Pada akhir surat Maryam Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا {88} لَّقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا {89}

”Dan mereka berkata:”Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak”. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar.” (QS. Maryam: 88-89)

Maksudnya adalah suatu ucapan yang besar dan mungkar serta kebohongan.


تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنشَقُّ اْلأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا {90}أَن دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا {91} وَمَايَنبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَن يَتَّخِذَ وَلَدًا {92} إِن كُلُّ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ إِلآ ءَاتِي الرَّحْمَنِ عَبْدًا {93} لَّقَدْ أَحْصَاهُمْ وَعَدَّهُمْ عَدًّا {94} وَكُلُّهُمْ ءَاتِيهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْدًا {95}

”hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak lagi Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.” (QS. Maryam: 90-95)

Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan bahwa tidak pantas bagi-Nya untuk memiliki seorang anak laki-laki. Karena Dia adalah pencipta segala sesuatu dan Pemiliknya. Dan segala sesuatu merasa butuh kepada-Nya, tunduk dan patuh kepada-Nya. Dan seluruh penduduk langit dan bumi adalah hamba-hamba-Nya, sedangkan Dia adalah Rabb mereka yang tidak ada Ilah (sesembahan yang Haq (benar)) tidak ada Rabb selain-Nya. Sebagaimana firman-Nya:


وَجَعَلُوا للهِ شُرَكَآءَ الْجِنَّ وَخَلَقَهُمْ وَخَرَقُوا لَهُ بَنِينَ وَبَنَاتٍ بِغَيْرِ عِلْمٍ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يَصِفُونَ {100} بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ أَنَّى يَكُونُ لَهُ وَلَدُُ وَلَمْ تَكُن لَّهُ صَاحِبَةٌ وَخَلَقَ كُلَّ شَىْءٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمُُ {101} ذَالِكُمُ اللهُ رَبُّكُمْ لآَإِلَهَ إِلاَّ هُوَ خَالِقُ كُلِّ شَىْءٍ فَاعْبُدُوهُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ وَكِيلٌ {102} لاَتُدْرِكُهُ اْلأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ اْلأَبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ {103}

”Dan mereka (orang-orang Musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka berbohong (dengan mengatakan):”Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan”, tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan. Dia pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. (Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Rabb kamu; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’aam: 100-103)

Maka, Dia Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan bahwasanya Dia-lah pencipta segala sesuatu, maka bagaimana mugkin Dia memiliki anak. Dan seorang anak tidak mungkin terjadi kecuali dari dua hal yang sebanding (semisal), padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak ada yang serupa, semisal, mirip dengan-Nya. Dan Dia tidak memiliki isteri, sehingga tidak punya anak. Sebagaimana firman-Nya:


قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ {1} اللَّهُ الصَّمَدُ {2} لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ {3} وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ{4}

”Katakanlah:”Dialah Allah, Yang Maha Esa”. Allah adalah Ilah yang bergantung kepada-Nya segala urusan. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan,
dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia.”
 (QS. Al-Ikhlaash: 1-4)

Maka tercapailah suatu ketetapan bahwa Dia adalah Maha Esa, yang tidak ada yang semisal dengan-Nya dalam dzat-Nya, sifat-Nya dan perbuatan-Nya.


اللَّهُ الصَّمَدُ {2}

”Allah adalah Ilah yang bergantung kepada-Nya segala urusan.” (QS. Al-Ikhlaash: 2)

Dia adalah Penguasa yang sempurna dalam ilmu-Nya, hikmah-Nya, rahmat-Nya dan seluruh sifat-sifat-Nya.
لَمْ يَلِدْ … {3}

”Dia tidak beranak ….” (QS. Al-Ikhlaash: 3)

Yakni, tidak lahir dari-Nya seorang anak pun.


… وَلَمْ يُولَدْ {3}

”…dan tiada pula diperanakkan.” (QS. Al-Ikhlaash: 3)

Dia tidak dilahirkan dari sesuatu sebelum-Nya.
وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ{4}

”dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlaash: 4)

Yakni, tidak ada yang sama, setingkat, sebanding dengan-Nya. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala membantah adanya makhluk yang setara dengan-Nya, yang mirip, lebih tinggi ataupun yang setingkat dengan-Nya. Maka tidak benarlah keyakinan bahwa Dia memiliki anak. Karena tidak ada seorang anak kecuali dia lahir dari dua hal makhluk yang setingkat atau yang setara. Dan Mahasuci Allah dari tuduhan keji dan dusta tersebut.

