Setiap insan membutuhkan Allah ‘Azza wa Jalla untuk mendatangkan kemaslahatan bagi diri mereka dan menolak bahaya yang menimpa mereka baik dalam perkara agama mapun perkara dunia. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

“Hai manusia, kamulah yang sangat butuh kepada Allah; dan Allah, Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu apapun) lagi Maha Terpuji.” (QS. Fathir: 15).

Maknanya, wahai manusia !, kalianlah yang mebutuhkan Allah ‘Azza wa Jalla dalam segala hal. Kalian tidak dapat lepas dari-Nya sekejap matapun. Dialah Allah ‘Azza wa Jalla Dzat yang tidak membutuhkan manusia dan tidak pula butuh kepada segala sesuatu dari makhluk-Nya. Dialah yang Maha Terpuji dalam Dzat-Nya, nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Dzat yang dipuji atas segala karunia-Nya. Sungguh, segala nikmat yang didapatkan manusia itu berasal dari-Nya. Maka, bagi-Nya pujian dan kesyukuran dalam segala keadaan. (Tafsir al-Muyassar,7/444)

Untuk mendapatkan kemaslahan dan dan menolak bahaya tersebut Allah ‘Azza wa Jalla mensyariatkan banyak hal, di antaranya adalah “Doa”, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Dan Rabbmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu’.” (Qs. Ghafir : 60)

Jadi, melalui doa seorang hamba meminta kepada Rabbnya segala sesuatu yang diperlukan baik berupa perkara agama ataupun perkara dunianya, karena gudang kekayaan seluruhnya hanya di tangan Allah ‘Azza wa Jalla. Dia ‘Azza wa Jalla berfirman,

وَإِن مِّن شَىْءٍ إِلَّا عِندَنَا خَزَآئِنُهُۥ وَمَا نُنَزِّلُهُۥٓ إِلَّا بِقَدَرٍ مَّعْلُومٍ

Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu (Qs. Al-Hijr : 21)

Allah ‘Azza wa Jalla Suka Jika Diminta

Maka, selalulah kita berdoa, meminta kepada-Nya Dzat yang Maha Kaya, seluruh kebutuhan kita, sampai pun dalam perkara yang terkesan remeh atau sederhana. Inilah yang tersurat dalam pesan Rasulullah shallallahu ‘alaiihi wasallam,

لِيَسْأَلْ أَحَدُكُمْ رَبَّهُ حَاجَتَهُ كُلَّهَا حَتَّى يَسْأَلَ شِسْعَ نَعْلِهِ إِذَا انْقَطَعَ

Hendaklah salah seorang di antara kalian memohon kepada Rabbnya seluruh kebutuhannya sampai memohon tali sendalnya apabila terputus (HR. at-Tirmidzi)

Sunggguh berdoa, meminta kepada Allah ‘Azza wa Jalla merupakan perkara yang dicintai-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaiihi wasallam bersabdaو

سَلُوا اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ فَضْلِهِ ، فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُحِبُّ أَنْ يُسْأَلَ

Mohonlah karunia kepada Allah, sesungguhnya Allah suka apabila diminta (HR. at-Tirmidzi).

6 Perkara Penting untuk Diminta

Meskipun secara prinsip meminta kepada Allah ‘Azza wa Jalla apa saja untuk kemaslahan dunia dan akhir tidak mengapa, namun seorang hamba hendaknya memperhatikan terhadap perkara-perkara yang penting sekali di mana di dalamnya terdapat kebahagiaan yang hakiki. Di antara perkara penting yang semestinya diminta adalah

1. Memohon Petunjuk

Di dalam sebuah hadits Qudsi terdapat isyarat yang menunjukkan betapa pentingnya petunjuk itu diminta. Rasulullah shallallahu ‘alaiihi wasallam bersabda, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلا مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ

Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semuanya itu sesat kecuali siapa yang Aku beri petunjuk. Maka, mintalah petunjuk kepada-Ku niscaya Aku beri kalian petunjuk. (HR. Muslim).

Maka dari itu, Allah ‘Azza wa Jalla menegaskan dalam firman-Nya,

مَن يَهْدِ ٱللَّهُ فَهُوَ ٱلْمُهْتَدِ ۖ وَمَن يُضْلِلْ فَلَن تَجِدَ لَهُۥ وَلِيًّا مُّرْشِدًا

Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapat seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya (Qs. al-Kahfi : 17)

Dan petunjuk itu ada dua macam;

Pertama, petunjuk yang bersifat global yaitu petunjuk kepada iman dan Islam dan hal ini terjadi untuk setiap Mukmin.

Kedua, petunjuk yang sifatnya terperinci yaitu petunjuk untuk mengetahui perincian-perincian bagian iman dan Islam, dan membantunya untuk mengerjakan hal itu. Dan hal ini dibutuhkan oleh setiap Mukmin malam dan siang hari, maka Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk selalu membaca pada setiap rakaat shalat mereka firman-Nya,

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ . اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus”. (Qs. al-Fatihah: 5-6)

Dan, mengingat pentingnya persolan petunjuk ini, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah memerintahkan untuk memintanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla, Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

قُلِ اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالسَّدَادَ

Ucapkanlah oleh kamu: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk dan kebenaran.” (HR. Muslim)

2. Memohon Pengampunan Dosa

Karena sesungguhnya permintaan terpenting yang diminta seorang hamba kepada Rabbnya adalah ampunan dari dosa-dosanya, keselamatan dari Neraka dan masuk Surga (Jami’ Ulumi wal Hikam, 2/41, 404).

