Nama dan Nasabnya

Beliau adalah Safinah bin Abu Abdirrahman, atau sering dipanggil Abu Bukhtari, seorang budak yang telah dimerdekakan. Sebelumnya beliau adalah bekas budak dari Ummu Salamah [i]radhiyallahu ‘anha[/i] istri Nabi [i]shallallahu ‘alaihi wasallam[/i], kemudia ia [i]radhiyallahu ‘anha[/i] memerdekakanya dengan syarat setelah dimerdekakan ia harus melayani Rasulullah [i]shallallahu ‘alaihi wasallam[/i] selama hidupnya.

Adapun nama asli beliau maka para ulama berbeda pendapat tentangnya, Al-Waqidi berkata: “Namanya Mihran Ibnu Farukh”, Muhammad bin Said berkata: “Namanya adalah Najran”. Beliau dilahirkan di Arab, namun Asal beliau adalah keturunanpersia. Dia adalah Safiah bin Mafinah.

Diantara Kedudukannya Bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

Diriwayatkan dari Hasyraj bin Nubatah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Aku bertanya kepada Safinah tentang namanya, maka ia berkata: “Aku akan memberitahukan kepadamu tentang namaku, namakuku adalah (sebuah) Qiasan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam-lah yang menamaiku Safinah”. Aku (Hasyraj bin Nubatah) berkata: “Kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menamaimu Safinah?”. (Safinah) berkata: “Para shahabat radhiyallahu ‘anhum keluar (safar) bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka merasa kepayahan membawa barang-barang bawaan mereka. maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Bentangkanlah kainmu”. Maka Aku (safinah) membentangkannya, kemudian beliau menaruh barang-barang tersebut diatasnya dan membebankannya kepadaku, lalu berkata: “Bawalah ini, tidaklah engkau melainkan Safinah (perahu)”. Safinah berkata: “Seandainya pada waktu itu aku dibebani beban sebesar muatan satu ekor onta atau dua ekor ataulimabahkan enam, maka aku tidak akan keberatan”.

Beberapa hadits yang diriwayatkannya

Diriwayatkan dari Safinah dari Ummul Salamah (istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam) dia berkata: “Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang hamba tertimpa musibah kemudian ia mengucapkan إنا لله وإنا إليه راجعون، اللهم آجرني في مصيبتي واخلفني خيرًا منها, kecuali Allah memberinya pahala pada musibahnya dan memberikan ganti yang lebih baik darinya”. Ummu Salamah berkata: “Ketika Abu Salamah meninggal , Aku berkata: “Siapakah yang lebih baik dari Abu Salamah dari shahabat Rasulullah [i]shallallahu ‘alaihi wasallam[/i], maka Allah memberikan taufiqnya kepadaku untuk membaca: “اللهم آجرني في مصيبتي واخلف لي خيرًا منها”, maka aku dinikahi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Diriwayatkan dari Safinah Abi Abdirrahman: “Bahwasanya seorang laki-laki datang bertamu ke (rumah) Ali bin Abi Thalib, yang mana orang tersebut telah membuatkan makanannya, maka Fatimah berkata: “Seandainya kita mengundang Rasulullah dan makan bersama kita”, maka iapun mengundangnya. Maka datanglah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan menaruh tangannya pada kedua sisi pintu, kemudian beliau melihat tirai kain (ada hiasanya) yang di pasang di sisi rumah, maka beliaupun pulang. Fatimah pun berkata kepada Ali: “Susulah beliau, dan cari tau apa yang menyebabkannya pulang” maka aku pun (Ali) berkata: “Wahai Rasulullah apa yang menyebabkanmu pulang?”. Maka beliau berkata: “Sesungguhnya tidak boleh bagiku dan nabi sebelumku masuk rumah yang dihiasi (diperindah)”.

Sebagian Kisahnya

Safinah Maula Rasulullah SAW berkata, “Ketika itu aku menumpang perahu, tak ku sangka perahuku pecah. Aku menyelamatkan diri dengan menaiki salah satu papan perahu itu. Tiba-tiba angin kencang melemparkanku hingga aku berada dalam hutan yang dihuni seekor singa. Singa tersebut menghampiriku, maka aku berkata kepadanya, ‘Wahai Abu Harits –julukan untuk singa– aku ini Maula Rasulullah SAW.’

Kemudian kepalanya mengangguk, dia mendekatiku lalu mendorong-dorongku dengan bahunya hingga keluar hutan. Aku dihantarkan sampai ke pinggir sebuah jalan. Setelah itu singa mengaum. Sepengetahuanku ia mengucapkan selamat tinggal. Demikianlah akhir pertemuanku dengan seekor singa.”

Wafat beliau

Beliau wafat pada zaman Hajjad bin Yusuf.

[Sumber: http://islamstory.com/ar/%D8%B3%D9%81%D9%8A%D9%86%D8%A9-%D9%85%D9%88%D9%84%D9%89-%D8%B1%D8%B3%D9%88%D9%84-%D8%A7%D9%84%D9%84%D9%87,99 KISAH ORANG SHALIH, seperti dinukil dari al-Isti’ab, 2/684]