Allah Yang Mahatinggi dan Mahasuci berfirman:


يَاأَهْلَ الْكِتَابِ لاَ تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلاَ تَقُولُوا عَلَى اللهِ إِلاَّ الْحَقَّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَآإِلَى مَرْيَمَ وَرُوحُُ مِّنْهُ فَئَامِنُوا بِاللهِ وَرُسُلِهِ وَلاَتَقُولُوا ثَلاَثَةٌ انْتَهُوا خَيْرًا لَّكُمْ إِنَّمَا اللهُ إِلَهُُ وَاحِدُُ سُبْحَانَهُ أَن يَكُونَ لَهُ وَلَدُُ لَّهُ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ وَكَفَى بِاللهِ وَكِيلاً {171} لَّن يَسْتَنكِفَ الْمَسِيحُ أَن يَكُونَ عَبْدًا للهِ وَلاَ الْمَلاَئِكَةُ الْمُقَرَّبُونَ وَمَن يَسْتَنكِفْ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيَسْتَكْبِرْ فَسَيَحْشُرُهُمْ إِلَيْهِ جَمِيعًا {172} فَأَمَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدُهُم مِّن فَضْلِهِ وَأَمَّا الَّذِينَ اسْتَنكَفُوا وَاسْتَكْبَرُوا فَيُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا وَلاَ يَجِدُونَ لَهُم مِّن دُونِ اللهِ وَلِيًّا وَلاَ نَصِيرًا {173}

”Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al-Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan:”(Ilah itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Ilah Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.
Al-Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah). Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya. Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain daripada Allah.”
 (QS. An-Nisaa’: 171-173)

Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang Ahli kitab dan orang-orang yang menyerupai mereka dari bersikap berlebih-lebihan dan ekstrim dalam beragama. Dan hal itu adalah bentuk tindakan melampaui batas. Adapun orang-orang Nashrani (kristen) –yang Allah telah melaknat mereka- maka mereka telah berbuat ghuluw (berlebih-lebihan) dan ekstrim terhadap al-Masih (‘Isa bin Maryam), hingga mereka melampaui batas.

Padahal yang wajib atas mereka adalah meyakini bahwasanya beliau (‘Isa) adalah hamba Allah, Rasul-Nya, dan anak dari hamba perempuan-Nya (yaitu Maryam) yang masih gadis yang menjaga kemaluannya. Lalu AllahSubhanahu wa Ta’ala mengutus Malaikat Jibril ‘alaihissalam kepadanya, lalu dia meniupkan ruh kepadanya satu kali tiupan atas perintah Allah. Lalu dengan sebab tiupan tersebut Maryam mengandung anaknya, Isa‘alaihissalam. Dan ruh yang dihubungkan (ditiupkan) kepadanya dari Malaikat adalah ruh yang di-idhafah-kan (disandarkan) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan penyandaran yang menunjukkan kemulian dan penghormatan. Dan ia (ruh tersebut) adalah salah satu makhluk dari makhluk-makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana dikatakan:”Baitullah(rumah Alloh), Naqatullah (unta Alloh), ‘Abdulloh (hamba Alloh).” Demikian juga ”Ruhulloh” (ruh Alloh), ia (ruh) disandarkan kepada Allah dengan penyandaran yang menunjukkan penghormatan dan pemuliaan.

