kesabaranTidak seorang pun lolos dari musibah, sedih dan terkadang menangis, tetapi selalu ada takziyah, hiburan di belakangnya yang meringankan, kata-kata yang tepat, kalimat-kalimat yang menyejukkan, mendinginkan panasnya api musibah. 

Rasulullah menghibur putrinya yang anaknya wafat, “Sesungguhnya hanya milik Allah apa yang Dia berikan, hanya milikNya apa yang Dia ambil, hendaknya dia bersabar dan berharap pahala kepada Allah.” 

Abu Bakar ash-Shiddiq berkata, “Tidak ada musibah bersama takziyah, kesedihan mendalam tidak berfaidah, kematian lebih berat dari apa yang sebelumnya dan lebih ringan dari apa yang sesudahnya, ingatlah kematian Rasulullah, niscaya musibah kalian akan terasa ringan.” 

Ali bin Abu Thalib berkata, “Sabar dalam iman adalah seperti kepala bagi tubuh, tidak ada iman bagi siapa yang tidak punya sabar.” 

Muhammad bin Ali bin Husain berkata, “Sabar ada dua: Sabar saat musibah, ia baik dan indah, dan sabar di depan apa yang Allah haramkan, ia lebih utama.” 

Putra Khalid bin Abdullah al-Qasri wafat, para khatib menghiburnya panjang lebar, seorang tokoh kampung bangkit dan berkata, “Wahai Tuan Gebernur, bila engkau ingin memajukan kesabaran yang kamu akhirkan dan mengakhirkan kesedihan yang engkau majukan, lakukanlah.” Maka Khalid hanya mengingat ucapannya. 

Seorang putra Umar bin Abdul Aziz wafat, seseorang dari kerabatnya menghiburnya, Umar menjawab, “Perkara ini sudah kami ketahui sebelumnya, jadi bila ia terjadi, kami tidak memungkirinya.” 

Ibnu Abbas menghibur Umar atas anaknya, “Semoga Allah memberimu ganti darinya apa yang Allah memberinya ganti darimu.” 

Umar bin Abdul Aziz berkata, “Betapa bagus takziyah orang-orang Yaman, mereka berkata, ‘Semoga Allah tidak menghinakan dan memfitnah kalian, memberi kalian pahala seperti pahala kepada orang-orang yang bertakwa dan menetapkan shalat dan rahmat untuk kalian.” 

Sebagian ulama menulis kepada al-Manshur, “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya orang yang paling patut ridha dan menerima ketetapan Allah adalah seorang imam sesudah Allah dan tidak punya imam kecuali Allah.” 

Az-Zubair berdiri di atas kubur istri Abdurrahman bin Auf bersamanya, dia berkata, “Allah tidak membuat halamanmu sepi, tidak membuat rumahmu sunyi, tidak menyia-nyiakan pahalamu, semoga Allah merahmati istrimu dan memberimu ganti yang baik.” 

Seorang laki-laki ditinggal wafat anaknya, dia bersedih dan menjadi pendiam, kemudian dia berubah dan mulai tersenyum, dia ditanya, dia menjawab, “Lukanya sudah sembuh.” 

Hudzefah berkata, “Allah tidak menciptakan sesuatu kecuali ia kecil lalu membesar, kecuali musibah, Allah menciptakannya besar lalu mengecil.” 

Ath-Tha`i berkata, “Bila ada yang langgeng, itu bukan kesedihan.” 

Seorang laki-laki menulis kepada rekannya, “Sabar adalah sifat seorang mukmin, tekad orang yang bertawakal, sebab diraihnya keinginan, orang-orang yang sabar diberi pahala tanpa perhitungan.” 

Al-Ahnaf bin Qais mendapatkan musibah, dia tidak terlihat bersedih, orang-orang berkata kepadanya, “Kamu benar-benar penyabar.” Dia menjawab, “Kesedihan adalah pilihan terburuk, menjauhkan apa yang dicari, menghadirkan penyesalan dan membuat pemiliknya ditimpa malu.” Wallahu a’lam

Bahjatul Majalis, Hafizh Ibnu Abdul Bar.