Kemudian ia (‘Isa ‘alaihissalam) berkata dalam bentuk menyerahkan urusan kepada Rabbnya dan berlepas diri dari orang-orang Nashrani (kristen):


إِن تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ …

” Jika engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, …” (QS. Al-Maa’idah: 118)

Maksundya, mereka memang berhak atas hal tersebut (berhak mendapatkan siksa).


… وَإِن تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

” … Dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Maa’idah: 118)

Pemasrahan ini dan penyandaran kepada kehendak-Nya dengan syarat, tidak mengharuskan terjadinya hal tersebut. Oleh karena itu Dia berfirman:


… وَإِن تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ {118{

” ….Dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Maa’idah: 118)

Dan di dalam kitab at-Tafsiir (Tafsir Ibnu Katsir) telah kami sebutkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad rahimahullah dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam shalat malam dengan membaca ayat yang mulia ini sampai pagi:


إِن تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِن تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

” Jika engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Maa’idah: 118)

Dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


إني سألت ربي عزوجل الشفاعة لامتي فأعطانيها وهي نائلة إن شاء الله تعالى لمن لا يشرك بالله شيئا.

”Sungguh aku meminta Syafa’at kepada Rabbku ‘Azza wa Jalla untuk ummatku, maka Dia pun memberikannya kepadaku dan ia (syafa’at) akan diperuntukkan –Insyaa Allah- bagi siapa saja yang tidak berbuat syirik (menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala) dengan sesuatu apapun.” (hadits hasan dengan bebrapa syahidnya, diriwayatkan oleh Imam Ahmad rahimahullah)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


وَمَاخَلَقْنَا السَّمَآءَ وَاْلأَرْضَ وَمَابَيْنَهُمَا لاَعِبِينَ {16} لَوْ أَرَدْنَآ أَن نَّتَّخِذَ لَهْوًا لاتَّخَذْنَاهُ مِن لَّدُنَّآ إِن كُنَّا فَاعِلِينَ {17} بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهُ فَإِذَا هُوَ زَاهِقٌ وَلَكُمُ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُونَ {18} وَلَهُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ عِندَهُ لاَيَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلاَيَسْتَحْسِرُونَ {19} يُسَبِّحُونَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لاَيَفْتُرُونَ {20}

” Dan tidaklah Kami ciptalan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dengan bermain-main. Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan(isteri dan anak), tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian,(tentulah Kami telah melakukannya). Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang bathil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang bathil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensipati (Allah dengan sifat-sifat yang tak layak bagi-Nya). Dan kepunyaan-Nyalah segala yang ada di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (QS. Al-Anbiyaa’: 16-20)

Dan juga Dia Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


لَّوْ أَرَادَ اللهُ أَن يَتِّخِذَ وَلَدًا لاَّصْطَفَى مِمَّا يَخْلُقُ مَايَشَآءُ سُبْحَانَهُ هُوَ اللهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ {4} خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ بِالْحَقِّ يُكَوِّرُ الَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى الَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لأَجَلٍ مُّسَمًّى أَلاَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ {5}

” Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaan yang telah diciptakan-Nya.Dia-lah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan.Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Az-Zumar: 4-5)

Dia Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:


قُلْ إِن كَانَ لِلرَّحْمَنِ وَلَدٌ فَأَنَا أَوَّلُ الْعَابِدِينَ {81} سُبْحَانَ رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ {82}

” Katakanlah, jika benar (Rabb) Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka akulah (Muhammad) orang yang mula-mula memuliakan (anak itu). Maha Suci Rabb Yang mempunyai langit dan bumi, Rabb Yang mempunyai ‘Arsy, dari apa yang mereka sifatkan itu.” (QS. Az-Zukhruf’: 81-82)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman lagi:


وَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَّهُ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا {111}

” Dan katakanlah:”Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempuyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan tidak mempunyai penolong (untuk menjaga-Nya) dari kehinaan dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebenar-benarnya.” (QS. Al-Israa’: 111)

Dan Dia Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ {1} اللَّهُ الصَّمَدُ {2} لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ {3} وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ{4}

” Katakanlah:”Dialah Allah, Yang Maha Esa”. Allah adalah Ilah yang bergantung kepada-Nya segala urusan. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlaash: 1-4)

Dan dalam hadits shahih disebutkan, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwasanya beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


يقول الله تعالى: ” شتمنى ابن آدم ولم يكن له ذلك، يزعم أن لي ولدا وأنا الاحد الصمد الذي لم ألد ولم أولد ولم يكن لي كفوا أحد “.

”Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (dalam hadits Qudsi):’Anak Adam (manusia) padahal mereka tidak pantas melakukan hal tersebut. Dia (manusia) menklaim bahwa aku memiliki anak, padahal Aku adalah Esa, dan tempat bergantung yang Aku tidak beranak dan tidak dilahirkan, serta tidak ada sesuatupun yang setara dengan-Ku.’” (HR. al-Bukhari 3193)

Dalam hadits shahih yang lain juga diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, di mana beliau bersabda:


” لا أحد أصبر على أذى سمعه من الله، إنهم يجعلون له ولدا وهو يزرقهم ويعافيهم “.

”Tidak ada yang lebih sabar terhadap gangguan yang ia dengar dibandingkan Allah, sesungguhnya mereka menjadikan anak bagi Allah namun Dia (Allah) tetap memberi rizki kepada mereka dan memberi kesehatan kepada mereka.”(HR. al-Bukhari 7378 dan Muslim 2804)

Namun telah datang dalam hadits shahih juga dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwasanya beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


” إن الله ليملى للظالم حتى إذا أخذه لم يفلته ” ثم قرأ: ” وكذلك أخذ ربك إذا أخذ القرى وهي ظالمة إن أخذه أليم شديد

”Sesungguhnya Allah menunda (memberi tangguh) kepada orang yang zhalim sampai jika Dia menghukumnya Dia tidak akan melepaskannya.” Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam membaca ayat:


وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَآ أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ {102}

” Dan begitulah azab Rabbmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.” (QS. Huud: 102).” (HR. al-Bukhari 4686 dan Muslim 2583)
وَكَأَيِّن مِّن قَرْيَةٍ أَمْلَيْتُ لَهَا وَهِيَ ظَالِمَةٌ ثُمَّ أَخَذْتُهَا وَإِلَيَّ الْمَصِيرُ {48}

” Dan berapalah banyaknya kota yang Aku tangguhkan (azab-Ku) kepadanya, yang penduduknya berbuat zalim, kemudian Aku azab mereka, dan hanya kepada-Kulah kembalinya (segala sesuatu).” (QS. Al-Hajj:48)
نُمَتِّعُهُمْ قَلِيلاً ثُمَّ نَضْطَرُّهُمْ إِلَى عَذَابٍ غَلِيظٍ {24}

” Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras.” (QS. luqman:24)
قُلْ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللهِ الْكَذِبَ لاَيُفْلِحُونَ {69} مَتَاعٌ فِي الدُّنْيَا ثُمَّ إِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ نُذِيقُهُمُ الْعَذَابَ الشَّدِيدَ بِمَاكَانُوا يَكْفُرُونَ {70}

” Katakanlah:”Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak beruntung”. (Bagi mereka) kesenangan (sementara) di dunia, kemudian kepada Kami-lah mereka kembali, kemudian Kami rasakan kepada mereka siksa yang berat, disebabkan kekafiran mereka.” (QS. Yunus: 69-70)

Selain itu Dia Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:


فَمَهِّلِ الْكَافِرِينَ أَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا {17}

” Karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu yaitu beri tangguhlah mereka itu barang sebentar.” (QS. Ath-Thariq: 17)

(Sumber: Kisah Shahih Para Nabi. Pustaka Imam Syafi’i hal 570-578 dengan sedikit perubahan dari Qashahul Anbiya’ karya Ibnu Katsir rahimahullah. Diposting oleh Abu Yusuf Sujono)