Seorang hamba berhajat kepada memohon ampunan atas segala dosanya dari Allah ‘Azza wa Jalla, karena seorang hamba melakukan kesalahan di malam dan di siang hari dan Allah ‘Azza wa Jalla mengampuni dosa-dosa seluruhnya. Karena pentingnya perkara ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

يا أيها الناس توبوا إلى الله واستغفروه فإني أتوب إلى الله في اليوم مائة مرة أو أكثر من مائة مرة

Hai manusia !, bertaubatlah kalian kepada Allah dan beristighfarlah kepada-Nya karena sesungguhnya aku bertaubat dan meminta ampunan kepada Allah setiap hari 100 kali atau lebih dari 100 kali (HR. an-Nasa-i)

3. Memohon Surga dan Berlindung dari Neraka

Sebagaimana hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada seorang laki-laki “Apa yang kamu katakan dalam shalat ?” Dia menjawab, ”Saya bersyahadat kemudian saya memohon Surga kepada Allah dan aku berlindung kepada-Nya dari Neraka.”, demi Allah sungguh bagus pembicaraanmu dan juga pembicaraan Mu’adz, lalu Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam besabda, “Sekitar itu juga kami bercakap-cakap (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Perkataan Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, “ Sekitar itu juga kami bercakap-cakap “, yakni, sekitar memohon kepada Allah ‘Azza wa Jalla Surga dan berlindung memohon keselamatan dari Neraka.

4. Mohon Ampunan dan Keselamatan di Dunia dan di Akhirat

Sebagaimana hadits al-Abbas Ibnu Abdul Muthalib radhiyallahu ‘anhu ia berkata,” Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah ajarilah kepadaku sesuatu yang aku memohonnya kepada Allah !’ Lalu Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Mintalah kepada Allah kesehatan dan kekuatan.’ Lalu aku berdiam beberapa hari kemudian aku datang kembali dan berkata,’Wahai Rasulullah, ajarilah aku sesuatu yang aku memohonnya
kepada Allah !, lalu Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadaku,”Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah, mintalah kepada Allah keselamatan di dunia dan di akhirat (HR. at-Tirmidzi)

Dan hadits dari Abu Bakar as-Siddiq radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata di atas mimbar,

اسْأَلُوا اللَّهَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ؛ فَإِنَّ أَحَدًا لَمْ يُعْطَ بَعْدَ الْيَقِينِ خَيْرًا مِنْ الْعَافِيَةِ

Mintalah kepada Allah ampunan dan keselamatan, karena sesungguhnya seseorang tidaklah diberi setelah keyakinan sesuatu yang lebih baik dari keselamatan (HR. at-Tirmidzi)

5. Memohon Keteguhan di atas Agama dan Akibat yang Baik pada Setiap Urusan

Sebagaimana hadits Abdullah bin ‘Amr bin Ash , beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ ، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَىطَاعَتِكَ

Sesungguhnya hati-hati anak Adam seluruhnya di antara dua jemari dari jemari Allah yang Maha Pengasih. Seperti satu hati, yang mana Allah mengelolanya sesuai dengan apa yang Dia kehendaki. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ya Allah, Dzat yang membolak-balik hati, tetapkanlah hati-hati kami di atas ketaatan kepada-Mu.” (HR. Muslim)

Dan dari hadits Ummu Salamah ketika ditanya tentang doa yang banyak diucapkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika di sisi-nya, dia menjawab bahwa Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam banyak berdoa,

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

“Wahai Dzat yang membolak balikan hati, tetap teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. at Tirmidzi, Ahmad dan al-Hakim)

Dan juga hadits Busr bin Arthaah, ia berkata bahwa aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

Ya Allah, jadikanlah akibat (akhir) seluruh urusan kami akhir yang baik dan selamatkanlah kami dari kehinaan dunia dan azab akhirat (HR. Ahmad)

6. Memohon Kenikmatan yang Langgeng dan Perlindungan dari Hilangnya Kenikmatan Tersebut

Nikmat yang paling agung adalah mendapatkan petunjuk kepada agama Allah (Islam) sebagaimana hadits Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa,

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي، وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي، وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ

Ya Allah, perbaikilah bagiku agamaku penjaga segala urusanku dan perbaikilah bagiku duniaku yang di dalamnya terdapat kehidupanku dan perbaikilah bagiku akhiratku yang merupakan tempat kembaliku, dan jadikanlah kehidupan ini bagiku tempat bertambahnya setiap kebaikan, dan jadikanlah kematian itu istirahatku dari segala kebururukan. (HR. Muslim).

Wallahu a’lam

(Redaksi)

Referensi :

  1. At-tafsir al-Muyassar, Sekumpulan Ulama Pakar Tafsir
  2. Syuruthu ad-Du’a Wa Mawani’u al-Ijabah, Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qahthani