SrilangkaKOLOMBO– Sebagai kaum minoritas, di beberapa tempat kaum muslimin kerap menjadi sasaran kebencian dari kelompok-kelompok yang lebih banyak jumlahnya. Tindakan diskriminasi pun kerap kaum muslimin dapatkan dari kelompok-kelompok tersebut. Satu hal yang amat disayangkan ketika orang-orang sibuk membicarakan HAM dan bahkan menempatkannya setinggi-tingginya.

Myanmar contohnya. Beberapa waktu lalu – hingga sekarang – etnis muslimin Rohingya menjadi salah satu etnis dengan kondisi paling mengenaskan. Hidup di tengah-tengah mayoritas Budha, kaum muslimin Rohingya menjadi kaum yang teraniaya, terusir dan bahkan terasing di negaranya sendiri. Belum lagi tekanan dari pemerintah Myanmar yang ditujukan untuk etnis Rohingya serta tidak menganggap mereka sebagai bagian dari sejarah Myanmar.

Di Srilanka, kondisi sama tapi tak serupa juga di alami kaum muslimin yang hidup di sana. Gesekan dan tindakan rasial terhadap kaum muslimin beberapa kali terjadi. Bulan Juni lalu, sekitar 200 an demonstran yang dipimpin biksu Budha berkumpul di sebuah pusat agama Islam di Kolombo dan meneriakkan yel-yel untuk menutup tempat tersebut. Bahkan para pengunjuk rasa juga melemparkan batu serta daging busuk ke arah masjid di wilayah tersebut.

Sebelumnya pada April, sebuah masjid di kawasan Dambulla juga mendapatkan serangan dari para demonstran dan mereka mengklaim bahwa masjid yang sudah berdiri sejak tahun 1962 adalah bangunan yang illegal.

Menyikapi kondisi tersebut dan seolah tidak ingin terjadi masalah lebih besar seperti yang terjadi di Myanmar, Presiden Srilanka Mahinda Rajapakse kemarin mengumpulkan sejumlah biksu dan tokoh agama Budha setempat untuk berdialog. Sebagai upaya untuk mencegah terjadinya tindakan diskriminasi terhadap kaum minoritas, Presiden Mahinda Rajapakse menghimbau para biksu agar menghindari dari menghasut kebencian terhadap agama lain.

“Tidak masalah untuk mengajak dan memperkuat agama Budha, tetapi harus dilakukan tanpa menimbulkan konflik dengan agama-agama lain” kata Presiden pada Senin (28/1) seperti dikutip dari onislam.

Pemimpin Srilanka ini juga membahas cara-cara untuk menghentikan gelombang serangan terhadap kaum muslimin yang terjadi di beberapa negara Asia. Upaya Presiden tentu saja sedikit banyak harus mendapatkan apresiasi dari negara lain.

Sebelumnya pekan lalu, NM AMeen, Ketua Dewan Muslim Srilanka (MSCL) dan anggota parlemen muslim telah menyuarakan pertemuan dengan Presiden untuk membahas tindakan dan upaya diskriminasi terhadap muslim.

[Sumber: www.gemaislam.com]