustaka Imam Syafi’i hal 596-601 dengan sedikit perubahan dari Qashahul Anbiyaa’ karya Ibnu Katsir rahimahullah, cetakan Dar Ibnul Jauzi. Diposting oleh Abu Yusuf Sujono)