Dia dinamakan ‘Isa dikarenakan lahir tanpa ayah, dan dia juga ”Al-kalimat” yang darinya (kalimat) diciptakan dan dengan sebabnya (kalimat) dia ada, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:


إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِندَ اللهِ كَمَثَلِ ءَادَمَ خَلَقَهُ مِن تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُن فَيَكُونُ {59}

” Sesungguhnya misal (penciptaan) ‘Isa di sisi Alloh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya:”Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.” (QS. Ali ‘Imraan: 59)

Dan Dia berfirman:


وَقَالُوا اتَّخَذّ اللَّهُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَل لَّهُ مَا فيِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ كُلٌّ لَّهُ قَانِتُونَ {116} بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرضِ وَإِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُن فَيَكُونُ {117}

” Mereka (orang-orang kafir) berkata:”Allah mempunyai anak”. Maha Suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya. Allah pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya:”Jadilah”. Lalu jadilah ia.” (QS. Al-Baqarah: 116-117)

Dan Dia Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:


وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللهِ ذَلِكَ قَوْلُهُم بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِن قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ {30}

” Orang-orang Yahudi berkata:”Uzair itu putera Allah” dan orang-orang Nasrani berkata:”Al-Masih itu putera Allah”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir terdahulu. Dila’nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling.” (QS. At-Taubah: 30)

Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan bahwa orang-orang Yahudi dan Nashrani (semoga laknat Allah atas mereka), masing-masing dari dua kelompok tersebut mengaku-ngaku dengan kedustaan atas nama Allah bahwa Dia memiliki anak. Mahatinggi Allah dari apa yang mereka katakan.

Dan Dia juga mengabarkan bahwasanya mereka tidak memiliki sandaran (dalil) pada apa yang mereka sangka, melainkan hanya sekedar ucapan semata dan hanya mengikuti orang-orang mendahului mereka dalam mengucapkan statemen tersebut.

Dan hal itu dikarenakan para ahli filsafat –semoga Allah melaknat mereka-, mereka menyangka bahwa al-‘aql al-awal (inisiator pertama) adalah muncul dari sesuatu yang wajib keberadaannya (sesuatu yang harus ada) yang mereka ungkapkan dengan kata “Sebab dari segala sebab”, dan bahwasanya dari akal pertama muncul akal kedua, jiwa dan falak (galaksi). Kemudian dari yang (akal) kedua muncul yang demikian juga, hingga akhirnya akal tersebut menjadi sepuluh, jiwa menjadi sembilan dan falak menjadi sembilan dengan pertimbangan-pertimbangan rusak yang mereka sebutkan dan dengan pilihan-pilihan hampa yang mereka bawakan. Dan untuk membahas secara panjang lebar tentang mereka, menjelaskan tentang kebodohan mereka dan dangkalnya pemahaman mereka membutuhkan kesempatan khusus.

Dan demikian juga kelompok-kelompok (sesat) dari kalangan musyrik Arab, mereka menyangka –karena kebodohan mereka- bahwasanya Malaikat adalah anak-anak perempuan Allah, dan bahwasanya Dia berhubungan dengan jin perempuan sehingga terlahir dari keduanya para Malaikat. Mahatinggi Allah dari apa yang mereka katakan, dan Mahasuci Allah dari apa yang mereka sekutukan.

Sebagaimana firman-Nya:


وَجَعَلُوا الْمَلاَئِكَةَ الَّذِينَ هُمْ عِبَادُ الرَّحْمَنِ إِنَاثًا أَشَهِدُوا خَلْقَهُمْ سَتُكْتَبُ شَهَادَتُهُمْ وَيُسْئَلُونَ {19}

” Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan.Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaikat-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung-jawaban.” (QS. Az-Zukhruf: 19)

Dan firman-Nya:


فَاسْتَفْتِهِمْ أَلِرَبِّكَ الْبَنَاتُ وَلَهُمُ الْبَنُونَ {149} أَمْ خَلَقْنَا الْمَلاَئِكَةَ إِنَاثًا وَهُمْ شَاهِدُونَ {150} أَلآ إِنَّهُم مِّنْ إِفْكِهِمْ لَيَقُولُونَ {151} وَلَدَ اللهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ {152} أَصْطَفَى الْبَنَاتِ عَلَى الْبَنِينَ {153} مَالَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ {154} أَفَلاَ تَذَكَّرُونَ {155} أَمْ لَكُمْ سُلْطَانٌ مُّبِينٌ {156} فَأْتُوا بِكِتَابِكُمْ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ {157} وَجَعَلُوا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجِنَّةِ نَسَبًا وَلَقَدْ عَلِمَتِ الْجِنَّةُ إِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ {158} سُبْحَانَ اللهِ عَمَّا يَصِفُونَ {159} إِلاَّ عِبَادَ اللهِ الْمُخْلَصِينَ {160}

