memilihJAKARTA – Terkait hajatan akbar yang akan digelar di negeri ini yaitu pemilu legeslatif 2014 yang dijadwalkan tanggal 9 april mendatang, MUI ikut andil memberikan sikapnya kepada masyarakat muslim di Indonesia dengan memberikan tausyiah kebangsaan saat konferensi pers di sekretariat MUI di Jakarta, rabu (19/3).

Di antara point yang sangat ditekankan ialah agar masyarakat Indonesia, khususnya kaum muslimin untuk menggunakan hak pilihnya dengan sebaik-baiknya, bukan hanya sebagai pelaksanaan konstitusi melainkan secara cerdas, bertanggung jawab dan menggunakan kalbu.

Mengenai kriteria calon legislatif yang hendak dipilihnya, MUI juga menekankan dan menghimbau rakyat Indonesia, khususnya kaum muslimin untuk memilih mereka yang memiliki sifat beriman, bertakwa, jujur (siddiq), terpercaya (amanah), aktif dan aspiratif (tabligh), memiliki kemampuan (fathonah), berakhlak karimah dan memiliki komitmen kenegarawanan dan kebangsaan yang tinggi. Kriteria empat akhlak kenabian ini harus menjadi pertimbangan pokok agar tidak salah dalam memilih calon legeslatif.

“Supaya jangan sampai yang terpilih itu yang tidak memenuhi kriteria-kriteria itu tadi,” tegas Din Syamsudin menambahkan.

Bahkan Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menyatakan menggunakan hak pilih sebagai warga negara dalam Pemilu 2014 sebagai sebuah kewajiban, mengingat pentingnya urusan berbangsa dan bernegara.

“Menurut perspektif MUI, karena berbangsa dan bernegara itu begitu penting, apalagi untuk mencapai cita-cita nasional maka kami meyakini bahwa kepemimpinan itu penting. Oleh karena itu memilih kepemimpinan adalah kewajiban, bukan lagi hak,” kata Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI Pusat Din Syamsuddin di kantornya, Rabu (19/3).

Meski demikian, Din menegaskan bahwa takaran wajib tersebut bukan berdasarkan hukum Islam, melainkan faktor pentingnya urusan memilih kepemimpinan yang tepat.

“Wajib tapi bukan sebagai hukum Islam yang nantinya akan berdosa kalau tidak dilakukan. Yang jelas ini mencegah supaya yang terpilih nantinya bukan calon yang tidak memenuhi kriteria kepemimpinan yang baik,” kata Din yang juga menjabat sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut.

Sejumlah jajaran pejabat tinggi Dewan Pengurus MUI Pusat hadir dalam penyampaian taushiyah tersebut, seperti Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat Anwar Abbas, Ketua Bidang Ukhuwah Islamiyah KH Umar Shihab, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri KH Muhyiddin Junaidi serta Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Lingkungan Hidup dan Seni Budaya Natsir Zubaidi.

Sumber: republika/mui

Oleh: Saed As-Saedy