” Tanyakanlah (ya Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah):”Apakah untuk Rabbmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak laki-laki atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan(nya)? Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan: “Allah beranak”.Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta. Apakah Dia memilih (mengutamakan) anak-anak perempuan daripada anak laki-laki. Apakah yang terjadi padamu bagaimana (caranya) kamu menetapkan? Maka apakah kamu tidak memikirkan? Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata. Maka bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar.
Dan mereka adakan (hubungan) nasab antara Allah dan antara Jin.Dan sesungguhnya jin mengetahui bahwa mereka benar-benar akan diseret (ke neraka), Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan, kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan dari (dosa).”
 (QS. Ash-Shaafat: 149-160)

Dan firman-Nya:


وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ مُّكْرَمُونَ {26} لاَيَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُم بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ {27} يَعْلَمُ مَابَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ وَلاَيَشْفَعُونَ إِلاَّ لِمَنِ ارْتَضَى وَهُم مِّنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ {28}* وَمَن يَقُلْ مِنْهُمْ إِنِّي إِلَهٌ مِّن دُونِهِ فَذَلِكَ نَجْزِيهِ جَهَنَّمَ كَذَلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ {29}

” Dan mereka berkata:”Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak”,Maha Suci Allah. Sebenarnya(malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimulyakan, mereka itu tidak tidak mendahului-Nya dengan perkatan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tidak memberi syafaat melainkan kepada orang-orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. Dan barangsiapa diantara mereka mengatakan:”Sesungguhnya aku adalah ilah selain daripada Allah”, maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahanam, demikian Kami memberi balasan kepada orang-oramg zalim.” (QS. Al-Anbiyaa’: 26-29)

Dan juga firman-Nya:


الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُ عِوَجَا {1} قَيِّمًا لِّيُنذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِّن لَّدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا {2} مَّاكِثِينَ فِيهِ أَبَدًا {3} وَيُنذِرَ الَّذِينَ قَالُوا اتَّخَذَ اللهُ وَلَدًا {4} مَّالَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ وَلاَلأَبَآئِهِمْ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ إِن يَقُولُونَ إِلاَّ كَذِبًا {5}

” Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-Kitab (al-Qur’an) dan dia tidak mengadakan kebengkokan didalamnya; sebagai bimbingan yang lurus,untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan membawa berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik, mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya. Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata:”Allah mengambil seorang anak”. Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.” (QS. Al-Kahfi: 1-5)

Demikian juga firman-Nya:


قَالُوا اتَّخَذَ اللهُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ هُوَ الْغَنِيُّ لَهُ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي اْلأَرْضِ إِنْ عِندَكُم مِّن سُلْطَانٍ بِهَذَآ أَتَقُولُونَ عَلَى اللهِ مَالاَتَعْلَمُونَ {68} قُلْ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللهِ الْكَذِبَ لاَيُفْلِحُونَ {69} مَتَاعٌ فِي الدُّنْيَا ثُمَّ إِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ نُذِيقُهُمُ الْعَذَابَ الشَّدِيدَ بِمَاكَانُوا يَكْفُرُونَ {70}

” Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata:”Allah mempunyai anak”. Maha Suci Allah; Dia-lah Yang Maha Kaya; kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang di bumi. Kamu tidak mempunyai hujjah tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui? Katakanlah:”Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak beruntung”. (Bagi mereka) kesenangan (sementara) di dunia, kemudian kepada Kami-lah mereka kembali, kemudian Kami rasakan kepada mereka siksa yang berat, disebabkan kekafiran mereka.” (QS. Yunus: 68-70)… Bersambung Insya Allah…

(Sumber: Kisah Shahih Para Nabi. Pustaka Imam Syafi’i hal 552-562 dengan sedikit perubahan dari Qashahul Anbiya’ karya Ibnu Katsir rahimahullah. Diposting oleh Abu Yusuf Sujono)